"Kamu bisa mencapai bintang, Han Jisung."
Han Jisung terkejut. Ia bahkan hampir terjatuh, karena ia kira penjaga nya lah yang berbicara kepadanya.
"Oh kamu. Senang bertemu denganmu kembali–"
"Aku Hwang Hyunjin."
"–Ahh iya, Senang bertemu denganmu, Hyunjin." Ucap Jisung dengan senyuman hangat.
"Jadi, kamu bukanlah seorang perawat?"
"Hahaha, tentu saja. Tidak mungkin anak 17 tahun seperti ku dapat bekerja di sini."
"Kamu... Sakit?"
Tidak. -jisung
"Bisa di bilang tidak, tapi bisa juga di bilang iya."
"Ah maaf jika pertanyaan ku, terlalu sensitif." Ucap Hyunjin merasa bersalah.
"Tidak sama sekali, Hwang. –Kamu sendiri, sedang apa di sini?" Tanya Jisung.
"Salah satu anggota keluarga ku ada yang.. sakit."
"Semoga cepat sembuh ya."
Hahaha ku harap tidak. -hyunjin
"Terima kasih. Aku harap juga, kamu bisa terbebas dari sini, Han Jisung."
Ku harap juga begitu. -jisung
"Omong-omong, mengapa waktu itu kamu langsung pergi? Bahkan kita belum mengobrol lebih lanjut." Tanya Hyunjin, penasaran.
"Ah, ku kira kamu tidak nyaman. Dan aku tidak mau mengganggu mu." Ucap Jisung bohong.
"Aku minta maaf. Saat itu, aku belum bisa menerima orang baru disekitar ku. Namun kini, aku membutuhkan nya, membutuhkan kamu."
"Aku? Hahaha Hwang Hyunjin, kamu sungguh lucu sekali. Kita baru bertemu kemarin, dan kamu sudah bisa merubah pikiran mu?"
"Tentu saja. Bukannya manusia di beri sebuah otak untuk berfikir?"
"Kamu umur berapa tahun, Hwang Hyunjin?"
"Sembilan belas."
"Bahkan kamu lebih tua dariku. Tetapi ternyata kamu lebih bodoh, hahahaha."
"Hei, kamu menyakitiku." Ucap Hyunjin sambil cemberut.
"Baiklah, kak Hyunjin. Sini ku beri tahu.
Kamu mungkin, bahkan sejak kemarin sebenarnya sudah membutuhkan orang baru di hidup kamu. Namun, kamu melupakan satu fakta, bahwa kamu tidak bisa mengajak ataupun berusaha mendapatkan orang baru tersebut.
Dan disitulah aku masuk di dunia mu. Di situlah kamu merasa, bahwa aku berhasil menjadi orang baru di sekitar mu. Tapi, yang kamu lakukan kemarin, adalah menyangkal nya.
Kamu seolah-olah tidak membutuhkan ku, padahal saat itu kamu sudah berniat untuk menjadikan ku orang baru di dunia mu."
"Han Jisung, kamu kecil-kecil rupanya sok tahu juga ya." Ucap Hyunjin sambil mengusap rambut pria kecil itu dengan halus.
"Besok, aku akan kembali lagi kesini. Aku harap, besok aku dapat bertemu dengan mu lagi, dan berbagi cerita baru."
"Baiklah, Hyunjin. Semoga kita bisa bertemu lagi."
Satu-satu nya kebodohan Hyunjin, adalah percaya.
Percaya bahwa esok, ia dapat bertemu kembali pada pria kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
dreamer who left his dream | hyunsung
Short StoryTercipta nya dua sudut pandang berbeda, yang demi hari kian menyatu. Han Jisung, sang bocah kecil yang terkekang. Hwang Hyunjin, sang bocah kecil yang mendendam. Akhir cerita mungkin terasa menyakitkan. Namun, kisah mereka akankah lebih menyakitkan...