Deretan jenis minuman berjejer di rak yang sedang Nayeon susuri. Manik cantiknya mencari jenis minuman yang sedang dicarinya. Fokus pada kegiatannya, dari samping sempat dia dengar langkah anak kecil berlari lalu suara tabrakan dan pekikan kecil seorang lelaki di depannya, tak jauh dari tempatnya berdiri. Nayeon langsung menoleh.
Sekitar 3 meter di depannya, seorang pemuda sedang kesal dan mengumpat, di dekat pemuda itu berdiri ada bocah laki-laki kecil yang terduduk diam. Sepertinya anak laki-laki itu tadi berlari dan menebrak pemuda itu.
"Yak! Ini bukan tempat bermain! Kau tidak boleh berlarian disini, bocah!" Kata pemuda itu dengan suara bass berat dan sedikit nada tinggi.
Nayeon yang melihat si anak kecil tadi seperti akan menangis, segera menghampirinya. Membantu bocah itu berdiri dan menepuk-nepuk bajunya yang kotor.
"Gwaenchanha?" Anak kecil itu mengangguk dengan mimik yang siap menangis. Ketika mata kecil itu siap meneteskan air matanya, Nayeon segera menggendongnya. Menepuk-nepuk punggung anak kecil itu menenangkan sambil terus berbisik 'gwaenchanha'.
Pemuda yang ditabrak anak kecil tadi mendecit. Dia menatap Nayeon marah.
"Hey, Nyonya! Tidak bisakah anda menjaga anak anda dengan baik? Bagaimana bisa orangtua sekarang membiarkan anaknya berlarian di tempat umum seperti ini!" Keluh si pemuda. Nayeon malah mengabaikannya. Hingga suara seorang wanita lain dari belakang mereka terdengar menyebut nama seseorang dan menghampiri mereka.
"Hyunjin-ah!!" Wanita tadi langsung mengambil anak bernama Hyunjin yang menangis itu dalam gendongan Nayeon. "Jeosonghamnida. Apa dia merepotkan anda?"
"Animida. Tadi Hyunjin terjatuh dan menangis." Jelas Nayeon dengan senyum manisnya.
"Ah, begitu. Terimakasih. Maaf merepotkan anda."
"Animida. Lain kali, tolong Hyunjin lebih diawasi. Saya takut dia terluka jika sendirian."
"Ne, gamsahamnida."
Setelah wanita tadi bersama anak bernama Hyunjin pergi, Nayeon berbalik dan menatap pemuda tadi. Pemuda itu terdiam bingung.
"Dia...bukan anak anda?" Nayeon menghela nafas dan menggeleng pelan.
"Maafkan saya Tuan, tapi sikap anda tadi dapat melukai mental anak tadi. Jika ada anak kecil salah, nasehati dengan lembut dan beri pengertian. Bukan malah dimarahi atau dibentak seperti tadi. Permisi." Nayeon berbalik akan pergi mengambil keranjangnya yang dia tinggal begitu saja tadi.
"Tunggu!" Pemuda tadi mencegat Nayeon dengan menggenggam lengannya. Nayeon berhenti dan menoleh lalu mencoba melepaskan tangan si pemuda.
"Maafkan aku. Aku terkejut tadi."
"Bukan pada saya. Jika anda ingin minta maaf, minta maaflah pada anak kecil tadi." Nayeon langsung pergi dari sana.
Setelah mendapatkan semua barang yang diperlukannya di keranjang, Nayeon berjalan ke kasir. Nahasnya, dia bertemu lagi dengan pemuda tadi. Nayeon hanya mendengus malas sementara pemuda tadi menatap Nayeon dengan senyuman.
Semua belanjaan Nayeon selesai dibayar, Nayeon mengangkat dua keresek besar di kedua tangannya. Sementara pemuda tadi entah mengapa malah mengikuti Nayeon. Pemuda tampan itu mendekati Nayeon dan menyapanya.
"Nona, perlu bantuan?" Nayeon hanya melirik lalu menggeleng. "Tidak. Terimakasih."
Bukannya pergi, masih dengan cengiran menjengkelkannya, pemuda itu berjalan mengiringi langkah Nayeon hingga pintu keluar supermarket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taste of Love || Sehun-Nayeon
FanficNayeon hanyalah seorang mahasiswi yang tak pernah ingin terlibat masalah dengan segerombolan Pangeran Kampus. Hingga sebuah pernyataan cinta dari salah satu Pangeran Kampus berujung malapetaka dalam hidupnya yang semula damai-damai saja. Hingga akh...