Rania bilang ia tidak perlu dandan yang cantik. Rania bilang ia cukup berpenampilan sederhana saja karena cowok itu menyukai cewek sederhana dan apa adanya. Tetapi, Syila justru bingung harus berpenampilan seperti apa.
“Oke, Syila lo pilih aja baju yang sederhana dan nyaman. Nggak terlalu cantik berarti nggak usah girly dong. Oke, oke, mari kita pilih yang sesuai.”
Syila sudah berdiri di depan lemarinya selama 15 menit. Namun, ia belum juga menemukan kostum yang sesuai.
“Kenapa susah banget sih!” Syila mengacak rambutnya kesal. Untuk kali ini berpenampilan sederhana menjadi hal yang menyusahkan untuknya.
Apalagi Syila terbiasa dengan pakaian anggun dan elegan. Menggunakan rok mini atau pun dres sangat sesuai dengan kepribadian Syila selama ini.
Rania masuk dengan rok tiga perempatnya yang bermotif kotak dan atasan kaos berwarna putih. Seperti biasa ia akan memakai sepatu untuk gaya casualnya.
“Kok lo keliatan cantik banget sih?” tanya Syila tidak terima saat melihat penampilan Rania.
“Syila sayang di sana kan ada pacar gue, jadi gue berpenampilan kayak gini. Ini sederhana kok.”
Syila menatap Rania dari atas sampai bawah. Entah sederhana dari mana yang dimaksud Rania itu. Penampilannya sangat manis dan elegan membuat Syila kesal sendiri melihatnya. “Huh, sederhana mata lo, gitu lo bilang sederhana.”
“Hee... lo kok belum siap juga sih?”
Rania mulai mencari baju yang sesuai di lemari Syila. Ia membolak-balikan pakaian elegan dan manis milik Syila. Ia bahkan mencari sampai sudut terdalam. Demi mencari pakaian yang katanya sederhana itu.
“Nah, lo pake ini deh, Syil.” Rania memberikan celana jeans dan hoodie.
Mata Syila tak lepas dari pakaian yang ada di tangannya. Ia memandang pakaian itu bahkan sampai membuka mulutnya. Ia pun meneguk ludahnya dan menatap pada Rania. Yang ditatapnya hanya bisa menampilkan cengiran polosnya.
“Lo serius?”
Rania hanya mengangguk dengan antusias sambil mengedipkan matanya berulang-ulang.
Dengan cepat Syila langsung mengganti pakaiannya dengan yang diberikan pada Rania tadi. Syila lalu melihat pantulan dirinya pada cermin besar dalam kamar itu. Syila masih tidak menyangka dia akan berpenampilan seperti itu.
Pasalnya sudah bertahun-tahun Syila tidak mengenakan celana jeans. Demi kenyamanannya ia seringkali lebih memilih menggunakan rok kain. Dan, kali ini Syila berpenampilan seperti tiga tahun terakhir.
“Udah Syila sayang lo nggak usah terheran-heran gitu. Lo cuma main kan, bukan mau menarik perhatian cowok?” tanya Rania sambil menaikkan satu alisnya.
Syila hanya bisa mendengus kesal dan mengikuti Rania keluar. Mereka melajukan mobilnya di jalanan kota Jakarta. Sebelum berangkat tadi Rania sempat menyarankan Syila untuk membawa karet gelang untuk mengikat rambutnya.
Rania bahkan melarang Syila untuk menstyle rambut panjangnya itu. Ia hanya sedikit memblow ujung rambutnya agar keliatan lebih bervolume dan tidak lurus lepek.
Tiba di sebuah kafe Rania menuju meja yang sudah terdapat beberapa orang. Syila hanya mengenali satu lelaki yaitu Iyan, pacar Rania. Dua lelaki yang lain terasa asing di matanya, sepertinya ia belum pernah bertemu mereka.
Syila lalu duduk di sebelah Rania. Ia tersenyum pada mereka semua. Sebelumnya Iyan sempat menyapanya. Syila menunggu Rania untuk memperkenalkannya pada dua lelaki yang tak dikenalnya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/250126010-288-k406748.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Belum Mencintaimu [END]
Teen Fiction🌬️Cerita ini hanya 10 bab, gak banyak, hehe. Selamat membaca 😍 Cerita pendek yang mengisahkan tokoh Syila yang masih terjebak dengan masa lalunya. Syila menganggap bahwa cinta itu sesuatu yang tak bisa ditemukannya pada banyak orang. Bahkan ketika...