Chapter 4 || Conversation

573 66 63
                                    




"Kau pasti sudah bisa menebaknya. Ya, jawabanku mungkin adalah apa yang kau pikirkan sekarang."

Hah..... Helaan nafas terdengar dikesunyian ruang diantara mereka.

"Mianhae. Aku.. Aku benar-benar tidak bisa  menerimanya. Aku bukan orang yang bisa menjalani hubungan tanpa rasa. Maafkan aku, Taehyung-ssi. Aku tidak menyukaimu."

"Wae? Kau bisa mencoba untuk menyukaiku."

"Mianhae, tidak ada alasan bagiku untuk melakukannya. Prioritasku sekarang bukan hubungan asmara. Sekali lagi, maafkan aku jika jawabanku melukaimu. Aku yakin kau akan mendapatkan orang yang lebih baik dariku."

Nayeon berbalik. Baru selangkah berjalan, suara penuh tekanan dari Taehyung menghantamnya.

"Beasiswa! Bagaimana jika aku marah dan mencabut beasiswamu? Kau tak takut akan itu?"

Nayeon memejamkan matanya. Jujur, dia sangat tertekan akan hal itu juga. Tapi prinsipnya tak mungkin dilanggar dan dia sudah memutuskan.

Gadis itu berbalik dengan senyum manis menatap Taehyung. "Lakukanlah! Aku masih bisa bertahan tanpa beasiswa itu. Aku tidak akan takut dengan ancaman pengecut seperti ini, Kim Taehyung-ssi."

Taehyung hanya mampu terdiam. Tangannya terkepal marah. Matanya tak lepas dari sosok Nayeon yang berjalan menjauh hingga hilang di sudut lorong.

~~~~~~~~~~

"Kau masih memikirkan si miskin tidak tahu diri itu?"

Taehyung mendengus lalu meneguk gelas Martini di depannya. Sakit hatinya atas penolakan Nayeon tidak bisa dia sangkal. Taehyung benar-benar ingin memiliki gadis Im itu.

"Ck! Lupakan saja perempuan murahan itu. Ada banyak wanita cantik melebihi dia, kau tinggal tunjuk dan dia akan menjadi milikmu." Ucapan Jungkook tetap tak dihiraukan. Taehyung lebih memilih menikmati setiap gelenjar panas-pahit dan manis minuman yang diteguknya.

Rowoon dan Yugyeom menghampiri mereka. Mengambil duduk di dekat kedua temannya itu di meja Bar.

"Aku dengar tadi pagi dia sudah melunasi biaya akademiknya. Hebat sekali dia! Bukankah biaya administrasi akademik cukup mahal bagi mereka yang anak beasiswa?" Celetuk Yugyeom sempat menarik perhatian Taehyung.

"Bukankah biaya perbaikan mobilmu juga sudah dia lunasi tadi pagi?" Tanya Rowoon pada Jungkook. Si Tuan Muda Jeon mengangguk malas. "Aneh sekali. Jika ditotal, nominal keduanya cukup banyak. Apa dia....meminjam uang ke rentenir? Atau malah..... " Rowoon menatap ketiga temannya dengan smirk.

"...menjual tubuhnya."

Ting!

Suara gelas menghantam meja bar terdengar. Taehyung menatap Rowoon dengan emosi. Yang ditatap malah terkekeh lucu.

"Hey Bro, coba kau pikirkan lagi. Hanya dua cara itu yang masuk akal. Kalau kau tak percaya, selidiki saja dia. Aku yakin kau akan terkejut dengan hasilnya." Seringaian lelaki bernama asli Kim Seokwoo malah menyulut emosi Taehyung. Ketiganya hanya diam saat Taehyung langsung pergi meninggalkan meja.

"Cih! Anak itu, susah sekali dinasehati."

Jungkook hanya melirik Rowoon sejenak. Tanpa ingin menanggapi ucapan temannya itu, Jungkook memilih menikmati Margarita Blue di tangannya.

Yugyeom melirik sebentar kedua temannya lalu diam. Raut wajahnya datar, tapi dia paham situasi.

"Eunwoo tidak jadi datang?" Pertanyaan Yugyeom membuat Rowoon mendengus.

Taste of Love || Sehun-NayeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang