3. Orang-Orang Menyebalkan

11 3 0
                                    

Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan setiap orang pula memiliki caranya masing-masing untuk bertahan dari serangan yang menjatuhkan mentalnya.

-Rain and Rain-

Sudah sejak 20 menit yang lalu Alana tiba di sekolah. Dan sekarang masih pukul setengah enam pagi. Bukan tanpa alasan ia datang pagi sekali, itu karena ia ingin menghindari berpapasan dengan orang-orang menyebalkan sekaligus suasana sejuk bagus untuk kesehatan jiwanya. Alana berjalan-jalan mengelilingi sekolah. Sampai akhirnya ia di taman belakang, Alana duduk di bawah pohon mangga yang rindang dan sejuk. Ia menyenderkan punggungnya, lalu memejamkan mata menikmati suasana hening dipagi hari.

Entah mengapa terasa ada angin dari atas yang menerpa wajahnya. Sejuk sekali. Dan beberapa helai daun jatuh. Alana tidak peduli dan berusaha tenang. Seseorang menahan diri untuk tidak tertawa dan hanya tersenyum geli. Ada siswa yang duduk di atas pohon mangga tepat Alana duduk sambil mengelupas mangga matang berwarna kuning bercampur sedikit warna oren itu dengan giginya. Setelah itu mengelupasnya dan membuangnya ke bawah.

Alana yang merasa sedang diperhatikan itu pun membuka matanya dan secara langsung melihat siswa di atas pohon itu yang tersenyum ke arahnya. Alana segera berdiri sambil terpekik kaget, dan menatap heran pria itu. Siswa itu memakai hodie biru dongker. Lalu tiba-tiba ia mengeluarkan kipas kecil elektronik dari tasnya. Alana semakin terkejut. Jadi yang sejuk seperti angin sepoi-sepoi tadi?

"Lo siapa?" tanya Alana.

"Dan ... lo dapet mangga dari mana?" tanya Alana bingung karena pasalnya pohon mangga ini sedang tidak berbuah.

"Btw, lo mau?" tanya pria itu langsung mendapat gelengan dari Alana.

Pria itu menyesapi sari dari buah mangga yang tersisa di bijinya, lalu membuangnya setelah habis. Ia menaruh tasnya di dahan pohon, lalu segera menjatuhkan badannya ke bawah dan kakinya menggelantung di dahan pohon. Posenya mirip seperti kelelawar. Alana memundurkan tubuhnya.

"Btw, lo punya tisu?"

"Enggak!" bohong Alana. Pria itu mengangguk.

"Lo siapa, sih?" tanya Alana lagi.

"Gue? Gue adalah penunggu pohon mangga ini!"

"Sejak kapan gue bisa lihat setan?" tanya Alana.

Pria itu tertawa kecil, "gue bukan setan. Tapi gue manusia jadi-jadian. Hahaha ...!"

"Eh, btw lo punya tuh! Bohong ya, lo!"

"Enggak!" jawab Alana cepat.

"Terus itu apa?" tanyanya sambil menunjuk saku di dada Alana.

Alana terkejut dan langsut memukul kepalanya. "Dasar cowok brengsek lu! Cowok mesum! Gak punya malu!" Setelah itu ia segera pergi meninggalkannya.

"Dasar cowok mesum!" gumam Alana saat pergi.

"Eh, buset! Gue nggak maksud gitu. Astagaa ...!" gerutunya sambil mengelus kepalanya.

Ia segera turun dan menuju toilet untuk membersihkan tangan dan mulutnya. "Gak tau aja kalau kemarin gue yang kena botol sialan itu gara-gara lewat sana! Huh, gak tau terima kasih, tuh, cewek!" dumelnya lantas segera memasuki toilet.

🍃🍃🍃

Dua jam pelajaran matematika membuatnya mengantuk. Sebenarnya ini juga salahnya sendiri karena begadang sampai jam 2 pagi dan ditambah ia berangkat ke sekolah pagi sekali. Apalagi gurunya kalau menjelaskan seperti mendongeng. Alana menyangga kepalanya dengan tangan dan berusaha untuk tidak tertidur. Matanya sangat berat dan kepanya rasanya berputar-putar. Ingin sekali tidur tapi tidak bisa.

Ken melirik Alana yang sedari tadi menahan kantuk. Ia menghembuskan nafas panjang dan tetap fokus pada penjelasan Pak Imam. Tangannya dengan spontan menahan kepala Alana yang hampir jatuh ke meja. Alana refleks membuka lebar matanya. Ia meringis malu dan meminta maaf. Lalu segera mengucek matanya berulang kali agar tidak mengantuk.

"Sadar, sadar ...!" ucapnya sambil menutup matanya dengan tangan, lalu membukanya.

"Sana ke toilet!" ucap Ken sambil mencatat rumus dari papan tulis. Alana terdiam. Ia sangat ngantuk. Jadi lebih baik memang harus segera di basuh air. Ia pun izin kepada Pak Imam dan berjalan cepat ke toilet.

Sesampainya di sana, ia mendengar desahan. Jantungnya berdegub kencang dan masih melangkah mencari sumber suara tersebut. Sampai akhirnya ia melihat ada satu pintu toilet paling pojok yang sedikit terbuka dan melihat dua manusia berjenis kelamin berbeda sedang berciuman. Reflek Alana menutup mulutnya dan segera keluar dari sana. Matanya langsung melek, dan jantungnya berdebar-debar.

"Bisa-bisanya mereka melakukan hal kayak gitu di sekolah. Di toilet pula! Astaghfirullah, Astaghfirullahal'adzim ...," ucapnya.

Ia segera mencari toilet lain. Setelah dapat, ia segera membasuhkan air di wajahnya berulang kali. Salah satu pintu toilet terbuka dan seseorang keluar dari sana. Alana yang kebetulan sudah selesai dan ingin kembali, sedikit terkejut melihat Jessika. Apalagi wajahnya yang kusut dan matanya sembab.

Jessika yang sama terkejutnya menjatuhkan sesuatu tepat di dekat kaki Alana. Alana yang reflek melihat itu terkesiap. Jantungnya semakin berdegub kencang dan menatap Jessika tidak percaya. Jessika segera mengambil tespacknya dan menatap tajam Alana.

"Lo ... gue harap lo bisa jaga rahasia! Kalau sampe ini terbongkar! Artinya ini salah lo! Dan lo akan tahu akibatnya! Gue nggak becanda!"

Jessika menarik nafas setelah itu meremas tespacknya dan memasukkannya ke dalam saku roknya. Matanya memerah dan berkaca-kaca. Urat-urat di sekitar wajahnya terlihat. Wajahnya sedikit memerah menahan amarah, tangisan, dan sesak. Alana terdiam dan menunduk, ia melihat kepalan tangan Jessika.

Lalu ia mendongak dan menatap Jessika, "Gue nggak akan bilang sama siapapun. Gue janji!" katanya dengan sungguh-sungguh.

Jessika yang melihat itu hanya menarik nafas berat, "oke! Awas kalau lo sampe ingkari janji itu! Gue bener-bener bakalan buat lo hancur-sehacurnya!" tegasnya dengan aura menantang dan penuh amarah.

Setelah itu Jessika segera pergi meninggalkan Alana seorang diri. Alana terdiam dan menghela nafas berat. Ia tidak percaya Jessika akan begini. Hamil? Astaga, bahkan Alana tidak bisa berfikir jernih saat ini. Ia bingung dan resah dengan hidupnya di kemudian hari. Kenapa harus Alana yang tahu? Kenapa pula harus Alana yang berjanji untuk hal itu? Alana mendesah sebal.

🍃🍃🍃


Assalammu'alaikum, gimana kabarnya hari ini? Btw, gimana part ini? Feelnya dapet nggak? Atau gimana?

Jangan lupa vote, komen, dan follownya. wkwkwkk
Kalau ada kesalahan kata, kepenulisan, tanda baca atau hal lainnya bisa komen :)

Sekian, wassalammu'alaikum:)

📝Tulungagung, Selasa, 20 Juli 2021

See U!

Rain and RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang