BAGIAN - 1

4.4K 426 45
                                    

"Ap--tidak, tidak! Aku tidak mau! "

Teriakan melengking dari seorang gadis memenuhi ruangan bernuansa biru muda. Raut wajah gadis itu tampak mengerut dengan kedua alis yang menyatu pertanda ia tengah menahan kekesalannya.

" Coba saja dulu, kalau kau tidak------"

" Aku tidak mau, Kaasan! " tolaknya lagi. Kali ini dengan acara menggebrak meja makan yang tampak berkilat.

" Sakura---"

" Aku tak mau mendengar apapun lagi. "

Pagi hari Haruno Sakura yang biasanya selalu menyenangkan kini berubah menyebalkan ketika Kaasannya tiba-tiba datang menggedor pintu apartemennya di saat matahari bahkan masih terlelap. Lalu, Kaasannya berbicara omong kosong yang bahkan tak bisa diterima sedikit pun oleh nalarnya sebagai seorang manusia.

Kencan buta.

Dua kata yang membuatnya selalu bergidik ngeri ketika membayangkannya.

" Kau hanya perlu menemuinya sekali. Dia pemuda yang baik, Kaasan bisa menjamin itu. "

Tuh, kan. Kali ini Kaasannya malah menampilkan raut wajah mirip anak kucing jalanan yang kehilangan ibunya. Jika sudah begini, Sakura mana bisa menolaknya.

Menghela napas, Sakura meminum kopi instan yang mulai mendingin tanpa minat. Ia menatap sang Kaasan dan berkata, " Hanya sekali. Jika aku tak menyukainya, Kaasan harus berhenti melakukan hal bodoh ini. "

Raut wajah Haruno Mebuki berubah seratus delapan puluh derajat. Senyuman mengembang di wajahnya. Ternyata, cara lama yang selalu ia lakukan untuk membujuk putri kecilnya masih mujarab.

Mebuki mengangguk setuju, " Ini yang terakhir. "

***

Haruno Sakura, masih mengenakan pakaian kerjanya kini tengah benopang dagu dengan raut wajah super bosan di restoran bintang lima yang diberitahukan sang ibu tadi pagi. Rambut merah mudanya ia gelung secara asal, bisa dibilang terlihat begitu acak-acakan. Tapi Sakura tak peduli. Ia ingin pulang dan berkencan ria dengan kasur serta guling yang ada di kamarnya, bukan menopang dagu seperti orang bodoh di tempat yang super mewah ini.

Jika setengah jam lagi orang yang akan menjadi pasangan kencan butanya tak datang, Sakura akan benar-benar pergi.

" Haruno- san? "

Mendengar suara seseorang memanggilnya, Sakura yang kini tengah menguap segera mendongak untuk melihat siapa orang itu. Dan Satu detik kemudian, ia langsung menutup rapat mulutnya dengan tangan.

Sakura terpaku.

Ia terpesona melihat sosok di hadapannya. Terutama jelaga hitam yang kini tengah menatapnya-- menilai penampilannya.

Secepat satelit ISS yang mengorbit bumi, secepat itu pula Sakura tersadar dari keterpakuannya.

Dengan cepat, matanya berpendar menatap ke arah dirinya sendiri.

Uh, ia ingin pergi ke Lukedonia sekarang juga!

" D-duduklah. Aku harus ke toilet sebentar. "

Sakura segera berjalan cepat menuju arah toilet tanpa melihat respon orang yang akan menjadi pasangan kencan butanya.

***

" Sial! "

Beberapa umpatan berhasil lolos dari celah bibir Sakura ketika ia melihat penampilannya yang mengerikan.

Rambut acak-acakkan, riasan wajah berantakan, baju yang bercampur bau keringat.Entahlah Sakura tak bisa membayangkan seperti apa penampilannya saat ini. Yang pasti ia sudah persis seperti seorang gelandangan sekarang.

KENCAN BUTA (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang