(O4.) : The School ; ( O1. Breakfast and you? )

123 31 10
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~
























Grace tak mengerti dengan hatinya, gejolak asing kala tangan hangat itu menggenggam erat tangannya saat ini. Mata Grace menatap punggung tegap di sampingnya ini dengan seksama, Grace merasa familiar dengan degupan aneh ini.

Bahkan dirinya tak bisa protes dengan benar kala orang asing seperti lelaki di sampingnya ini yang dengan seenaknya saja menarik tangannya.

Langkah kaki tegap itu membuat Grace semakin familiar, kaki kecil Grace terseret mengikuti setiap langkah pemuda aneh di sampingnya kini. Siapa tadi namanya? Peter? Parker? Atau siapa? Grace seakan lupa tapi ingat entah lah.

Tep...

Dan langkah lebar itu berhenti tepat di depan pintu kayu yang cukup besar, dengan ukiran mahal di setiap sisinya. Pintu itu tertutup rapat tapi penuh dengan aroma masakan yang menguar dari celahnya, membuat perut Grace meronta keroncongan.

"Ku pikir kau memang lapar Lady haha." Suara kekehan itu seketika membuat Grace kesal sekaligus malu, dasar perut tak tau situasi.

"Ck, kau menyebalkan Tuan. Dan bukankah kau seenaknya menyeretku ke sini huh? Lalu apa-apaan tangan mu ini Mr..?" Mata Grace memicing dengan alis tertekuk sebal, pemuda di depannya ini sungguh menyebalkan menurut Grace.

"Peter kau bisa memanggilku Peter Lady, Darling juga boleh jika kau ingin." Dan senyuman menyebalkan itu mengapa malah terlihat tampan di matanya? Apa otak Grace semakin bermasalah? Ck, hari yang aneh.

"Dalam mimpimu Tuan Peter." Grace mendengus sekilas sembari memalingkan wajahnya kesal.

Tampaknya Peter melihat itu, dirinya tak ingin pujaan hati nya ini memiliki kesan buruk di pertemuan pertama mereka setelah sekian waktu lamanya.

"Baiklah-baiklah jangan marah, setidaknya isilah dulu perutmu dengan sarapan lezat di Aula ini. Setelah itu mungkin kita bisa berbincang sedikit sebelum kelas di mulai." Peter berujar lembut dan tenang membuat Grace menatapnya sembari mengangguk, senyuman tulus itu mampu membuat Grace terpaku untuk sepersekian detik. Mungkin otak Grace tak salah Peter memang setampan itu.

"So we?" Ucap Peter lembut dan jangan lupakan perlakuan manisnya kini, lengkap sudah.

Grace sangat merona malu sekarang, kenapa perlakuan pemuda itu membuat dirinya begitu senang dan rindu di saat bersamaan?

Grace hanya bisa mengangguk saat tangannya di genggam lembut seraya di tuntun untuk memasuki aula makan yang ternyata begitu menakjubkan itu.

Tuk...

Tuk...

Tuk...

Peter mengetuk lambang singa di tengah pintu besar itu dengan gerakan memutar. Ketukan di tiga titik dengan irama yang sama, Grace hanya bisa melihat itu dengan bingung.

Sebelum suara beratnya Peter bergumam sedikit nyaring hingga terdengar jelas di telinga Grace. Melunturkan niat Grace untuk bertanya lebih jauh tentang apa yang tengah di lakukannya.

"We eat all, everthing can't stop to eating."

Grekk...

Kriett...

Dan ajaib pintu itu terbuka perlahan, dengan menampilkan sepasang kurcaci dengan wajah tak ramah di depan Grace juga Peter sekarang lengkap dengan telinga runcing juga hidung bengkok mereka.

Fallen - Jisung YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang