BAGIAN - 7

1.9K 303 4
                                    

Sasuke memberikan tanda silang pada kalender yang ada di ruang kerjanya. Hari ini, tepat seminggu sejak ia terakhir kali menemui gadis musim semi itu. Itu berarti, ia hanya perlu menunggu satu Minggu lagi untuk mendapatkan jawaban dari sang pujaan hati.

Sebenarnya, Sasuke galau. Hingga tumpukan berkas yang ada di hadapannya tak ia sentuh sama sekali. Ia merasa sedikit ketakutan sekarang. Ketakutan akan penolakan yang mungkin saja diberikan oleh gadis itu.

Selama seminggu terakhir bahkan napsu makannya berkurang dan tidurnya juga tak nyenyak. Lelaki itu selalu memikirnya, memikirkan seorang Haruno Sakura. Memikirkan bagaimana ekspresi wajahnya yang tetap terlihat  cantik meskipun dia tengah merasa kesal, memikirkan nada bicaranya yang ketus saat berbicara dengannya serta hal-hal lain tentang gadis itu. Semuanya.

Mereka memang baru dua kali bertatap muka, tapi Sasuke tahu ada yang berbeda pada seorang Haruno Sakura. Jika gadis-gadis lain yang pernah melakukan kencan buta dengannya akan langsung jatuh hati padanya dipertemuan pertama mereka, maka tidak dengan Haruno Sakura. Gadis itu masih bisa berpikir dengan jernih ketika tiba-tiba Sasuke berbicara dengan lantang bahwa lelaki itu ingin Sakura menjadi istrinya. Satu hal yang mustahil di temukan pada gadis lain yang pernah Sasuke temui.

Dan karena perbedaan itulah Sasuke merasa ketakutan.

Bukan tidak mungkin Sakura akan memberikan penolakan padanya. Jadi, yang Sasuke lakukan selama seminggu terakhir adalah menjadi anak baik. Sasuke tidak melakukan hal-hal aneh seperti yang dilakukannya tempo hari ketika ia mengirimkan sebuah bucket  bunga ke tempat kerja gadis itu. Sasuke bahkan sama sekali tak menghubungi gadis itu meskipun lelaki itu begitu ingin melakukannya. Ia takut jika Sakura merasa terganggu dengan pesan yang dikirimkannya dan berakhir dengan menolaknya.

Demi Tuhan, itu sangat mengerikan.

" Aku tidak pernah mendapatkan penolakan seumur hidupku. Aku yakin kali ini pun bugitu." Sasuke menyemangati dirinya sendiri. Meskipun Sasuke tahu jika kata-kata penyemangat itu tak ada efeknya sama sekali.

Haruskah ia menyanyikan lagu super romantis di pertemuan ketiga mereka? Tapi Sasuke bukanlah seorang penyanyi yang memiliki suara emas. Ia bahkan tak hapal lagu-lagu romantis yang biasa dinyanyikan seorang lelaki untuk pasangannya.

" Ah, sial! Harusnya aku lebih banyak mendengarkan musik daripada bekerja," keluhnya.

Ingin rasanya Sasuke mengambil les menyanyi dan menghapal beberapa lagu romantis sekarang juga. Tapi ia tak bisa melakukan itu. Selain karena waktunya terlalu mepet, pekerjaannya juga sangat banyak.

" Tidak, tidak! Itu tidak perlu! Aku yakin Sakura tidak akan menolakku meskipun aku tak menyanyikan lagu romantis, " lanjut Sasuke pada akhirnya.

Lelaki itu menarik napasnya, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya sebelum ia memutuskan keluar dari ruangan kerjanya. Ia harus menenangkan dirinya sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya yang terbengkalai.

.

.

.

TBC.

KENCAN BUTA (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang