#13 - Dilemma

1.8K 379 34
                                    

I miss that happy friend that I had

You been acting so sad

Won't you come back?

(Meghan Trainor - No Good For You)

***

Dalam banyak kasus yang terjadi di dunia, orang yang sedang bersedih biasanya berkurang nafsu makannya. Rasa sakit dijadikan sebagai obat terampuh untuk diet. Gia sebenarnya tidak ingin merasakan hal seperti itu. Namun, ketika mendapati hubungannya dengan Bima jadi rumit seperti ini, dia malah tidak selera makan sama sekali.

Padahal wanita itu sedang berada di dapur utama Food Favorites. Aroma rempah-rempahan khas Indonesia, aroma cabai yang kuat, dan aroma susu serta santan semuanya bercampur jadi satu. Biasanya ketika dia mencium aroma lezat, maka perutnya akan langsung bereaksi. Sementara sekarang, Gia malah hanya menerawang kosong ke arah para chef yang sedang sibuk dengan alat tempur mereka.

Tanpa sadar Gia mendesah panjang. Dulu, ketika dia sedang bersedih, dia selalu membaginya dengan Bima dan fast food kesukaan mereka. Terkadang sambil menonton film-film komedi romantis. Atau paling favoritnya adalah menyusuri Jakarta pada malam hari tanpa tujuan, hanya mengikuti tangan yang membelokan kemudi ke mana saja. Hal-hal sederhana itu sekarang terasa sulit apabila mereka realisasikan dalam hubungan yang buruk ini.

"Gia."

Sebuah panggilan berhasil mengembalikan Gia dari lamunan. Dia mendongak dan mendapati Via berdiri di seberang mejanya dalam seragam dapur dan apron-nya. Di tangannya membawa sebuah nampak berisi makanan. Tercium aroma khas, tapi kepalanya terlalu kosong sehingga tak tahu makanan apa yang akan dia santap sebentar lagi.

Via menduduki kursi seberang Gia, lalu menaruh nampan di meja. "Soto ayam lamongan, Gia, salah satu calon menu baru buat restoran Indonesia yang bakal buka di Bali. Lauk di dalamnya ada potongan ayam, daun bawang, setengah telur rebus yang dibagi dua, ada taburan koya-nya yang khas. Nantinya kita juga bakal taruh koya, jeruk nipis, kerupuk putih, dan juga sambal sebagai tambahan."

Gia manggut-manggut. Dihirupnya aroma sotonya, lalu berkata, "Dari segi aroma sih enak, Mbak. Khas banget sama soto-soto yang biasanya aku makan."

Namun, bukannya mengambil sendok, Gia malah menatap kosong sotonya. Ada kilasan balik mengenai Bima yang berputar di kepalanya. Makanan dan mereka adalah dua hal yang sulit dipisahkan.

"Gia." Tepukan pelan pada bahu Gia kembali menyentak wanita itu. Via mengernyitkan kening heran. "Kok malah ngelamun, Gia? Diet beneran?"

"Diet sih, tapi masih boleh makan kok."

"Terus kenapa nggak dimakan, tapi malah diliatin aja makanannya?"

"Nggak selera makan, Mbak Via," akunya.

Ada ekspresi panik yang langsung muncul di wajah Via. "Penampakan makanannya jelek ya, Gia? Atau ada sesuatu di dalam mangkuk sotonya yang bikin ilfeel?"

Buru-buru Gia menggeleng. Sambil nyengir, dia menjelaskan, "Bukan gara-gara sotonya yang bikin saya nggak selera makan, tapi ... lagi sedih. Ada masalah di rumah."

"Oala, kirain!" Via terkekeh. "Coba deh, Gia. Kadang makanan enak bisa jadi obat buat kesedihan."

Pada akhirnya, Gia mengangguk setuju. Pertama-tama diaduknya soto tersebut tanpa menggunakan tambahan apa pun, murni yang dia terima dalam mangkuk. Fungsinya selain merasakan cita rasa aslinya, itu juga salah satu cara menghormati chef yang sudah membuat masakan ini dengan susah payah.

Meaty Mate (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang