Chapter 6 : Kuil

6 3 0
                                    

".....pergi dari rumah kami sekarang?!" Airis mengusirku.

Di hari yang sama, aku pergi dari kediaman keluarga Camelot. Lagi-lagi hal seperti ini terjadi, aku harus kembali ke daerah tempat tinggalku yaitu Joms. Di sana aku akan kembali menjadi petani gandum. Semoga nama palsuku (Zuberg) yang sudah aku pertahankan selama dua tahun masih bisa terpakai. Semoga saja Leonardo tidak datang ke Joms dan memberitahu identitasku yang sebenarnya

Aku kembali ke kehidupanku yang sebelumnya, yaitu menjadi petani gandum di daerah Joms. Kehidupanku berjalan seperti biasa. Sudah sekitar dua minggu sejak aku diusir oleh keluarga Camelot.

Di sore hari aku duduk di kursi, di pinggiran ladang gandum. Terdengar suara kicauan burung dari arah hutan, suara angin yang berhembus dari arah pegunungan semakin mewarnai senjaku. Selagi aku melihat matahari yang sebentar lagi tenggelam, aku memikirkan berbagai hal. Keajaiban apa yang akan datang kepadaku nanti ataukah kesialan lagi yang akan datang? Aku tidak tahu. Aku kembali menjalani hari seperti biasanya.

Di siang hari yang cukup berawan, seseorang mengetuk pintu rumahku. Tidak biasanya aku kedatangan seorang tamu. Aku membukakan pintu dengan senyuman. 

"Selamat siang Asca.." seseorang yang bertamu ternyata seseorang yang pernah aku kenal sebelumnya. Dia adalah Airisviel Camelot. 

"Selamat siang..nona Airis, lama tidak bertemu" aku masih menganggapnya sebagai mantan majikanku. Aku mempersilahkannya masuk dan menyuguhkan secangkir teh. Aku tidak tahu mengapa Airis datang ke rumahku.

"Asca..apa kamu tidak keberatan untuk mendengar ceritaku?" sepertinya itu tujuan Airis datang ke rumahku. Mungkin dia akan menceritakan masa lalunya,dan tentang darah peraknya.

"Aku..tidak keberatan sama sekali" jawabku.

"Mungkin kamu bertanya-tanya mengapa seseorang berkasta Rise (kasta peringkat tiga) sepertiku memiliki darah berwarna perak. Dulu...ayahku yang seorang dokter yang menikahi seorang putri bangsawan bernama Akagi, putri bangsawan itu adalah ibuku. Singkatnya, ayahku adalah seseorang dari kasta Rise yang menikah dengan putri bangsawan dari kasta Ruin. Karena pernikahan tersebut, Ibuku diusir oleh keluarga kerajaan dan harus turun kasta menjadi kasta Rise. Aku terlahir sebagai seorang berkasta Rise karena Ayahku dan memiliki darah berwarna perak karena Ibuku. Ibuku dibuang oleh keluarganya karena cinta yang dia kejar, jadi setelah mengetahui kabar bahwa dirimu dulunya adalah seorang dengan kasta Rizen (kasta peringkat dua) yang dibuang..aku kembali teringat tentang ibuku.." Airis mengatakan itu semua seperti menyesal dulu dia pernah mengusirku.

"Ayahku meninggal tiga tahun yang lalu karena kecelakan di kapal...dan Ibuku, dia tidak tinggal bersamaku" Nampak sedih Airis mengatakan hal itu. Wajar saja. 

"Aku terus memikirkan dirimu ketika kamu tidak lagi di rumah" kata Airis. 

"Ha? Gimana nona?" tanyaku. 

"Hoi jangan mikir yang aneh-aneh, aku cuma teringat cerita ibu yang kebetulan mirip dengan ceritamu!" Airis menjawab dengan memalingkan wajah.

Siang itu kami mengobrol banyak hal. "Malam ini aku ingin mengajakmu untuk pergi ke suatu tempat, jika kamu mau ikut denganku..tolong bawa beberapa pakaian ya" Airis mengatakan itu dengan tersenyum kearahku. Aku tidak merasa curiga sama sekali. Dia gadis yang baik. Tapi tunggu, kenapa malam hari dan harus membawa pakaian.

"Kalau boleh tahu, kita akan pergi kemana?" Aku penasaran. "Kamu akan tahu setelah kamu sampai disana" Airis mengatakan itu dengan memiringkan kepalanya ke kanan sembari tersenyum. Dia merahasiakannya.

Malam itu kami berdua pergi menggunakan kereta, karena jarak yang lumayan jauh dari Joms. Sekitar dua jam menggunakan kereta uap, akhirnya kami berdua sampai. Itu adalah kota bernama Yamanote, kota yang memiliki nuansa Asia yang sangat luar biasa. Banyak bangunan-bangunan berasitektur Asia. Terlihat banyak pohon bambu dan bunga sakura disana. Ada banyak bangunan seperti kuil disana untuk kegiatan keagamaan. Di bagian jalanan juga terlihat barisan lampu lentera yang bersinar terang seakan-akan memandu kami untuk berjalan ke suatu tempat.

"Asca..ke arah sini,ikut aku..jangan liat-liat terus,kalo nyasar nanti repot" sepertinya gadis bernama Airisviel ini telah keluar dari sifat dinginnya. Dari tadi aku melihat wajah cantiknya, dia nampak bahagia.

Kami berdua sampai didepan kuil yang sangat besar, mungkin ini adalah kuil terbesar di kota Yamanote. Tidak, mungkin yang terbesar di kerajaan Allenwood. Terlihat dari luar sangat kokoh dengan warna merah yang mewarnai pilar-pilar bangunannya.

"Ayo kita masuk.." Airis membukakan pintu gerbang kuil itu. Tempat apa ini, aku baru tahu ada kuil semegah ini. Yang aku tahu, bangunan-bangunan hebat hanya bisa ditemukan di Evenheim, ternyata aku salah.

"Selamat datang..nona muda," seorang perempuan berpakaian kimono menyapa Airis. Dari perawakannya, dia kemungkinan adalah seorang pengurus kuil. Aku masih tidak mengerti mengapa Airis mengajakku ke tempat ini. Dan mengapa orang tadi mengenal Airis?


Buat Chapter ini segitu dulu ya wkwk
Serius aku teh bingung mau ngemas ceritanya gimana, semua udah ada di kepala tinggal penuangannya aja 'mengbingung' haha

Bantu Doa aja semoga semuanya dipermudah dan wp ini ga ter-ghosting, aku selama liburan ini juga gabung kegiatan ini-itu sih, dalam maupun luar kampus. Jadi ya begitudeh

EssentialsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang