Siang itu, tahun 1802 di kerajaan Allenwood aku sedang berada didalam kereta kuda keluargaku. Hari ini bukanlah hari mingggu biasa, melainkan hari dimana aku dan keluargaku pergi ke Kota Evenheim, ibu kota kerajaan Allenwood.
Aku bersama keluargaku pergi ke kota Evenheim bukanlah untuk berwisata, tapi karena disana aku akan mengikuti sebuah perlombaan gulat. Itu adalah lomba gulatku untuk yang pertama kali. Aku gugup.
Setelah beberapa lama perjalanan, kami akhirnya sampai di Arena gulat yang terletak di tengah Kota Evenheim. Kami berpisah. Aku pergi menuju ruang peserta, dan keluargaku pergi menuju bangku penonton.
Satu persatu peserta lomba pergi menuju Arena setelah nama mereka dipanggil. Terlihat dari ekspresi mereka, ada yang yakin bahwa dirinya akan memenangkan perlombaan, ada juga yang terlihat masa bodoh dan cuek siapapun lawan mereka. Selagi aku menunggu namaku dipanggil, aku melakukan beberapa senam ringan untuk melenturkan otot-ototku.
"Asca von Everhood, dipersilahkan untuk masuk kedalam Arena." Suara panitia yang memanggil namaku.
Namaku Asca, laki-laki berumur 17 tahun, dan Everhood adalah nama margaku. Everhood selalu dikenal sebagai klan keluarga paling berpengaruh di Kerajaan. Iya benar, bisa dibilang keluargaku memiliki peran besar dalam kerajaan Allenwood terutama pada bidang energi, jasa pelayanan transportasi, dan kesehatan.
Ketika aku berjalan menuju arena gulat, mataku terus melihat ke arah kursi penonton. Mencari sederet orang yang aku kenal. Sebelah timur, disana terlihat empat orang sedang duduk bersampingan di kursi VIP. Keempatnya melihat kearahku.
Mereka adalah Ayah, Ibu, dan kedua kakakku. Hanya dengan melihat ekspresi wajah mereka berempat, alasanku untuk 'mengangkat piala' menjadi bertambah. Tidak salah lagi. Aku harus menang.
Peserta berikutnya datang, orang itulah yang akan menjadi lawanku di pertandingan pertama. "Taklukan lawanmu Willy!" seseorang berteriak memberikan semangat kepada lawanku.
Willy Hoover, seorang atlet muda yang mendapatkan medali perak pada lomba gulat tahun lalu. Kira-kira tubuhnya lebih pendek 15 cm dariku, namun ada yang mengatakan bahwa Willy sangat lincah dan memiliki kekuatan cengkeraman tangan yang luar biasa. Tapi biarlah. Aku percaya aku bisa menang melawannya.
Pertandingan dimulai. Aku menyerang terlebih dahulu. Dan ternyata benar, Willy memiliki kelincahan yang luar biasa. Dia mampu menghindari setiap seranganku. 45 detik setelah lonceng berbunyi, dia belum memberikan serangan sama sekali dan hanya menghindari seranganku.
Dari kursi penonton, Willy terlihat seperti bertarung dengan anak kecil. Sudah cukup aku tidak mau diperlihatkan seperti anak kecil lagi. Aku bergerak cepat dari arah samping dan melemparkan serangan menggunakan tangan kananku. Posisi dirinya berada sekarang sangat sempurna untuk teknik serangan ini. Mustahil dirinya bisa menghindari serangan ini. Tapi ternyata, Willy menahan pukulanku dengan tangan kirinya.
Hal yang tidak pernah kuduga, Willy dengan tubuh kecilnya dapat melakukan itu. Dengan cepat, Willy menggunakan tangan kanannya untuk mencengkeram tangan kananku. Kaki kanannya juga sudah mengunci pergerakanku. Diriku dibanting ke lantai dengan sangat keras. Aku kalah.
Tangan kananku berdarah, lantai keramik yang ada dibawahku retak dan retakan itu menggores tangan kananku ketika Willy membantingku. Darah yang keluar tidaklah banyak, seharusnya tidak sampai membuat seluruh orang terkejut.
Namun, yang terjadi adalah seisi ruangan terkejut dan seketika menjadi hening. Para penonton ,panitia, dan keluargaku terdiam. Bahkan Willy juga ikut terkejut. Semuanya terkejut. Mereka terkejut karena darah yang keluar dari tangan kananku berwarna merah.
Ada apa dengan darah berwarna merah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Essentials
AdventureKetika kita yang pernah setinggi langit, kemudian jatuh ke tanah dengan sangat keras. Hancur sehancur-hancurnya. Kemudian apa yang kita lakukan? Essentials menceritakan kisah seorang anak laki-laki bernama Asca yang ingin kembali ke kasta awalnya...