Tek Tek Tek
Lelaki itu memutar kepalanya kebelakang mengamati sekelilingnya saat mendengar suara, apa itu suara ranting yang jatuh? Tapi tidak mungkin di area rel kereta seperti ini ada pohon yang rantingnya jatuh, bahkan di area rel kereta itu jarang sekali ada pohon.
Lelaki itu bersiul untuk mengalihkan perasaan takutnya sambil menunggu kereta yang ia tunggu datang dan akan mengantarkan nya kerumah, tetapi ini sudah pukul 19.48.
Apa masih ada kereta jam segini? Entahlah, jika tidak ada mungkin ia akan berjalan kaki lagi menuju rumahnya. Jarak dari kampus kerumahnya tidak terlalu jauh, hanya perlu menggunakan kereta saja dan dalam beberapa saat ia akan sampai di rumahnya, tergantung sejauh apa rumahnya dari tempat ia menunggu kereta.
Tek Tek Tek
Lagi lagi suara itu, darimana sebenarnya suara itu!? Suara itu benar benar membuatnya cemas sekaligus takut dan ingin cepat cepat pulang kemudian baring di atas ranjang empuknya.
Ya, seperti yang orang orang bilang ekspetasi tidak sesuai realita. Matanya membulat sempurna saat melihat ke arah kiri, dimana seorang wanita tanpa tubuh bagian bawah dengan rambutnya yang panjang berjalan menggunakan kedua tangannya.
Dan ternyata suara yang sudah ia dengar sebanyak dua kali tadi berasal dari tulang wanita itu yang bergemelatuk dengan besi rel kereta. Tubuh lelaki itu membeku dan diam ditempat menyaksikan kejadian mengerikan di depannya.
Jangankan berlari, ingin menggerakkan kakinya sedikit saja pun susah entah apa yang menahan kakinya itu hingga tidak bisa diajak berkerjasama dalam waktu menakutkan seperti ini.
Karena terlalu memikirkan perasaan takutnya itu tanpa sadar sebuah sabit yang tiba tiba muncul ditangan wanita itu melayang ke arahnya.
Dan...
Slash!
Sreek!
Kepala lelaki itu putus dari tubuhnya, kepalanya terlempar ke arah semak semak disekitar rel kereta, tubuh itu tumbang dengan sendirinya dalam keadaan terlentang.
Wanita itu tersenyum miring dibalik poninya dan menghilangkan sabit miliknya yang ia gunakan untuk membunuh lelaki tadi kemudian berjalan lagi dan menghasilkan bunyi yang sama oleh tulangnya dan rel kereta yang saling bergemelatukan.
~Ray_67~
Suara riuh rendah oleh obrolan para mahasiswa dan mahasiswi terdengar di salah satu universitas itu, beberapa dari mereka ada yang duduk di dekat pagar universitas untuk menunggu jemputan atau pun menunggu temannya yang sedang ada sedikit urusan di kelasnya.
Bahkan ada juga yang sudah pulang terlebih dahulu menggunakan alat transportasi masing-masing ataupun sudah dijemput.
Beberapa dari sekelompok remaja itu berkumpul dan pulang bersama, sekelompok remaja itu bernama Kiki ta, Nut dan Gaganaz.
"Eh guys? Katanya tadi malam ada anak yang mati di sekitar rel kereta terus kepala sama tubuhnya itu terpisah, pas diselidiki ternyata kepalanya ada di semak semak dekat rel kereta itu." Ucap Nut sambil memakan dairy milk.
"Masa sih? Serem amat, kepalanya sampai terpisah gitu, kok bisa ya?" Balas Gaganaz.
"Gak tau sih, gak ada saksi matanya disitu." Balas Nut.
"Senjata tajam."
"Ha!?"
"Anak itu dibunuh menggunakan senjata tajam pastinya, dengan cara melempar senjata tajam dari pembunuh itu ke arah leher anak itu."
Perkataan Kiki ta membuat mereka termenung dan berpikir, tapi tunggu dulu! Bagaimana Kiki ta bisa tau hal itu? Mereka kini sudah berada di blok yang akan menjadi jalan pulang mereka dan tempat mereka berpisah.
Tapi sebelum itu, Gaganaz yang penasaran pun bertanya.
"Bagaimana kau bisa tau hal itu?" Tanya Gaganaz.
"Nanti juga kalian tau."
Kiki ta memutar tubuhnya dan berjalan menuju blok B untuk pulang kerumah, Nut dan Gaganaz hanya bisa berpandangan bingung dengan teman perempuan mereka yang suka membawa sabit kecil di dalam tasnya itu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Horor & Psikopat✔️
Horrorhanya kumpulan cerita horor dan psikopat versi author yang menggunakan tokoh boel so? met reading~ Sinar siluet putih mengkilap terlihat dari benda perak yang ia pegang, matanya menyiratkan dendam dan kemarahan Sudut pangkal bibirnya yang merah peka...