“What is not started today is never finished tomorrow.”
– Johann Wolfgang von Goethe
"Halo?"Jisung kini mencoba untuk menelpon adik nya dengan telepon umum di dekat nya.
"......"
Belum ada jawaban dari adik nya, namun sambungan sudah tersambung.
"Halo? Ade?"
Sudah hampir 30 detik telepon tersambung, namun tidak ada satu sautan apapun.
"Halo? Ini kakak. Ini Jisung."
"Ka-kak?"
"Iyaaaa!"
Tidak di sangka, air mata Jisung tiba-tiba mengalir.
"Kakak sangat rindu sama Ade. Kamu dan ibu apa kabar?"
"Kami... Baik. Bagaimana denganmu, kak?"
Ingin sekali menjawab, tidak.
Tetapi, ia tak mau adik nya itu nantinya lebih khawatir, jika ia jujur."Baik...."
"Aku tahu, kakak berbohong."
"Kakak tidak ingin kamu dan ibu menjadi khawatir..."
"Tanpa kamu berbohong pun, kami tetap khawatir padamu, kak."
"Kita bahkan sudah lebih dari 3 tahun tidak bertemu. Setiap hari aku selalu ingin mencoba untuk tidak merindukan mu...
Tapi aku tidak bisa."
"Kakak akan ke sana. Beri alamat rumah baru mu."
"JANGAN!!"
Jisung terkejut.
Teriakan adik nya sangat...Ketakutan.
"K-kenapa??"
"Ayah akan melakukan sesuatu padamu jika kamu ke sini, kak. Tadi sebelum kamu, ayah sempat nelfon ke sini, menanyakan mu...
Aku kira, kakak benar-benar hilang."
Hilang?
Apa..
Tidak mungkin.
"Cepat beri alamat mu. Tenang, kakak tidak akan terluka."
"Baiklah, kami tinggal di..."
Setelahnya Jihan pun memberi tahu alamat rumah baru nya kepada Jisung.
"Tunggu kakak."
_
Saat ini Hyunjin sedang duduk sambil termenung, entah apa yang ia pikirkan.
"Hyunjin? Sedang apa kamu nak?" Ucap sang Ibu kepadanya.
Hyunjin menoleh.
"Ah, aku sedang memikirkan sesuatu, Bu. Ibu sudah makan?"
"Sudah... Kamu belum makan kan? Ayo nak makan dulu." Ucap nya sambil menepuk pundak anaknya itu.
"Nanti saja Bu. Saya belum lapar."
"Baiklah, ibu suapi papa mu dulu ya." Pamit nya.
"Han Jisung. Kamu sedang apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
dreamer who left his dream | hyunsung
Short StoryTercipta nya dua sudut pandang berbeda, yang demi hari kian menyatu. Han Jisung, sang bocah kecil yang terkekang. Hwang Hyunjin, sang bocah kecil yang mendendam. Akhir cerita mungkin terasa menyakitkan. Namun, kisah mereka akankah lebih menyakitkan...