#6

7 1 0
                                    

Akhirnya, mau tidak mau ia harus menyuapi ayah nya. Ya, benar. Hwang Hyunjin menyuapi ayah nya yang ia benci itu.

Tidak ada alasan lain untuk tidak menyuapi ayah nya. Karena di sisi lain, ia takut Ibu nya segera datang ke rumah sakit.

"Pah, lain kali jangan merepotkan Hyunjin gini ya. Mungkin papah belum merasa bersalah kepadaku. Tapi suatu hari nanti, aku tidak akan pernah ingin menyentuh papa lagi. Jadi biarlah sekarang aku menampung rasa benci ini." Ucap Hyunjin sambil menyuapi papa nya.

Ayah nya Hyunjin hanya menatap nanar putra nya itu.

Ia bahkan sudah merasa bersalah dari kejadian saat itu, namun takdir berkata lain. Saat hendak meminta maaf pada anak nya, suara serta tubuh nya lumpuh.

Lumpuh, tak bisa bergerak dengan bebas, sekaligus tak bisa berbicara leluasa lagi.

Kini untuk menyampaikan maaf nya pada putra nya hanya sia-sia. Ia tahu seberapa benci putra nya padanya.

"Hyunjin, Hansol, aku pulang!"

Teriakan sang Ibu pun membuat bibir ranum Hyunjin kembali tersenyum.

"Ibu sudah balik? Hore!"

"Hahaha, iyaa nih sayang. Kebetulan tadi Ibu pulang dulu ke rumah, jadi agak sedikit lama. Maaf ya nak." Ucap sang Ibu, merasa bersalah.

"Tak apa. Aku sudah menyuapi papa, apa aku boleh keluar sebentar?" Tanya Hyunjin sambil menaruh piring yang ia pegang.

"Baiklah, terima kasih ya nak. Kamu anak yang baik." Senyuman Hyunjin meluntur.

"Hahaha, anak yang baik apanya" batin Hyunjin.

Hyunjin pun segera keluar dari ruangan tersebut. Kini ia ingin mencari apa yang sedari tadi ia ingin cari.

Han Jisung.

-




"Tuan, obat nya di minum dulu." Ucap sang penjaga itu lagi.

"Aku sudah bosan hidup."

"Tuan, obat ini sangat penting bagi tubuh tuan. Saya harap tuan segera minum obat ini." Sang penjaga pun segera pergi dari ruangan tersebut.

Merasa saat ini sudah aman, Han Jisung pun segera pergi dari ruangan tersebut.

Berlari.

Dan berlari.

Hingga akhirnya ia berhenti.

Di belakang parkiran rumah sakit.

Sepi, tak ada seorang pun di sini.

Air mata nya terjatuh.

"Mengapa hal indah di dunia ini hanya terjadi malam hari?

Saat bintang bersinar terang, dan bulan bersinar dengan keanggunan nya. Disitulah aku merasa dunia sangat indah.

Tetapi, kini aku tersadar. Seberapa cinta yang di dapat kedua benda langit itu, tak ada seorang pun yang bisa mencapainya.

-bukan, aku bukan berbicara tentang para astronot, atau para pecinta luar angkasa. Tetapi aku membicarakan orang rapuh seperti ku.

Di dunia ini yang rapuh seperti ku bukan hanya diriku saja. Namun, mereka semua juga turut enggan mencapai kemauan mereka, seperti ku.

Bukan aku saja kan, yang ingin mencapai bintang?

Aku yakin banyak yang ingin mencapainya.

Tetapi, mereka terlalu putus asa pada dunia, sehingga mereka lupa tujuan awal ingin mencapai bulan dan bintang.

Kematian.

Mereka tak bisa mencapai bulan dan bintang, karena mereka terlalu percaya pada kematian.

Memutuskan hidup sendiri tidak akan pernah membawa mu kepada bulan dan bintang.

Kamu hanya hilang saja dari dunia ini."


Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak nya.

"Kamu bisa mencapai bintang, Han Jisung."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kritik dan saran🧚🏻‍♀️👉👉

dreamer who left his dream | hyunsung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang