It Was Always You - Prolog

1.7K 356 23
                                    

Update...




Update...




Update...




Ready??




Happy Reading

-----------------------

Montez's Mansion, Granada, Spain

"Kenapa duduk sendiri disini? Semua orang mencarimu?" Valentina mengangkat wajahnya dan melihat Tobias tengah berdiri menatapnya dengan kedua tangan dimasukkan kedalam kantong celananya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa duduk sendiri disini? Semua orang mencarimu?" Valentina mengangkat wajahnya dan melihat Tobias tengah berdiri menatapnya dengan kedua tangan dimasukkan kedalam kantong celananya. Pria itu memakai setelan lengkap berwarna hitam, pakaian yang sesuai dengan acara ini.

"Hanya ingin menghirup udara, di dalam agak sedikit sesak." Valentina menarik napas panjang lalu kembali memandang air kolam tempat ia mencelupkan kakinya, ujung gaun hitamnya sudah tampak basah.

Valentina menoleh ketika merasakan alas bangku kolam renang diletakkan disampingnya, ia melihat Tobias membuka sepatu dan kaos kakinya lalu menggulung ujung celana panjangnya sebelum duduk disamping Valentina dan mencelupkan kakinya di air kolam.

Granada memiliki langit yang sangat biru, Valentina melihat hari ini tidak ada awan yang menutupi langit itu, cuaca tampak bersahabat berbeda dengan keadaan didalam rumah. Valentina tidak ingin lagi melihat ibunya menangis, ia tidak ingin melihat Sebastian yang terus bersalaman dengan orang-orang.

Kemarin ia ditarik dari sekolah asramanya dan langsung dibawa kembali atas perintah Sebastian. Sesampainya disini, ia sudah melihat ibunya menanngis  dan dipeluk oleh aunty Catalina, sahabat baiknya. Kemudian ia melihat Sebastian yang tengah berbicara dengan dokter menghentikan pembicaraan dan mendatanginya untuk memeluk Valentina.

Kali ini ia tahu bahwa ayahnya telah pergi, Valentina mencengkeram jas Sebastian dan menangis pelan, ia berduka, ibunya berduka atas kehilangan sosok pria yang sangat jarang menunjukkan sisi lembutnya tapi Valentina tahu bahwa ayahnya adalah ayah yang baik bagi dirinya.

"Mereka akan membawanya sebentar lagi." Perkataan Tobias menyeret Valentina dari lamunannya.

"Aku tahu." ujar Valentina singkat sambil menarik napas panjang.

"Valentina." Seruan Sebastian dari balik punggung Valentiana membuat mereka berdua berbalik.

"Kita bersiap-siap." Valentina memandang Sebastian dengan pandangan setengah memohon.

It Was Always YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang