" Maafkan aku.. "
" Menangislah sepuasmu "
aku harap itu bisa membuatmu lebih baik. Batin Jibeom.
Air mata donghyun terus mengalir tanpa henti. Semakin ia berpikir untuk menghentikannya, semakin sulit untuk berhenti menangis. Kini ruangan hanya dipenuhi dengan suara isakannya dan beberapa gulungan tisu yang berserakan di depannya.
Jibeom kembali memberikan beberapa tisu kepada donghyun, lalu menepuk pundaknya dengan lembut. Berharap bahwa itu akan membuatnya merasa lebih baik.
" Jadi.. setiap hari kau menghabiskan waktu disini? "
Donghyun hanya mengangguk. Ia terlihat sangat berhati hati dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh Jibeom.
" Seharusnya kau bilang padaku "
" .... "
" Aku mungkin tidak akan bisa selalu menemanimu berlatih. Karena kau tahu sendiri, aku cukup malas untuk berlatih. Tapi saat kau merasa tidak baik, beri tahu aku dan biarkan aku berada disampingmu "
Donghyun terdiam dan hanya menatap Jibeom. Melihat donghyun yang menatapnya cukup serius, Jibeom tak ingin perkataannya barusan menjadi beban barunya dalam pikiran donghyun.
" Jangan menatapku seperti itu. Kapan lagi, kau bisa mendapatkan perhatian lebih dari seorang kim jibeom? Banyak diluar sana yang ingin mendapatkannya "
Donghyun tersenyum mendengarnya. Ia merasa bersyukur Jibeom berada disampingnya saat ini. Mengerti dirinya lebih dalam dan lagi - lagi ia sangat bersyukur bahwa yang mengetahui semua ini adalah Jibeom, bukan yang lain.
" Yo! Kim Jibeom!! "
Jibeom sontak menoleh ke arah suara yang memanggil namanya dengan lantang. Terlihat Jangjun dan juga seungmin sedang berjalan ke arahnya. Jibeom segera berdiri menghampiri keduanya, berusaha untuk membuat keduanya tidak menghampiri donghyun. Sebelum beranjak, Jibeom menurunkan lengan baju donghyun agar mereka tak melihat lukanya, dan Donghyun sangat bersyukur karena Jibeom jauh lebih teliti daripada dirinya.
Merasa Jibeom menghalanginya, Jangjun dan seungmin sedikit memberontak dengan gaya jahilnya. Jangjun berusaha menahan lengan Jibeom sementara seungmin mencoba menggelitiki perutnya. Tentu saja itu membuat jibeom tertawa seraya memohon agar mereka menghentikannya.
Siapa sangka, tindakan mereka itu membuat donghyun ikut tertawa. Dan itu membuat perhatian jangjun beralih. Tapi tak lama, ia menyadari sesuatu.
" Adeol... apa kau habis menangis? "
" uh? Donghyun menangis? "
Donghyun terdiam, begitupun dengan Jibeom. Tak ada dari mereka yang bersuara. Jangjun menghampiri donghyun dan menanyakan alasannya. Tapi donghyun tak membuka suaranya sedikitpun.
" Apa Jibeom yang membuatmu menangis? "
" .... "
" Ya!! Kim Jibeom!! Kau membuatnya menangis? "
" ???? "
" Ah.. jadi itu sebabnya kau menghalangiku, agar aku tidak melihat kalau kau baru saja membuat donghyun menangis kan? "
Jibeom hanya memutar bola matanya. Ia merasa sedikit lega karena Jangjun mengira itu karena dirinya. Tapi sepertinya, Jibeom akan menyesalinya saat ini juga. Karena kini jangjun dan seungmin mulai kembali menggelitiki perutnya kembali sampai ia terbaring di lantai.
You Turn My Universe Upside Down
Ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi?