Ciiiiieeeett---
Tepat pada saat mobil itu berbelok dan menukik, Kiyo berhasil keluar dengan mendobrak pintu. Ia terbanting dan terguling ke jalanan. Meskipun begitu Kiyo tidak merasakan lukanya, itulah gunanya latihan. Ah, belajar dibanting bertahun-tahun membuat tubuh Omega-nya kebal. Kiyo selalu diam-diam memuji pelatih kelakuan setannya itu.
'Sial, mereka sengaja melewati jalan sepi'
Si sopir keluar dari mobil menodongkan pistol kearahnya tetapi ia tidak menembak, saat itulah Kiyo sadar ia sudah terkepung dengan mendengar suara langkah kaki dari segala arah.
"Kalian... suruhan Kisaki?"
Orang-orang itu bergeming, setidaknya sebelum suara langkah kaki lain datang dari belakang sang supir. Supir itu minggir dengan masih menodongkan senjatanya. Tepat pada saat itulah tatapan Kiyo berubah begitu tajam, Kiyo beranjak dan ingin meraih Kisaki yang tetap diam. Lalu ia mundur, menyadari tangan dari Hanma akan meraihnya sebelum ia meraih sang boss.
Kiyo berdecih.
"Reflek yang bagus, tuan Hanazaki"
"Aku bukan Omega lemah yang bisa kalah hanya ditekan alpha" Kiyo menyeringai kemudian, dibalas hal yang sama oleh Kisaki, membuat Kiyo memasang kuda-kuda waspada.
"Ya karena itulah semua orang yang aku bawa kemari adalah Alpha!"
Kiyo membeku mendengar penuturan Kisaki, semerbak feromone alpha langsung menusuk hidungnya. Kiyo menutupi hidung dengan lengah berharap mengurai semua bau, walau berakhir percuma. 'brengsek, ini membuatku pusing' sang Omega merasakan kepalanya berputar mengikuti bau para alpha yang saling berbaur.
Zyuuut- duk
Kiyo jatuh terduduk karena kakinya menyerah untuk bertahan, nafasnya mulai sesak dan tubuhnya mulai memanas perlahan. Sial, kalo ia heat disini berakhir sudah. Kiyo adalah Omega bertanda, yang tertutupi perban sewarna kulit di tengkuknya, feromone alpha selain alpha-nya tidak akan terlalu berpengaruh tetapi jika sebanyak ini ia tidak akan kuat.
Yusuke menyeringai, merasakan sebentar lagi Kiyo akan pingsan. Tetapi hal itu tidak terjadi. Kiyo berdiri, dengan kaki sempoyongan dan juga wajah yang memerah, ia sudah dalam masa heat.
"Apa?! Bagaimana--"
"Sudah kubilang, kan? Aku... Tidak- akan kalah dari tekanan Alpha." Seringainya dan mengambil baton listrik dari tempat persembunyiannya.
---
"Izana, coba gunakan ini" [M/n] melempar sebilah pedang—Katana— kepada sang keponakan, dengan mudah ditangkap oleh satu tangan Izana. Izana menatap bingung, tetapi setelah melihat [m/n] membuka baju luarannya dan menyisakan T-shirt lengan pendek, Izana memasang kuda-kuda berpedang.
Manjiro minggir dari tempat dimana mereka berdua berdiri—ia berlatih dengan Izana sebelumnya—menuju beranda rumah dimana disana duduk Shinichiro dan Takemichi bersama tunangan Takemichi yang adalah Tachibana Hinata.
Hinata memberikan Manjiro sebotol air putih untuk diminum.
"Izana sepertinya kesulitan," Komentar Shin memperhatikan pamannya memojokkan Izana, "tapi cukup baik sekarang"
Selesai dengan minum Manjiro menoleh, merasa takjub dengan gerakan kedua orang yang sekarang saling bertarung.
"Apa aku bisa seperti mereka?"
"Tentu kau bisa" -Clank!! Jawab [m/n] diiringi suara pedang yang saling bertabrakan.
Ia mengayunkan pedangnya kearah pedang sang lawan, -clank berhasil melepaskan katana Izana dari tangannya dan melemparnya jauh di belakang sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SON【Tokyo Revengers】
FanfictionSon!Sano Manjiro/Mikey x Father!Male!Readers •••• Berpusat tentang dirimu dan masalah kotamu, Sakura. [M/n] adalah bukit, bukit licin yang sulit untuk di panjat. Tetapi ia memiliki celah mutlak, dan celahnya berusaha menghilangkan celah itu sendir...