MEATY MATE - THE END

3.7K 277 3
                                    

Dear sobat bucin aka pembaca Meaty Mate yang setia,

Aku tahu, lama sekali aku harus meng-update epilog cerita ini. Namun akhirnya, aku sudah menulisnya. Yey! Sayangnya, epilog kali ini tidak aku unggah di Wattpad melainkan di KaryaKarsa. Kamu bisa mengakses link KaryaKarsa untuk epilog Meaty Mate di wall Wattpadku ya. Harga? 5.000 ya. 

Sedikit cuplikan Meaty Mate - The End

***

"Gia, tahan napas! Perut kamu dikempesin dulu!"

Teriakan penuh perintah Mama terdengar seperti hukuman mati bagi Gia. Karena jika dia tidak melakukannya, imbasnya sangatlah besar untuk kehidupannya di masa mendatang. Selain gagal mengenakan gaun pernikahannya, bisa-bisa 1 jam lagi dia bukanlah Nyonya Bima.

Tidak mau!

"Udah ... Gia ... tahan," ucap Gia terbata. "Masih susah ... dikancing?"

Mamanya tak membalas. Dari cermin di depannya, dia bisa melihat sang Mama penuh peluh sambil berkonsentrasi keras menarik resleting gaun agar bisa tertutup. Berdetik-detik panjang, hening, dan tegang itu berakhir dengan pekikan penuh kepuasan dari sang Mama.

"Akhirnya," ucapnya lega. Mamanya mendesah panjang seraya merangkul bahu Gia, kemudian menghadapkan diri mereka ke cermin. "Kelar deh. Akhirnya anak Mama bisa pakai gaun pengantin dan jadi dinikahin orang."

Senyum Gia mengembang lebar. Rasa syukur membanjirinya.

Tanpa sadar perhatian Gia jatuh pada penampilan sendiri. Gaun putih bermodel sabrina melekat di badan gemuknya. Bagian bawahnya panjang yang harus dipegang oleh satu orang agar tidak menyeret di lantai. Gaya rambutnya pun terkesan simple dengan rambut keritingnya yang sengaja dia urai. Nantinya saat mendekati acara, dia akan menambahkan mahkota di kepalanya. Hari ini, dia akan menjadi putri dongeng dengan Bima sang pangeran.

"Gia," panggil sang Mama. Gia melirik Mamanya melalui pantulan di cermin sebagai jawaban. "Kayaknya terakhir kita fitting ukuran gaunnya baik-baik aja, Mama bahkan coba tarik resletingnya juga nggak ada masalah. Kenapa pas hari-H jadi susah banget?"

Seketika Gia meringis. Teringat dua minggu yang lalu saat terakhir fitting baju pernikahan, semuanya memang terbilang normal dan tak ada kendala termasuk gaun yang dikenakan saat resepsi ini.

Namun, dirinya dan Bima memang duo sayang, sayang kalau melewatkan makanan enak begitu saja. Belum lagi stress pekerjaan ditambah stress mendekati pernikahan semakin menambah kunyahan di mulut. Dan berkat itu semua, walaupun tidak berlebihan, dia dan Bima sukses menaikan 3-5 kilogram. Keinginan untuk tetap jaga makan hanya menjadi wacana sebulan terakhir.

"Lagi bahagia, Ma, jadi agak bablas," kilahnya.

"Mama tahu pasti rasanya seneng banget menikah dengan sahabat sendiri. Semacam dari temen main rumah-rumahan, jadi beneran punya rumah sungguhan." Mama mengusap pundak Gia yang terbuka. "Tapi, seharusnya kamu bisa lebih bijak dengan menahan diri beberapa hari. Gara-gara kebablasan, gaun kamu nyaris nggak bisa dipakai. Gia, Mama selalu ingetin kamu dan Bima buat diet—ubah pola makan yang lebih sehat dan olahraga. Bukan maksud Mama mengatur hidup kalian yang sebentar lagi berumah tangga, tapi bukannya lebih seru kalau kalian bisa mainan terus sampai bertahun-tahun kemudian tanpa memedulikan rasa sakit di badan?"

***Continue***

***Continue***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love,

Desy Miladiana❤️

Meaty Mate (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang