#26 - Closure

2K 425 51
                                    

Said you'd never hurt me, but here we are

Oh, you swore on every star

How could you be so reckless with my heart?

(Madison Beer - Reckless)

***

Ponsel yang sejak tadi dipegang langsung dilempar kuat-kuat dari sudut ruangan ke arah ranjang. Gia murka, kecewa, dan perasaan buruk lainnya bercampur menjadi satu dalam hatinya. Penyebabnya satu, tidak lain dan tidak bukan adalah Bima.

Gara-gara sakit yang mendadak kambuh, mereka pasti sudah mengobrolkan maksud dari ciuman tidak terduga kemarin pagi. Sayangnya, semuanya tertahan berjam-jam hingga pagi datang. Itu pun pasti tertunda lagi karena Gia harus menghadiri rapat panas selama tiga jam lebih dan untungnya berakhir memuaskan. Sekarang, dia kembali nelangsa apalagi ketika mengingat kejadian barusan, di depan lorong unitnya.

Karena masih belum bugar, Bu Luna langsung menyuruh Gia untuk pulang. Hari yang masih cukup siang, dia memilih pulang sendiri daripada mengganggu Bima bekerja. Sialnya, dia malah menemukan pria itu di depan unit apartemennya. Menunggui Putri yang tahu-tahu muncul dengan bahasan celana dalam.

"Heck!" makian pelan meluncur dari mulut Gia. "Itu celana dalam maksudnya apa?"

Frustrasi. Gia memilih melemparkan diri di atas ranjang. Menghentak-hentak kedua kakinya. Isi kepalanya sukses diisi dengan pikiran buruk yang mengkombinasikan antara Bima, Putri, dan celana dalam.

Deringan telepon menghentikan kegilaan Gia sesaat. Tangannya dengan cepat meraba sekitaran ranjang, lalu mengangkat panggilan tanpa melihat siapa yang menghubungi.

"Halo," sapa Gia. Nada suaranya agak ketus.

"Gia ...."

Mendengar suara Elang di ujung sana, Gia refleks terduduk. Segera dia berdehem, lalu berusaha bersikap ramah walaupun dibuat-buat. "Elang?"

"Iya, Gia, ini gue Elang." Elang terkekeh. "Lo lagi di mana, Gia? Tadi gue ke Food Favorites di mall yang kemarin kita ketemu, tapi lo nggak ada."

"Kenapa ... cariin gue?" tanya Gia. Hanya ada rasa penasaran, tidak lebih.

Elang menghela napas dalam. "Beberapa hari ini lo kayak ilang gitu aja. Nggak datang ke tempat fitness ataupun hubungin gue. Jadi, gue agak khawatir. Lo baik-baik aja?"

"Gue ... masuk UGD sih, Lang, dua hari yang lalu."

"You what?"

"Tapi, gue udah baikan kok." Gia berpura-pura tertawa. Menutupi keadaannya yang super berantakan. "Tadi gue juga udah masuk kantor, tapi manajer gue suruh pulang duluan buat istirahat lanjutan. Cuma ya ... kayaknya belum bisa ke tempat fitness."

"Damn! Kok lo nggak cerita sih, Gia? Berarti sekarang lo di apartemen?"

"Ya ...."

"Gue mampir ya jengukin. Mau dibawain apa? Nanti sekalian sebelum ke tempat fitness, gue mampir bentar buat lihat keadaan lo."

Tanpa bisa dicegah senyum Gia merekah. Dia mengangguk seraya menjawab, "Mampir aja, silakan. Pengen apa ya, Lang. Tapi nanti kalau gue minta ini itu lo marah-marah kalau kalorinya ketinggian."

Seketika Elang tergelak. "Astaga, Gia! Khusus hari ini, gue akan menutup mata kalau lo bandel. Jadi, mau makan apa? Kue cokelat? Pizza? Kentang goreng?"

Meaty Mate (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang