Tolong di baca pelan-pelan, Karena part ini lumayan panjang untuk cerita bergenre short story 🙏
Selamat membaca 🧚🏻♀️
_
Saat ini, Han Jisung sudah sampai di depan rumah ibu dan adik nya.
Hanya rumah biasa, namun cukup jauh di jangkau oleh orang lain.
Bahkan di sepanjang jalan, hanya rumah mereka satu-satu nya yang di tinggali saat ini.
Han Jisung pun berniat untuk segera memasuki rumah tersebut.
Tok tok.
"Permisi?"
Tidak ada jawaban.
Tok tok.
Kriettt.
Pintu terbuka.
"Kakak?"
Ada rasa bahagia sekaligus merasa tidak nyata karena akhirnya Jisung dapat melihat adik dan ibu nya lagi.
"Ayo masuk kak!"
Jisung pun segera masuk, ia dapat melihat. Rumah yang terlihat menakutkan dari luar, ternyata sangat terlihat nyaman di dalam nya.
Selama 3 tahun Han Jisung tidak pernah melihat dapur, ruang tamu, bahkan halaman rumah.
Kini ia merasakan kerinduan yang amat dalam.
Tiba-tiba Jisung menangis.
Ia tidak bisa menahan kesedihan nya lagi.
Karena ia rasa sudah cukup lama ia memendam rasa sedih ini.
Jihan dan sang ibu yang sedari tadi menatap Jisung dengan tatapan sendu, kini mereka ikut terbawa suasana sedih itu juga.
Tidak ada hari yang lebih bahagia, selain hari ini.
Mereka bertiga akhirnya saling berpelukan, untuk melepas rindu yang sedari dulu mereka inginkan.
"Jisung, ibu tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dan ibu juga tahu, kamu sedang dalam bahaya saat ini. Jadi kami mohon, setelah ini kamu harus pergi-
Ibu dan Jihan yakin, kita dapat bertemu lagi di suatu hari nanti. Tapi tidak untuk saat-saat ini.
Ibu hanya ingin kamu aman. Dan kamu tidak aman ada di sini, nak.
Terima kasih sudah mampir walau hanya sebatas melepas rindu."
Ucapan sang Ibu, terasa menyakitkan bagi Jisung.
Bahkan ia baru saja bahagia.
Mengapa kini ia harus pergi?
Ia merasa aman di sini, mengapa ia harus pergi?
"Ibu, aku tidak mengerti-"
"Maaf ya nak, ibu tidak bisa melakukan apapun selain ini. Kamu tidak mau juga kan, Ibu dan Jihan menjadi sasaran ayah mu akibat kami menyelamatkan kamu?"
Air mata Jisung kini sudah berhenti. Berbeda dengan Jihan yang sampai saat ini masih menangis deras, bahkan sampai duduk dan menekuk kaki nya.
"Baiklah, saya mengerti. Besok pagi Saya akan segera pergi. Sebelum saya pergi, saya ingin mengetahui satu hal.
Tentang 'apa yang ibu ketahui yang sebenarnya tentang saya'? Hanya itu saja. Karena perlu ibu dan Jihan ketahui.
Selama tiga tahun lebih, saya di kurung di kamar seorang pasien rumah sakit.
Setiap hari saya di beri obat, yang bahkan saya tidak pernah tahu obat jenis apa itu.
Saya di kurung, setiap hari nya saya hanya di beri buku-buku untuk membaca, yang bahkan buku itu sudah saya baca hingga ratusan kali.
Saya merasa tidak adil, dan sangat amat merindukan kalian. Satu-satu nya tujuan saya hidup saat itu yaitu karena kalian.
Dan kini, setelah tahu kalian bahkan tidak menginginkan saya, saya sudah tidak punya tujuan hidup lagi."
Walaupun sebenarnya ada. Tapi pada dasarnya saya tidak mau hidup lagi. -jisung
Sang ibu kini terbatu. Ia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi.
Selama ini ia juga merasakan kerinduan yang mendalam kepada anak nya itu.
Tapi ia tahu, ia tidak punya senjata untuk melawan ayah nya yang gila itu.
Satu-satu nya cara untuk membuat ia, Jihan, dan Jisung aman yaitu menuruti perintah suami nya itu.
"Baiklah, ibu akan jelaskan.
Kamu sebenarnya tidak sakit, Han Jisung. Kamu tidak memiliki penyakit apapun.
Ayahmu, orang gila itu.. adalah iblis menyerupai manusia.
Karena pada dasarnya, ia sangat amat menyayangi kamu. Dan ia tidak mau kamu terluka sedikit pun.
Suatu hari, ibu miliki depresi berat karena saat itu ibu keguguran.
Kamu dan Jihan tidak di beri tahu apapun oleh ayah kalian, kan?
Iya, karena ibu tidak mau kalian ikut sedih atas kepergian adik kalian.
Saat ibu depresi berat, satu-satu nya obat yang dapat menyembuhkan ibu adalah.... Selingkuh.
Ibu.. menyesal, ibu minta maaf.
Tetapi, ibu lakukan itu karena, ayah kalian tidak pernah ada di sisi ibu, selama ibu ada di posisi terendah di hidup ibu.
Setelah satu bulan, ternyata ayah kalian baru mengetahui bahwa ibu selingkuh.
Ayah kalian murka, dan tidak mau hidup bersama kita lagi.
Saat itu, ibu tidak mau bilang alasan mengapa ayah kalian pergi.
Karena kalian masih kecil, dan harus tetap fokus pada pelajaran di sekolah.
Hingga pada akhirnya, ibu berbohong kepada kalian, bahwa hubungan ayah kalian dan ibu baik-baik saja, hanya saja ayah kalian harus kerja jauh, dan tidak dapat pulang lagi.
Tetapi, dua minggu setelahnya. Ayah kalian tiba-tiba bilang bahwa Jisung ada bersama nya.
Dan di hari itu lah kita terakhir bertemu sampai saat ini.
Ayah kalian berbohong kepada ibu, bahwa kamu pingsan saat hendak pulang sekolah.
Namun ternyata itu hanya alasan semata.
Ayah mu sangat amat ingin kamu tetap bersama nya, selamanya.
Ayah mu sangat menyayangi mu, Jisung.
Ibu sering menghampiri mu di rumah sakit, namun.. belum sampai di depan kamarmu, asisten ayah mu sudah mengusir ibu.
Maaf kan ibu, Jisung."
KAMU SEDANG MEMBACA
dreamer who left his dream | hyunsung
Short StoryTercipta nya dua sudut pandang berbeda, yang demi hari kian menyatu. Han Jisung, sang bocah kecil yang terkekang. Hwang Hyunjin, sang bocah kecil yang mendendam. Akhir cerita mungkin terasa menyakitkan. Namun, kisah mereka akankah lebih menyakitkan...