bab 5

4.1K 431 6
                                    

Hari hari yang kulalui sama sekali tidak ada perubahan, apa aku harus melakukan sedikit aksi, seperti memburu para bandit yang berusaha menghalangi jalan orang orang. Kayak seru..

Aku akan mencoba nanti malam, lumayan mengasah bakat ku yang dulu di ajari Ayah.

Sembilan menunggu malam tiba yang tinggi beberapa jam lagi, aku memakannya kudupan di gazebo di samping kamar ku dan wangye, ketika aku sedang asik memakannya kudapan, wangye masuk kamar dengan wajah yang sangat dingin.

"Wangye,,, mau? " Sapa ku, dan menawarkan kudapan.

Ku lihat dia diam dan langsung mengalihkan pandangan ke arah lain melanjutkan tujuan nya masuk kamar, seperti nya;)

Aku kembali memakannya kudapan nya, tanpa memperdulikan dia yang sedang mencari sesuatu.

Awalnya aku berusaha tidak peduli tapi suara grasak grusuk mengusik ketenangan ku.

"Wangye mencari sesuatu? " Tanya ku di abaikan oleh, karena kesal aku bangkit dan menghampiri nya.

"Katanya saja wangye, apa yang wangye cari, siapa tau aku melihat nya, " Ujar ku sedikit kesal.

Di tetap diam"wangye!!! "Kekesalan ku bertambah jadi aku sedikit berteriak memanggil nya, dan dia menghentikan aktivitas nya dan memandang ku tajam.

" Jangan teriak teriak wangfai " peringatnya.

"Jangan sok tuli wangye" Ujar ku tak mau kalah.

Setelah aku mengatakan itu, dia menatap ku dingin, apa apa ini dia yang membuat ku berteriak, dia yang marah.

"Cepat wangye katakan apa yang wangye cari? " Tanya ku lagi.

"Kipas biru" Ujar nya singkat, akupun berpikir pikir, kipas itu bukannya sudah ia simpan di tempat yang tidak di ketahui oleh orang lain.

"Kipas biru?, bukannya sudah wangye musium kan? " Tanya ku mendapatkan tatapan heran darinya

"Musium?, apa maksudnya? "

Mampusss aku lupa dulu sini belum ada musium"a itu wangye barang yang di simpan di tampat yang terjaga dan terawat "ujar ku gugup ..

" Coba wangye ingat ingat, karena yang tau kipas itu cuma wangye , bukannya kipas itu tidak bisa di sentuh tanpa izin dari wangye dan juga kipas itu tidak akan terlihat jika tidak tangan wangye, jika kipas itu jatuh di suatu tampat tidak ada yang akan melihat atau mengambil nya kan? "Ujar ku padanya

Aku melihat dia, sedikit berpikir dan langsung keluar dari kamar, wahh seperti nya dia sudah ingat, dasar pria tidak tau Terima kasih.

Malam hari ini aku mulai melakukan aksi ku, mancari pengalaman di dunia fantasi, aku tertawa sendiri memikirkan nya.

" Serahin barang barang kamu"ujar nya pada ku sampai menodong kan padang pada ku.

Gaya merampok tidak berubah ya, dari dunia fantasi mau dunia nya sama aja.

"Dengan senang hati" Aku menjawab nya dengan senyuman di wajah nya, ku lihat bandit di tertawa...

Hahah tertawa lah wahai calon mayat karena sebentar lagi kalian akan lupa cara tertawa.

Aku mengambil belati berwarna emas, wajah mereka terlihat sangat senang dan penuh harapan, tapi sayang tatapan senang mereka langsung berubah menjadi terkejut ketika tau apa yang aku keluar, aku langsung saja mengores dada bandit yang paling dekat dengan ku.

Dia mundur beberapa langkah ,taman taman nya terlihat marah, "dasar perempuan sialan" Selah satu diantara mereka  berlari maju kearah ku, seperti berniat menikam ku, tapi lebih dulu aku menikam kedua pahanya dengan cepat, dia seperti mematung sedetik kemudian di jatuh dan mengeram sakit.

Aku tersenyum evil kearah pria yangg sedang terbaring di depan ku, dengan segaja aku menginjak lukanya, wahh jiwa psikopat ku Mulai muncul tak kusangka darah psikopat Ayah ku juga sedikit menurun pada ku.

Ku lihat dia mengeram dan memohon untuk diampuni, ada rasa bersalah muncul di hati ku, seperti darah ibu ku lebih banyak mengalir dalam tubuh ku dari pada  Ayah ku, maka dari itu Ayah salalu bilang kalau aku mirip ibu, dan Ayah juga bilang melihat ku seperti melihat ibu , mirip sekali.

Aah Ayah aku merindukan mu, sangat merindukan mu, tunggu aku setelah tugas ku selesai aku akan kembali dan orang yang pertama ku peluk ada Ayah.

Ah aku baru sadar kalau kaki ku masih menginjak luka bandit itu, tamannya yang lain tidak berani maju karena tadi aku sudah mengancam mereka kalau mereka maju maka aku akan membunuh teman nya ini, dan mereka mendengarkan ku.

Wah seperti mereka teman ya setia, komplotan jahat banyak yang setia pada teman seperjuangan nya.

Aku pun menurunkan kaki ku dari luka bandit itu"baiklah kali ini kalian akau ampuni, dan aku tidak ingin melihat kalian  lagi beraksi di jalan ini, jika sampai aku mendengar kalian memulainya lagi, maka aku tidak akan segan segan membunuh kalian semua sampai garis akhir keturunan kalian, mengerti? "Ujar ku begitu lantang

Ku lihat mereka seperti gemetaran dan langsung membantu taman nya yang ku tusuk tadi dan lari bersama.

Wahhh ku akui mereka dia yang ku tusuk tadi gak salh pilih teman, di tungguin guys,,,

Mari kita beri tepuk tangan pada mereka yang setia,,, akupun melanjutkan perjalanan ku, malam malam gini enaknya makan yang hangat hangat, tapi apa ya?

Ke pasar aja kali ya, tapi masih ada toko yang buka gak si...

Sampailah aku di pasar ternyata toko nya udah pada tutup, aku menatap pintu toko yang tertutup itu tiba-tiba ada yang manjalurkan bungkus pop mie instan yang sudah di seduh..

" Kau"tunjuk ku ke arahnya

"Mau tidak, susah lo aku bawak ke sini" Ujar nya, siapa lagi kalau bukan sistem gila itu.

Aku mengambil nya"Terima kasih"

"Iya, sama sama, apa sih yang gak buat tuan ku ya cantik"

Aku menatap nya sinis, "bisa tidak hilangkan kata pujian saat bersama ku"

"Kenapa?, bukannya cewek suka di puji cantik"

"Masalahnya kau itu muji ku hari ini besoknya kau GhostThing "

Sistem gila itu malah terbahak "oh iyaya aku sering meninggalkan mu, tapi sebenarnya aku tidak pernah meninggalkan mu, aku selalu ada di dekat mu, cuma sayang kau tidak bisa merasakan keberadaan ku karena cuma aku yat menyayangi mu" Ujar nya penuh drama..

"Dasar puitis" Ujar ku , lalu meninggalkan nya..

"Hei kau mau kemana? " Ujar nya setengah berteriak ketika melihat ku meninggalkan nya.

"Pulang" Ujar ku, meninggalkan nya.

"Hai tunggu dulu, kau tidak mau makan sampai habis,, sayang lo ini" Ujar berteriak lebih keras...

Aku mengabaikan nya dan terus berjalan.

Aku pulang ke kediaman ku dan langsung aku merebahkan tubuhku di atas kasur... Ruang itu terlihat kosong, mungkin wangye belum pulang...

Saat aku baru memejamkan mata ku

"Kau baru pulang wangfai? "
Dalam hati ku berkata MAMPUSSS..

_____

Jangan lupa vote dan komen

salam dari penulis

angga RIANSYAH antariksa putra

Aceh Besar...
12 Juli 2021

Novel world adventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang