Teori konspirasi, narasi yang begitu dicintai para penolak akademisi, dipercaya sebagai pengungkap fakta yang ditutup para ahli, tak jarang menjadi solusi bagi mereka yang sakit hati.
Gelombang pecinta teori konspirasi semakin meningkat akhir-akhir ini, ada yang menyambutnya dengan senang hati, ada yang dengki tak menyukai, dan ada yang sama sekali tidak peduli.
Yang menolak, menganggap pecinta teori konspirasi sebagai pembual.
Yang mendukung, menganggap dunia penuh kebohongan.
Lantas, apakah ada sisi yang benar?
Nyatanya, baik yang mendukung atau menolak teori konspirasi memiliki kesalahan dalam argumentasi terkait teori konspirasi itu sendiri, hal itu tak lain karena kurangnya pemahaman kedua belah pihak atas konspirasi dan teorinya.
Pada dasarnya ketika kita mendengar kata konspirasi, yang terlintas di pikiran kita sering kali dikaitkan dengan teori konspirasi. Padahal, kedua hal tersebut memiliki definisi yang berbeda.
Konspirasi adalah sebuah perjanjian antara dua orang atau lebih untuk melakukan kejahatan pada beberapa waktu di masa depan. Orang yang melakukan konspirasi disebut konspirator. Para konspirator mengerjakan rencana mereka secara rapi sehingga khalayak umum tidak mengetahuinya sedikit pun. Karna itulah suatu konspirasi sangat susah untuk dibuktikan.
Hal ini menyebabkan banyak masyarakat menerka-nerka dan menebak hubungan berbagai peristiwa yang telah terjadi atau yang akan terjadi, dan akhirnya memunculkan yang kita kenal sebagai teori konspirasi.
Teori konspirasi sendiri adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa adalah suatu rahasia, dan sering kali direncanakan diam-diam oleh sekelompok orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh. Dan teori konspirasi merupakan bentuk interpretasi dari serangkaian peristiwa (konspirasi) yang dirangkai menjadi suatu narasi.
Maka setidaknya ada 3 situasi yang bisa muncul di dalam masyarakat:
-Konspirasi terjadi tapi tidak terdapat teori konspirasi.
-Konspirasi tidak terjadi tapi terdapat teori konspirasi.
-Konspirasi terjadi dan terdapat teori konspirasi.Dengan begitu, pihak yang mengatakan bahwa pendukung teori konspirasi itu adalah pembual bisa dikatakan keliru (karena konspirasi bisa saja benar) dan pihak yang mendukung teori konspirasi juga bisa dikatakan keliru (karena konspirasi bisa saja tidak terjadi.)
Lantas, apakah sudah selesai sampai disini? Tentunya jawabannya adalah, belum.
Konspirasi bisa saja terjadi dan bisa saja tidak terjadi, namun teori konspirasi yang merupakan interpretasi dari konspirasi sejatinya berbahaya dan bisa menimbulkan kekacauan.
Joseph Uscinski, profesor ilmu politik dari University of Miami, menyebutkan pada ceramahnya di konferensi Center For Inquiry pada tahun 2018 bahwa:
"Teori konspirasi merupakan alat bagi yang lemah untuk menyerang sekaligus bertahan melawan yang kuat.”Hal ini didukung riset yang hadir di Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology pada tahun 2017 yang menyebutkan bahwa rata-rata orang di AS dengan pendapatan rumah tangga lebih kecil, lebih meyakini teori konspirasi, dibanding mereka yang berpendapatan lebih besar
Mengapa demikian? Coba anda bayangkan anda memiliki sebuah usaha bisnis permen, tetangga anda juga memiliki bisnis permen, anda dan tetangga anda bersaing untuk bisa mendominasi pasar.
Hingga suatu ketika anda bertemu dengan seorang pejabat untuk memperbarui izin bisnis anda, lalu esok harinya anda menemukan strategi untuk menekan harga permen anda sehingga meningkatkan keuntungan anda bahkan walau dengan pajak yang besar. namun disaat yang bersamaan bisnis tetangga anda hancur lebur, beberapa gudang penyimpanannya terbakar habis, keuangan berantakan, dan pembeli banyak yang lebih memilih permen anda karena harga yang lebih murah.
Melihat hal tersebut tetangga anda enggan menyalahkan diri sendiri atas kegagalannya dalam berbisnis, sehingga tetangga anda menyalahkan 'kekuatan yang tidak terlihat'
Tetangga anda berkata bahwa anda menyuap pejabat yang anda temui sebelumbya agar bisa membakar habis gudangnya dan dapat pemotongan pajak, sehingga dengan demikian anda dapat menguasai pasar dan menjadi lebih kaya. Itulah teori konspirasi yang tetangga anda ciptakan tentang anda untuk menutupi kegagalannya.
Dalam hal ini, tetangga anda menjadikan teori konspirasi sebagai obat emosional, serta untuk menjadi pembenaran atas kegagalannya, sehingga di dapat mengatakan "saya tidak pernah gagal, tapi saya digagalkan oleh orang lain" untuk menyenangkan hatinya.
Disinilah letak bahaya dari teori konspirasi itu muncul, dampak dari teori konspirasi yang belum terbukti benar bisa memicu serangkaian gerakan yang bisa menyebabkan kekacauan.
Contohnya adalah teori yang menyebutkan bahwa virus Covid-19 adalah ulah bill gates untuk bisa memasang chip lewat vaksin, hal tersebut dapat membuat orang-orang jadi enggan untuk menerima vaksin, yang berujung pada semakin lama waktu dan nyawa yang hilang untuk menangani virus tersebut.
Teori konspirasi juga dapat menghambat kemajuan suatu bangsa, contohnya jika terdapat teori yang mengatakan bahwa suatu bangsa dibuat jatuh oleh sekelompok orang yang menamai mereka freemason, maka hal tersebut dapat menyebabkan masyarakat enggan untuk berintrospeksi terhadap kegagalan bangsa tersebut dan terus menerus terjebak kedalam aktivitas kutuk-mengutuk tanpa pernah mau untuk membuat bangsanya bangkit.
Beberapa hal tersebut adalah contoh bagaimana teori konspirasi dapat menimbulkan kekacauan, dan hampir seluruh teori konspirasi menimbulkan efek negatif.
"Lantas bagaimana kita mengetahui kebenarannya? Kan konspirasi bisa saja benar, bisa saja salah. Bagaimana jika saya tidak percaya teori konspirasi padahal teori konspirasi itu adalah kebenarannya?"
Jawaban dari pertanyaan diatas cukup mudah untuk kita lakukan, kita dapat mengakumulasi dan mengolah berbagai informasi atau variabel, secara di kasus nyata terdapat berbagai variabel yang bisa kita dapatkan untuk menyimpulkan suatu peristiwa, hanya saja dibutuhkan keahlian untuk mengolah variabel tersebut. Sebagai contoh, jika terdapat teori tentang bumi datar, maka kita dapat melakukan penelitian terkait berbagai bidang yang terkait dengan bumi, atau mengumpulkan informasi yang sudah dikonfirmasi kebenarannya baik oleh khalayak umum dan diri kita sendiri, lalu kita bisa menganalisis narasi teori bumi datar tersebut untuk mendeteksi apakah ada celah di dalam argumentasinya, barulah setelah semua variabel terkumpul kita bisa menyimpulkan apakah teori bumi datar adalah sebuah kebenaran atau tidak.
Namun, tidak semua orang memiliki keahlian untuk mengolah dan menyimpulkan informasi, yang mana mengarahkan mereka untuk sekedar mendengar dan menerima informasi yang mereka sukai dari beberapa orang yang berbicara dengan meyakinkan, tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan hal tersebut.
Demikian pembahasan Into The Deep Dark dengan tema "Konspirasi dan Teorinya" kali ini, semoga dengan adanya pembahasan kali ini dapat memberi manfaat serta membuat kita lebih bijak dalam menanggapi suatu konspirasi dan teori konspirasi.
-Into The Deep Dark, Athif Yahya
KAMU SEDANG MEMBACA
Into The Deep Dark
No FicciónPolitik, Filosofi, Ideologi, Ekonomi, Agama, dan segala hal dibaliknya 1# - Edukasi (7-7-21)