(O7.) : Extracurricular ?

37 7 4
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~






























Setelah mereka selesai makan siang, Harist lalu bergegas menunjukkan beberapa kelas yang sangat mengagumkan bagi Grace. Penjelasan Harist yang begitu lembut membuat Grace nyaman dengan acara tour dadakan mereka. Itu membuat Peter semakin terlihat tidak senang.

Seharusnya peraturan sekolah itu bisa di hapuskan saja.

Seharusnya Peter yang bertugas mendampingi pujaan hatinya itu.

"Nah lantai atas ini biasanya di isi oleh Para Bangsawan murni. Mereka biasa menggunakan seragam dengan warna biru yang menggambarkan langit." Jelas Harist dengan senyuman manisnya.

"Itu menarik, biru warna yang bagus. Seragam milik ku dan Peter juga biru bukan?" Celoteh Grace sembari menatap Peter.

"Tentu, karena kalian berdua berada dalam golongan atas." Ucap Harist dengan penekanan kata pihak atas yang begitu ketara jelas.

"Apa maksudnya itu Harist? Dan Bangsawan? Ku rasa kau bergurau. Aku ini hanya manusia biasa, mungkin memang sekolahan ini saja yang begitu keren dengan pola pendidikan seni menakjubkan." Grace yang mendengarnya sedikit protes, itu seakan tidak adil bagi Kaum bawah.

Namun Grace tidak terlalu ambil pusing dengan masalah itu, dia bahkan menganggap semua hal aneh di Sekolah ini adalah bentuk teknologi maju yang sengaja dibuat oleh kepala sekolahnya.

"Tapi-" bantah Harist yang terpotong karena ucapan Peter padanya.

"Tentu Grace selalu benar, jadi lanjutkan penjelasan mu Harist. Coz we haven't much time." Sahut Peter dengan mata yang menatap Harist tajam.

Jika sampai lelaki itu membongkarnya disini maka semuanya akan semakin runyam. Hell, ini baru permulaan.

"Ouh oke, semua hal di kelas juga Asrama bisa kau pelajari dengan buku yang sudah Willona berikan pada mu tadi Grace White. Buka saja halaman 167 bagian atas, kau akan mengerti." Harist yang paham akan sikap Peter padanya hanya bisa mengalihkan pembahasan ini ke arah lain.

"Ouh oke Harist." Jawab Grace disertai anggukan kepala.

Karena jujur saja, otak Grace seakan penuh sesak dengan berbagai hal baru yang ditemuinya hari ini. Setidaknya Grace bisa istirahat sejenak dari beberapa materi yang Harist sampaikan tadi.

"Karena ini sudah memasuki jam pelajaran tambahan, kau bisa melihat-lihat beberapa extracurricular yang berlangsung. Dan kau juga bisa memilih salah satunya untuk mendaftar." Tutur Harist sembari mengarahkan mereka ke Aula besar yang kini terlihat begitu ramai dan sibuk.

"Woah itu terlihat sangat seru." Grace yang melihat Aula besar itu berbinar sembari tersenyum lebar, ini sangat mengasikkan.

Mungkin saja ada hal yang menakjubkan nantinya.

"Tidak seru, itu hanya membuat mu lelah nantinya." Jelas Peter dengan rasa malasnya, walaupun kaki jenjangnya tetap mengikuti ke arah Grace berpijak.

"Cih kau memang pemalas Tuan Peter yang terhormat." Ejek Grace melihat sikap ogah-ogahan Peter.

"Apa?!" Peter yang tidak terima dikatai pemalas oleh pujaan hatinya itu sedikit merasa kesal.

Oh ayolah, Grace bahkan tidak tau sesibuk apa Peter sebenarnya. Dan dia dengan entengnya berbicara bahwa Peter seorang pemalas? Sungguh membuatnya kesal.

"Hahaha, kau bisa saja Grace. Jadi ayo lanjut ke kelas berikutnya." Tawa renyah Harist terumbar melihat Peter yang bak udang rebus menahan emosi memang menyenangkan. Hanya Grace yang bisa membuat lelaki sedingin es itu mempunyai berbagai macam ekspresi seperti sekarang ini.

Fallen - Jisung YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang