(O8.) : The School ; ( O3. End of the Tour )

20 6 5
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~



























Kini Grace dan Peter telah sampai di depan pintu megah besar lengkap dengan aksen mewah beralaskan kayu maple tua. Peter tersenyum menahan Grace yang semula ingin masuk dengan cepat.

"Kenapa?"

"Kau tidak bisa masuk begitu saja tanpa izin Grace, ini ruangan penting keperluan siswa. Dan hal-hal privasi banyak tersimpan disini jadi tidak semua orang boleh masuk tanpa izin."

"Tapi jadwal ku?? Bagaimana ini??"

"Itu tidak berlaku untuk murid baru, karena yeah kau butuh perkenalan dan juga kau harus tau tentang beberapa aturan-aturan dasar."

"Lalu? Bagaimana cara kita akan masuk."

"Tenang saja akan ada yang membuka pintu ini sebentar lagi."

Bukan tanpa alasan Peter mencegah Grace tadi, pintu besar itu berisi banyak sekali perangkap. Bahkan Peter tidak hafal semua perangkap yang selalu Para Dewan ubah setiap minggunya. Ya, pintu Dewan Siswa di jaga dengan ketat, peraturan tambahan pun di terapkan secara menyeluruh. Sang Dewan Siswa yang bertanggung jawab akan semua aturan itu lah yang kini akan menjemput Grace dan Peter. Bukan berarti Peter tidak bisa leluasa memasuki pintu kerjanya itu, hanya saja Peter lebih suka Grace terkesan padanya nanti.

Grekk...

Klang...

Grakk...

Pintu besar itu terdengar membuka dari dalam, hingga bergeser membuat ruangan di dalamnya terlihat dari arah Grace dan Peter berdiri. Seorang lelaki jangkung yang tidak asing menarik perhatian mata biru Grace.

"Well Grace White, wellcome to Student Council Room or you call spell Scorvette Room." Suara tegas sedikit bercanda dengan senyuman lebarnya entah mengapa membuat Grace rileks.

Jujur saja sedari tadi Grace cukup canggung dengan Peter saat berjalan hanya berdua di koridor sekolah. Mata biru Grace melirik Peter yang tidak merubah ekspresi wajahnya sama sekali. Cih, dia selalu saja kaku.

"Oh thanks, Scorvette? Sound nice spell. And Why are doing in here??" Grace berucap ramah dengan senyuman.

Sepertinya setelah ini Grace harus bisa menghafalkan beberapa singkatan di Rosevette ini. Akan sangat tidak lucu jika nanti Grace mengobrol dengan teman-teman barunya tanpa tau kalimat-kalimat unik itu. Grace pasti akan terlihat sangat bodoh nanti.

"Oh I'm sorry, kau pasti sudah tidak asing dengan ku bukan? Kita bertemu saat sarapan tadi. Oh ya panggil aku Grovert saja karena panggilan Grove hanya khusus untuk Joanne oke. Tentu saja karena aku adalah seorang Dewan Siswa juga Grace." Lanjut Grovert menanggapi Grace.

"Oh, oke Grovert. Hanya saja aku baru tau bahwa kau adalah anggota Dewan Siswa. Itu sangat keren Grovert." Grace berucap dengan berbagai ekspresi di wajah cantiknya.

Pemandangan itu membuat Peter menarik sedikit sudut bibirnya. Peter senang jika Grace merasa bahagia di sekolah ini, takdir mereka akan menjadi lebih rumit setelah ini. Andai saja Peter bisa melanggar aturan itu mungkin sekarang Grace sudah kembali ke dalam rengkuhannya lagi.

"Yeah, But that guy on your side more awesome than me." Grovert tersenyum berucap sembari menatap Peter yang kini terlihat lebih cerah daripada tahun-tahun sebelumnya.

Semenjak Grace White datang di Rosevette Peter menjadi lebih hidup, dia tak lagi terlihat bak mayat tanpa jiwa. Selayaknya Sang terjatuh tanpa dinding tembusnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fallen - Jisung YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang