Keduanya duduk tenang pada sofa ruang tamu, sang tamu menatap mata biru [m/n], sebaliknya [m/n] menatap iris emas. Ditengah suasana canggung yang [m/n] rasakan, seorang pelayan datang mengantarkan minuman. [M/n] memperhatikan tangan sang pelayan bergetar, terlihat gugup dan takut disaat bersamaan.
"I-ini minuman anda sekalian" Tuturnya, nadanya tidak lurus sama sekali. Tangan bergetarnya berusaha menaruh satu-persatu cangkir pada meja.
Sang pelayan melirik kearah Kiyo sekilas, melihat pria itu tersenyum tipis. Seketika membuat wajah sang pelayan yang ber-second gender beta tersebut bersemu. Tampan sekali, cantik juga, terlihat seperti orang yang lembut.
"Arigatou.." Senyumnya makin lebar kearah si pelayan. [M/n] seolah melihat arwah pelayan itu meninggalkan raga lewat mulutnya yang tersenyum, 'Apa ini kekuatan seorang omega cantik' batinnya sweetdrop.
Dari jarak cukup jauh, sepasang kakak beradik tiri memperhatikan. Manjiro, yang lebih muda bertanya pada Izana, pemuda 17 tahun. "Dia bukan temannya ayah?", Izana menunduk untuk melihat Manjiro yang mendongak kearahnya, "Aku sebelumnya tidak mengenali, tapi... Sekarang aku ingat!", "apa? Apa?" Tanya antusias Manjiro, "dia Hanazaki Kiyo,"
Manjiro menatap lugu dan mengedipkan beberapa kali kelopak matanya, tanda bahwa ia tidak mengerti. "Ah, iya kau belum tau.." Izana yang merasa bodoh, menggaruk belakang kepalanya karena itu. "Begini saja, posisi dia lebih tinggi [m/n]-nii, jadi [m/n]-nii memanggilnya sopan" Izana menjelaskan dengan lebih sederhana, tak lupa jari telunjuk yang menunjuk keatas. Manjiro mengangguk, mengerti dengan penjelasan Izana. Sebenarnya kalau Izana mau ia akan menjelaskan lebih rinci, tapi terlalu malas. (Inilah kenapa Natsuki menjelaskannya diakhir kemarin)
Saat mereka mulai mengintip lagi, tatapan mereka langsung beradu dengan sang kepala keluarga. [M/n] menghela nafas, "haah.. kalian ini ngapain sih disitu?" Kiyo tertawa, "nampaknya penasaran dengan 'ku, kenapa tidak kau suruh kemari?" Ajaknya dan [m/n] menatapnya, "apa anda yakin?" Kiyo membalas, "tidak masalah, lagi pula kau juga tidak bicara apa-apa" Seketika [m/n] malu sendiri. Ternyata Kiyo menunggunya bicara! Itu salahmu yang tidak bisa memulai pembicaraan [m/n]!
[M/n] 'pun memanggil mereka, "kalian berdua, kemarilah!" Perintah [m/n] segera mereka turuti, kedua anak itu kemudian duduk disisi [m/n] dengan Manjiro ditengah.
Kiyo akhirnya menatap Izana, "kita sebelumnya belum berkenalan dengan benar, kan?" Dengan wajah terlihat gugup Izana mengangguk. "Kalau gitu, Hanazaki Kiyo." Ujarnya to the point, lagi pula Izana sudah tau tanpa ia jelaskan "Ha'i, Kurokawa Izana desu. Keponakannya Sano [M/n]"
"Hn, Souka. Boleh 'ku panggil Izana?"
"Tanpa perlu ditanya 'pun.." Tidak perlu Izana lanjutkan untuk pria itu mengerti.
"Baiklah, Izana. Dan Mikey, kita tidak perlu berkenalan lagi, kan?" Manjiro mengangguk dengan senyum lebar, sekarang [m/n] tau siapa yang sebelumnya Kiyo panggil Mikey, tapi "kenapa Mikey?"
Ketiga orang itu langsung melihat kearah [m/n], seketika Kiyo tertawa, [m/n] tidak mengerti apa yang ditertawakan, pertanyaannya lucu?
"Ii'ya, ii'ya. Hanya, anak itu ingin panggilan keren, karena itu aku memanggilnya Mikey, benarkan?" Jelas Kiyo dan berbalik menanyai Manjiro, "un! Bagaimana ayah, nama 'ku keren kan?"
Entah, untuk beberapa alasan senyum manis Manjiro kali ini sedikit mengesalkan di mata [m/n]. "Mudah sekali ganti nama bagus-bagus yang ayahmu berikan, huh?" Manjiro terlihat cemberut, mengerucutkan bibirnya yang malah nampak lucu.
"Tapi itu keren! Akan ku buat semua orang memanggilku-- Ah-"
[M/n] menepuk pucuk kepala Manjiro kemudian membuat berantakan surai pirangnya, "coba saja" [m/n] menarik senyum menantang, "kalian! JIKA ADA YANG MEMANGGIL MANJIRO DENGAN MIKEY ADA HUKUMAN YANG MENUNGGU!" Seru lantang sang tuan menggema pada rumah. Tidak ada yang menjawab, tetapi [m/n] yakin semua mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SON【Tokyo Revengers】
FanfictionSon!Sano Manjiro/Mikey x Father!Male!Readers •••• Berpusat tentang dirimu dan masalah kotamu, Sakura. [M/n] adalah bukit, bukit licin yang sulit untuk di panjat. Tetapi ia memiliki celah mutlak, dan celahnya berusaha menghilangkan celah itu sendir...