2- hantu ding dong

179 20 5
                                    

Tap tap tap

Bayangan hitam pepohonan mulai terlihat jelas, burung gagak dan juga burung gereja berkicau dan berterbangan secara acak untuk pulang ketempat tinggalnya. Matahari yang menyapa mengucapkan selamat tinggal kepada bulan yang menggantikan cahayanya.

Semua orang menghentikan kegiatan mereka dan pulang kerumah karena sebentar lagi adzan akan dikumandangkan pertanda waktu Maghrib sebentar lagi tiba tetapi masih ada orang yang bertahan diluar rumah mereka, mungkin ada kegiatan yang harus diselesaikan ataupun masih diperjalanan.

Tetapi berbeda dengan anak ini yang masih berseru dan menengok sana sini mencari temannya, padahal temannya sudah berlari pulang meninggalkan nya sendiri ditempat permainan mereka tanpa mengajaknya saat dirinya sedang menutup mata memulai permainan.

Merasa tak ingin putus asa dan menyerah, anak ini atau kita panggil saja Blaze terus mencari cari temannya yang ia pikir sedang bersembunyi sambil terus menyerukan nama mereka.

Padahal hari sudah mulai gelap apalagi disaat saat Maghrib seperti ini anak anak dilarang berada diluar rumah karena konon katanya makhluk halus bernama Wewe gombel biasanya suka menculik anak anak.

Persetan dengan hari yang sudah mulai gelap ataupun cerita konon itu, Blaze tetap berusaha mencari teman temannya yang sudah pulang kerumahnya terlebih dahulu secara diam diam tanpa sepengetahuan nya.

Tanpa sadar dirinya sudah terlalu jauh dari tempat ia bermain hingga dirinya menemukan sebuah rumah tua yang kotor dan kumuh, bahkan atap rumah itu hancur serta lumut tumbuh dengan bebas menghancurkan perlahan-lahan atap rumah itu.

Blaze berseru, "Taufan! Thorn! Gopal! Fang! Kalian dimana!?"

Hening.

Tidak ada sahutan.

Bahkan angin sepoi-sepoi serta suara daun yang jatuh dari pohonnya pun terdengar jelas ditelinga nya, apa dia harus masuk kedalam rumah itu untuk mencari Taufan, Thorn, Gopal dan Fang ya? Hm... mungkin akan ia coba dulu, pikir blaze.

"Taufan! Thorn! Gopal! Fang! Kalian dimana? Jawab aku dong! Aku dah cape nyari kalian tau! Huft...!"

Menarik dan menghembuskan nafas kesal karena teman temannya yang ia cari tak kunjung menampakkan batang hidungnya, tak lama ketukan kaca jendela di dinding kirinya terdengar menghasilkan nada serta bisikan halus yang terdengar dibalik poni rambut yang menutup wajah gadis kecil itu.

Tak lama gadis itu menampakkan wajahnya dibalik poni panjang yang menghalangi wajahnya sepenuhnya.

Gadis itu berbisik, "Ding dong ku datang padamu bukalah pintu, tak mungkin sembunyi dari ku, ding dong ku datang padamu bukalah pintu
kau tak bisa lari dariku."

Hal itu sontak membuat Blaze berseru tertahan dan berlari secepat mungkin memasuki lebih dalam rumah kumuh itu, sedangkan si gadis kecil yang merupakan makhluk halus itu tersenyum lebar menampakan seringaian nya, dan menghilang dalam sekelip mata.

Blaze berlari tergesa-gesa mencari tempat sembunyi didalam rumah itu hingga ia menemukan pintu kamar di tengah dinding ruangan itu dan segera saja dirinya berlari memasuki dan mengunci pintu kamar itu.

Serta menahan degup jantungnya yang berpacu tak karuan sehingga membuatnya kesulitan bernapas, setelah selesai mengatur nafasnya dirinya melihat gorden jendela yang sudah robek dan kotor terbuka lebar.

Segera saja dirinya beranjak dari tempatnya perlahan-lahan dan menghampiri jendela itu yang niatnya ingin menutup jendela dan gordennya tetapi malah senam jantung yang ia dapatkan.

Bagaimana tidak? Sosok gadis kecil yang ia temui di jendela ruang depan rumah itu tadi kini menampakkan wajahnya tepat di depan wajah Blaze secara terbalik, iya! Terbalik! Kaki yang menyangkut di atap rumah dan kepala yang menggantung di bawah.

Oh! Dan jangan lupakan seringaian mengerikan yang selalu terpampang di wajah pucat nya, lagi lagi blaze berseru tertahan.

"Aaa- berhenti mengikuti ku!"

Woossh

"Dari balik jendela, ku tatap erat wajahmu, kau diam membeku, ku datang mendekatimu."

Setelah meninju angin yang ia sangka meninju wajah makhluk halus yang sedang bernyanyi dengan berbisik itu Blaze segera berlari menuju lantai dua dan bersembunyi di dalam kamar dan mengunci pintunya lagi.

Kini kondisi kamar itu sangat tertutup, hanya ada beberapa lubang yang telah dibuat dikamar itu dan membuatnya kesulitan bernapas serta merasa kepanasan.

Barang barang rongsokan tergeletak begitu saja di sisi dinding itu, tak lama suara bisikan halus terdengar lagi ditelinga nya.

Blaze langsung menutup mulutnya sendiri dan bersembunyi dibawah kasur yang sudah rusak itu, untung saja pintunya sudah ia kunci.

Namun...

Tok tok

"Ku datang padamu siapkah kamu, lari dan sembunyi dariku."

Tok tok

"Menuju arahmu cepatlah lari, larilah dan cepat sembunyi."

Wooooosssshhh

BRAAAKK

Hanya dengan hembusan angin kencang seperti tornado, gadis itu mampu menghancurkan pintu kamar itu yang kini hanya tertinggal engselnya saja.

Gadis itu melayang sedikit tinggi di atas lantai dengan perlahan sambil menolehkan kepalanya kesana kemari mencari kelibat manusia yang ia cari.

Sedangkan Blaze yang bersembunyi dibawah kasur mati matian menahan rasa takut serta degup jantung nya yang berpacu tidak karuan dan menahan deru nafas dan pergerakan nya agar dirinya tidak diketahui di situasi yang mencekam dan hening ini.

"Kudengar langkahmu, kudengar desah nafasmu, dan detak jantungmu,
ku kan temukan dirimu."

Tak lama gadis itu menundukkan kepalanya menghadap kasur dan ia tersenyum puas melihat kelibat seseorang yang ia cari akhirnya ditemukan.

"Kau sangat payah dalam sembunyi, kau sangat payah dalam sembunyi, kau sangat payah dalam sembunyi, oh rambutmu terlihat."

Makhluk halus berwujud gadis kecil itu menarik kasar rambut Blaze yang tertutup topi orange miliknya, dan Blaze meringis kesakitan saat rambutnya ditarik paksa oleh makhluk halus di depannya itu.

Topinya terlepas dari kepalanya, gadis itu berusaha mendirikan Blaze dengan menarik rambutnya yang lagi lagi membuat Blaze meringis kesakitan.

Seakan akan terhipnotis Blaze menatap mata merah darah gadis itu yang membuatnya terpukau, gadis itu terkekeh puas dan menurunkan Blaze yang sudah ia hipnotis.

Dan entah portal darimana, lingkaran hitam bergradasi abu abu muncul dihadapan mereka dan gadis itu berjalan duluan lalu Blaze yang sudah terhipnotis dibelakang nya mengikutinya seperti orang linglung.

Setelah Blaze dan gadis itu memasuki portal yang muncul di hadapan mereka tadi dan menghilang, hanya keheningan yang mengisi ruangan itu namun tak lama kemudian suara sirine polisi berbunyi nyaring dari luar rumah itu.

Tap tap tap

Derapan langkah kaki orang berlari terdengar jelas ditelinga siapa saja, salah satu polisi itu melihat pintu kamar lantai dua hancur dan polisi itu pun memasuki kamar itu.

Namun tidak ada yang ia temukan selain topi berlambang api berwarna orange, polisi itu pun keluar dari kamar tersebut dan menghampiri warga serta rekan kepolisian nya yang lain untuk memberitahu kan hal ini.

TBC

Note: lirik ada yang author ubah sedikit

Horor & Psikopat✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang