Chapter 7 || Don't Fight the Feeling (2)

578 63 38
                                    



Chanyeol dan Jongin kembali berkunjung ke ruangan Sehun. Seperti biasa, mereka akan membahas proyek yang akan diluncurkan bulan depan. Diskusi yang sudah berjalan satu setengah jam lalu akhirnya selesai kala jam sudah akan menunjukkan makan siang.

"Kalian akan makan siang dimana?"

"Istriku akan membawakanku makan siang ke kantor. Apalagi tadi Jongsoo juga ingin bermain ke kantor. Dan tentu saja aku harus segera kembali ke kantor untuk makan siang bersama mereka." Jawab Jongin penuh semangat atas pertanyaan Sehun.

"Aku? Aku akan makan siang di luar. Baek dan Deokjun-ie sudah menungguku di Cafe EXO. Kenapa? Kau ingin bergabung?" Sehun menggeleng mendapat tawaran Chanyeol.

Kedua temannya itu terkekeh melihat wajah lesu Sehun. "Kenapa tidak kau ajak saja Sugar Baby-mu itu?"  Sehun melirik Jongin sejenak.

"Ah! Bukan kah Nayeon hari ini kemari lagi? Ajak saja dia kesini. Atau kalian bisa makan siang di luar bersama. Apa gunanya kau membayarnya kalau tidak kau manfaatkan sebaik mungkin, Sehun-ah?"

Sehun berdecak sedikit tak terima dengan ucapan Chanyeol. Entah mengapa, ucapan Chanyeol seperti merendahkan Nayeonnya. Baginya, Nayeon tidak seperti itu.

"Hah! Aku sangat menyayangkan sekali gadis seperti Nayeon harus melakukan hal ini. Meski aku tahu dia melakukannya dengan terpaksa, tapi tetap saja, hidupnya ke depan pasti akan hancur jika ada yang tahu hal ini."

"Mau bagaimana lagi, Hyung. Uang ada di baliknya. Seseorang bisa berubah menjadi orang lain (yang bukan dirinya sendiri) saat dihadapkan dengan desakan nominal uang."

Sehun hanya diam mendengar ricauan kedua temannya. Dia benarkan pendapat keduanya. Nayeon... Gadis itu memiliki masa depan cerah dengan karakter dan akademiknya. Tapi apa jadinya karir yang dia bangun jika orang lain mengetahui dia pernah menjadi sugar baby?

"Sudahlah. Bagaimanapun, aku cukup simpati padanya. Dia sudah seperti adikku sendiri. Kalaupun dia datang meminta bantuan pekerjaan padaku, aku pasti akan membantunya. Lagipula, tak ada ruginya memiliki karyawan yang ulet dan pintar seperti dia." Sehun hanya diam mendengarkan ucapan Chanyeol.

"Kami pamit, Sehun-ah. Dan jangan lupa, nanti jam 3, Tuan Mark ingin bertemu denganmu." Sehun hanya mengangguk. Chanyeol dan Jongin keluar ruangan Sehun.

Di kursi kebesarannya, Sehun termenung. Entah mengapa ada banyak hal mengganggunya tentang Nayeon. Yang paling sering membuatnya pusing adalah pertanyaan Chanyeol tentang sampai kapan hubungan tidak sehat ini akan mereka jalani? Karena semua keputusan ada padanya. Sejak awal, dia yang menentukan waktu untuk mengakhiri hubungan ini. Tapi bagaimana jika dia tidak ingin hubungan ini cepat berakhir? Dia sudah terlanjur merasa nyaman dengan kehadiran Nayeon di hari-harinya.

Sehun mengangkat ganggang telepon di sudut meja dan mendial nomor panggilan cepat.

"Suruh Im Nayeon ke ruanganku setelah selesai urusannya dengan Manager Bae."

Tak perlu menunggu lama, 20 menit kemudian pintu ruangannya di ketuk oleh Joy, sekretaris 1. Wanita cantik itu datang bersama Nayeon. Joy undur diri dan meninggalkan mereka berdua.

Nayeon berjalan menuju kursi depan meja Sehun. "Ada perlu apa Daepyonim memanggil saya?"

"Kita hanya berdua disini."

Nayeon menghela nafas. "Baiklah. Kenapa Daddy memanggilku kemari? Apa tidak masalah jika ada yang curiga?"

Sehun masih diam mengabaikannya hingga Wendy, sekretaris keduanya mengetuk pintu dan masuk membawa paper bag coklat.

Taste of Love || Sehun-NayeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang