"Aku mau tanya. Kenapa kau tiba-tiba mencoba terbuka?" Kenjiro bertanya sembari memakai kaos yang [m/n] pinjamkan. Tidak, ia asal comot saja dari lemari baju [m/n].
"Hng.... Karena perkataan pelayan pribadiku. namanya takemichi, pelayan yang paling sering menanyai apa yang 'ku inginkan" Jawab [m/n] malas dari ranjang. Ia berbaring tengkurap dengan wajah tenggelam pada bantal.
"Hoi.. Seolah aku tidak tau siapa Takemichi" Sebal Kenjiro, mereka sudah dari lama bersama jadi tidak mungkin ia tidak mengenal pria yang lebih tua dari mereka itu.
"Woy, setidaknya pakai baju! Kau mau kedinginan?" Kata-kata itu tidak cukup membuat [m/n] berpindah dari zona nyamannya. Pria dengan helai gelap berujung emas itu bergumam tidak jelas dibalik bantal.
Menghela nafas, Kenjiro mengambil setelan piyama dan membawanya mendekati [m/n]. Ia menepuk bahu kokoh pria itu agar mau bangun. Tapi, hasilnya tetap nihil.
"Woy, masih ada pertanyaan yang ingin 'ku tanyakan. Jangan tidur dulu!"
"Manusia butuh tidur!"
"Sudah kubilang setidaknya pakai bajumu!"
"Pakaikan"
"Manja amat!"
Dengan begitulah [m/n] terpaksa bangkit dan meraih baju yang Kenjiro sodorkan, "mau tanya apa?" Tanyanya seraya memakai baju.
"Apa yang pelayanmu itu katakan?" Kenjiro memutari ranjang, ia menempati bagian yang tidak [m/n] tempati.
"Dia bilang tentang Manjiro yang terus berbuat nekat untuk menarik perhatianku" Selesai memakai baju, ia kembali berbaring pada ranjang. Menyelimuti dirinya sendiri dan berbaring menghadap Kenjiro yang juga menghadapnya.
Pria itu menarik senyum, "ada apa?"
"Kau cantik." [M/n] memutar bola matanya, merasa begitu biasa.
"Heh, kenapa kau terlihat tidak percaya?"
"Hanya heran kenapa kau malah tertarik kepada Pria alpha lain"
"Entahlah. 'Ku pikir jika itu dirimu tidak masalah." Kenjiro menyeringai sambil menaik turunkan alisnya. Menggoda [m/n] tapi tidak berhasil. [M/n] kembali memutar matanya, setelah itu memutar tubuhnya memunggungi Kenjiro.
"Dah tidur sana--"
Tok tok
Suara ketukan itu membuat mereka berdua terdiam, "apa itu?" Tanya Kenjiro seraya bangun dari posisi, "asal dari pintu, coba buka" Perintah [m/n] tertuju pada pria gondrong tapi tampan tersebut.
Kenjiro mendengus tapi tetap turun dari ranjang, "iya-iya, hime" Ia berjalan menuju pintu kamar, membukanya dengan lebar tapi tidak menemukan siapapun. "Geh--apa hant--"
"Ayah!"
Ah, ia urungkan asumsi itu setelah menemukan dua bocah yang berdiri didepannya.
"Kenapa kalian belum tidur?" Tanya Kenjiro pada dua bocah itu. "Kami boleh tidur dengan kalian?" Bukannya menjawab, Keisuke malah bertanya balik.
Kenjiro mengangkat satu alisnya, ia berbalik untuk melihat [m/n] yang sekarang dalam posisi duduk setelah mendengar suara dua bocah.
"Ada apa Manjiro?" Tanya [m/n] kepada bocah pirangnya. Manjiro mendekat naik keatas kasur [m/n] dan memeluk pria itu, "aku boleh tidur dengan daddy?" Manjiro memasang puppy eyes agar ayahnya luluh, walau tidak perlu karena memang [m/n] mengijinkannya. "Hng... Tidurlah" [M/n] membaringkan putra kecilnya diikuti diri sendiri.
Kenjiro dan Keisuke melihat itu pun mendekat. Keisuke naik dahulu disusul ayahnya yang kemudian menyelimutinya. "Kenapa putra kecil ku ini jadi manja, hm?" Tanya Kenjiro usil pada anaknya, "hmph- karena Manjiro bilang ingin tidur dengan ayahnya! Lagian, kukira ayah akan tidur sendiri, kenapa kalian jadi berdua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SON【Tokyo Revengers】
FanficSon!Sano Manjiro/Mikey x Father!Male!Readers •••• Berpusat tentang dirimu dan masalah kotamu, Sakura. [M/n] adalah bukit, bukit licin yang sulit untuk di panjat. Tetapi ia memiliki celah mutlak, dan celahnya berusaha menghilangkan celah itu sendir...