Are we friends?

123 14 0
                                    

Kejadian malam itu sungguh membuat Donghyun frustasi. Entah kenapa itu sangat mengganggunya.

Donghyun yang sedang terlarut dalam pikirannya, tidak menyadari sosok yang tengah membuatnya frustasi sudah berada di depannya sambil menatapnya.

Saat ia menolehkan kepalanya, ia harus menjengit kaget dan itu berhasil membuat Joochan tertawa dengan puas.

" YAA!!!! " Bentak Donghyun

Joochan hanya tertawa puas melihat wajah donghyun yang memerah, entah karena jaraknya yang sangat dengan Joochan atau karena amarahnya.

" Ini masih pagi, dan kau sudah melamun. Apa yang mengganggu pikiranmu memangnya hm? "

Donghyun menenggelamkan wajahnya kembali di meja. Orang yang membuatnya seperti itu, kini malah ada dihadapannya. Ah ini membuat donghyun gila.

" Kau tidak mau menceritakannya padaku? "

Tak ada jawaban dari Donghyun, Joochan kemudian menyamakan wajahnya dengan donghyun. Ia ikut menenggelamkan wajahnya di meja dengan posisi wajah yang berhadapan.

Itu membuat detak jantung donghyun tak karuan. Jaraknya sangat dekat, bahkan ia bisa merasakan hembusan nafas Joochan.

" Kenapa? Ceritakan padaku "

Donghyun mengangkat kepalanya dan membenarkan posisi duduknya. Ia tidak tahan jika harus terus seperti ini. Tidak sehat untuk jantungnya.

" Tidak apa apa, hanya lelah saja " bohong Donghyun.

Ia tau, Joochan tidak akan berhenti bertanya sampai donghyun menjawabnya.

" Kalau lelah, tidurlah. Akan ku bangunkan jika prof. Lee sudah datang " ucap Joochan tersenyum ke arahnya.

Mau tidak mau, donghyun harus mengikuti dramanya sendiri. Tapi lumayan juga, ia bisa melanjutkan tidurnya.

Joochan tersenyum, saat melihat donghyun kembali menenggelamkan wajahnya dimeja. Sementara itu, Joochan menghadapkan tubuhnya ke depan dan kembali membaca buku yang ada ditangannya.

***

Donghyun berusaha untuk menghindari Joochan. Untuk sementara ini, sepertinya lebih baik seperti itu dari pada ia harus terbelit dengan situasi seperti kemarin.

Donghyun berusaha keras mencari alasan setiap Joochan mengajaknya makan atau pulang bersama. Beruntung, mereka mengambil departemen yang berbeda. Dan hanya sesekali saja mereka akan satu kelas.

Jika donghyun perhatikan, hanya dirinya yang bersikap seperti ini. Apakah Joochan tidak mengingatnya? Atau hanya dirinya saja yang merasa perubahan setelah itu?

Donghyun masih ingat dengat jelas, Joochan melakukannya. Sahabatnya itu sudah mencuri ciuman pertamanya pada malam itu. Perasaan donghyun mulai berubah semenjak itu. Ia tidak tahu kenapa jantungnya mulai berdetak dengan cepat saat bertemu dengan Joochan. Apalagi saat sahabatnya itu berada sangat dekat dengannya, seperti beberapa waktu lalu tiba tiba saja berada di belakangnya dengan wajah yang sangat dekat.

Donghyun sedang berjalan sendiri hendak pulang. Ia baru saja menyelesaikan latihannya. Matanya menatap lurus ke depan, sampai ia menangkap sosok yang beberapa hari ini ia hindari. Ia segera membalikan badan, mempercepat jalannya, dan berharap joochan tidak melihatnya.

Dunia sepertinya tidak berpihak pada donghyun, karena laki laki itu sudah melihatnya dan saat ini memanggil namanya.

" Donghyun! "

Ah sial. Umpat donghyun.

Mau tak mau, ia menghentikan jalannya. Ia tidak berbalik dan saat ini berpikir keras untuk mencari alasan lagi agar ia tidak pulang bersama, karena sudah dipastikan kalau sahabatnya itu akan mengajaknya.

It's all about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang