12

6.9K 847 66
                                    

Jeno terdiam di taman rumah sakit

Dirinya merasa deja vu dengan apa yang di alaminya

Flashback on

"Uhuk!"

Renjun terbatuk dengan darah yang mengalir dari mulutnya

Dengan secepat kilat Yuta menekan tombol di samping ranjang Renjun

"Kak! Renjun kenapa?!" Pekik Shotaro

Jaemin mengguncang bahu Renjun keras

Jeno membeku melihat kejadian itu

Sedangkan Jaehyun dan Taeyong berusaha menenangkan Haechan dan Yangyang

Renjun menutup matanya di pelukan Jaemin

"RENJUN!"

Jeno menutup matanya dan tanpa sadar air mata mengalir dari matanya

"APA YANG SEBENARNYA TERJADI KAK?!"

"Maafkan kakak, kakak menyembunyikannya dari kalian, tapi ini permintaan Renjun" Ucap Yuta

Haechan yang mendengarnya geram

"Apa yang sebenarnya TERJADI KAK?!" Ucap Haechan emosi

Yuta menunduk

"Renjun mengidap leukimia"

"Hiks"

Tangisan yang di pendam Jeno akhirnya keluar

"Hiks, Renjun? Injun tidak akan meninggalkanku kan? Tidak kan?" Lirihnya

"Kenapa? Kenapa? KENAPA HIDUP TIDAK ADIL?!" Teriak Jeno

"KENAPA HARUS RENJUN?! KENAPA!!!!" Jeno mengacak rambutnya frustasi

Grep!

"Taro..."

Shotaro memeluk tubuh Jeno dari belakang

"Percayalah, dia tidak akan meninggalkan kita, Renjun kita kuat, Injun kuat! Dia tidak akan meninggalkan kita" Lirih Shotaro

Jeno hanya terdiam membalas pelukan Shotaro dan menangis bersama

Malam itu, bulan menjadi saksi bisu dari hancurnya mereka berdua

•••

PRANG!

PRANG!

"AKHHHH!!!! KENAPA?"

Jaemin melempar semua barang di kamarnya brutal

Ia pulang lebih dulu saat Renjun collapse

Katanya ia ingin mendinginkan pikiran

Namun, nyatanya ia tak bisa tenang jika memikirkan Renjun

Renjun

Renjun

Dan Renjun

"Tuhan Tolong sembuhkan Renjun"

Jaemin berlutut dan menunduk

Kepalanya menyentuh lantai dingin yang sedikit kasar

"Aku mohon....Renjun jangan tinggalkan aku" Lirihnya

Kamar itu menjadi tempat kehancurannya seorang Jaemin

•••

"Jangan, jangan, jangan RENJUN! AKU MOHON JANGAN AMBIL RENJUN DARIKU!" Pekikkan itu keluar dari mulut Haechan

Ia memukul dinding kamar mandi dengan keras sehingga membuat tangannya memar

"Renjun lelah?"

"Kau ingin beristirahat?"

"Istirahatlah, tapi aku mohon jangan terlalu lama"

"Aku membutuhkanmu"

"Kami semua membutuhkanmu"

"Injun dengar ini kan?"

"Injun jangan kemana-mana, cukup stay di samping Echan"

"Echan janji gak akan ganggu Injun lagi"

"Kita janji bakal kuliah bareng² kan?"

"Kita janji bakal nikah dihari yang sama kan?"

"Ayo wujudkan!"

"Jangan pergi dulu"

"Kita lahirnya di hari yang sama maka jangan tinggalkan kami dulu"

Lirihan demi lirihan terdengar dari mulut Haechan

"Hiks, kenapa? Kenapa Renjun? Kenapa harus dia?"

Haechan tidak kuat sungguh

Haechan tidak kuat tanpa Renjun

Haechan tidak bisa tanpa Renjun

Haechan ingin Renjun

Haechan tidak mau kehilangan Renjun

Haechan sungguh sangat menyayangu Renjun

•••

"Ren, aku tau itu pasti sakit banget ya?"

"Sakit banget sampai kamu gak bangun"

Yangyang terduduk bersandar di koridor rumah sakit yang sepi

"Ren, kau tau? Dari dulu kami selalu mengikutimu"

"Awal saat kami belajar berjalan mengikuti langkahmu yang lebih dulu bisa daripada kami"

"Aku rasa itu wajar saja karena kamu lebih dulu lahir dari kami kan?"

"Tapi sekarang aku sadar, langkahmu terlalu jauh untuk kami"

"Kami bahkan tidak dapat mengejarmu"

"Ren, ayo kembali"

"Ayo balikkan badanmu, kami tertinggal jauh disini"

"Ren, ayo pulang"

"Kami menunggumu"

"Jemput kami Ren"

"Kita lahir di hari yang sama kan? Maka jangan berlari terlalu jauh Ren kembalilah"

Yangyang tersenyum pedih

Sungguh, hatinya sesak namun disaat seperti ini ia pun tak bisa menangis keras

Ia hanya tersenyum diikuti dengan air mata yang mengalir

Bayangkan betapa sesaknya itu? Disaat kalian tersenyum sambil menangis

"Siapapun katakan pada Renjun untuk berhenti berlari, kami tidak mampu untuk mengejarnya"




















































































"Ayo Kembali Injun"

Leukimia|| NCT 00L✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang