Chapter 14: Oyasumi, My Little Brother

307 23 0
                                    

Oyasumi, My Little Brother

Feel now

My lips of white

i kiss you here in my dream

a gentle prayer of love

.

.

Kelima anak berambut pelangi duduk rapi mengelilingi meja makan berbentuk persegi panjang. Mereka mengambil posisi masing-masing—tempat mereka duduk saat masih tinggal bersama dulu. Akashi Seijuurou duduk di ujung, dimana kepala keluarga biasa duduk. Selanjutnya di bagian kanan ada Midorima Shintarou dan Murasakibara, sedang di seberangnya Aomine Daiki dan Kise Ryouta duduk bersebelahan seperti biasa.

Kelimanya diam memperhatikan makanan yang sudah tersaji dihadapannya. Ada banyak. Mulai dari berbagai jenis makanan dari daging kesukaan Aomine. Berbagai macam sayur, sup tofu juga tak absen. Juga salad dan pudding sebagai menu penutupnya.

Terharu juga, adik kecil mereka sampai repot-repot menyiapkan semua ini hanya untuk menyambut kepulangan Akashi dan Murasakibara ke Tokyo, sekaligus reuni keluarga kecil ini.

Uap-uap dari makanan masih terlihat jelas, baru matang. Kelihatannya enak, pikir mereka yang sudah kelaparan. Kuroko Tetsuya kemudian muncul dari arah dapur dengan setumpuk ayam goreng di tangannya. Piring—yang penuh dengan ayam goreng—itu diletakkan ditengah-tengah, sementara Kuroko memposisikan dirinya duduk di sebelah Murasakibara.

Apron berwarna merah muda sudah ditanggalkan. Sayang, padahal adik mereka manis sekali saat memakai itu. Beruntungnya Kise sempat mengambil potret dirinya diam-diam.

"Silahkan dimakan, hanya ini yang bisa aku siapkan. Semoga tidak mengecewakan."

"Kalau begitu, Itadakimasu-ssu!" Kise berucap semangat. Disebelahnya, Aomine Daiki langsung mengambil yakiniku dan gyudon dalam porsi yang banyak dan langsung melahapnya.

"Selamat makan." Akashi dan Midorima berucap bersamaan. Mengambil lauk seadanya dalam porsi normal. Murasakibara masih diam memperhatikan satu-persatu makanan diatas meja dengan tatapan malasnya.

"Murasakibara-kun tidak menyukai makanan yang aku buat?" Mendengar suara kecil dari sebelahnya, Murasakibara menengok. Mendapati manik bulat biru langit beserta wajah datar adiknya yang sedang memandangnya di bawah sana. Ia menggeleng cepat, bibirnya tersenyum tipis. "Tidak, aku baru akan memakannya."

"Hm. Begitu."

Baru saja Kuroko selesai menyendok nasi—suara berisik Aomine yang sedang berbicara dengan mulut yang penuh makanan membuat gerakan Kuroko terhenti. Netra sewarna langit musim panas memperhatikan. Selesai mengunyah dan menelan makanan yang ada dimulutnya dengan susah payah, Aomine berucap kembali—

"Tetsu makananmu kok rasanya hambar?" –dengan wajah tanpa dosa.

Crack!

'Bodoh, jangan berkata straight to the point seperti itu!'

Yang lain melempar death glare pada pemuda tan. Aomine Daiki menelan ludah, sadar kalau omongannya berpotensi menyinggung sang adik tersayang. Sepertinya yang lain juga merasakan hal sama, hanya saja mereka lebih bisa menahan keluhannya dalam hati.

Kuroko mencicipi daging yang baru saja di sendok Aomine, mengunyahnya sebentar. Alisnya bertaut ketika lidahnya bersentuhan dengan masakannya sendiri, setelah lama mengunyah dan menelan makanan yang ada di mulutnya, ia bergumam. "Ah, benar..

"Maaf, kalau begitu tidak usah dimakan, akan kubuang. Aku akan pesan makanan yang lebih layak makan daripada ini." Kuroko Tetsuya bangkit. Dua tangan baru ingin mengangkat mangkuk besar berisi Sup Tofu—makanan olahan tahu kesukaan Akashi. Saat itu pula, lima yang lain menyadari luka goresan di sekitar telapak tangan mulusnya.

From You to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang