6. Berpadu-Padan.

61 25 6
                                    

PERKELAHIAN yang terjadi antara dua cowok dari jurusan yang berbeda telah berakhir. Bel berbunyi menjadi pertanda bahwa kegiatan proses belajar mengajar akan segera dimulai.

Seisi kelasku diam saat seorang wanita muda masuk kedalam kelas dengan senyuman merekah disudut bibirnya-seakan menambah kesan manis untuk awal pertemuannya dengan kami semua.

"Selamat pagi anak-anak," ucapnya masih dengan ekspresi wajah yang sama, "ini kelas 10 IPA-6, kan?

"Iya, Bu..."

"Baik," wanita muda itu mengangguk, "perkenalkan, nama saya Ibu Siti. Saya adalah wali kelas kalian."

Seisi kelas terkejut, begitu juga denganku.

"Bu, maaf sebelumnya," ucap Mark-sang ketua kelas, "tetapi, wali kelas IPA-6 adalah Bu Sarita."

"Kemarin, Bu Sarita sudah masuk kedalam kelas ini, Bu." Lanjut Mark.

Bu Siti berseru, "Ooh iya," Wanita muda itu mangut-mangut, "saya lupa untuk menyampaikan, bahwa wali kelas IPA-6 sudah diganti, bukan Bu Sarita lagi, namun saya."

Aku sangat-sangat bersyukur. Akhirnya, wali kelasku gak killer.

"Ooh seperti itu," balas Mark, "baik, Bu."

"Jadi, apakah kita sudah punya perangkat kelas?" Tanya Bu Siti.

"Sudah, Bu." Terdengar sahutan dari sebagian siswa-siswi, sebagiannya memilih tidak menjawab, termasuk diriku. Karena kupikir posisi bendahara dan wakil-wakilnya masih kosong.

"Siapa ketua kelasnya?"

"Saya, Bu," ucap Mark, "Mark Bryan."

"Sekretaris?"

"Saya, Bu," ujarku cepat sembari mengacungkan jari telunjukku, "Keira Dorado."

"Bendahara?"

"Belum ada yang ingin mencalonkan menjadi Bendahara, Bu." Sahut Mark-sang ketua kelas.

"Loh, apa tidak ada yang tertarik?"

Terdapat jeda selama beberapa detik. Hingga pada akhirnya, salah satu dari dua cewek centil yang menghadangku kemarin menyahut, "Um.. saya tertarik, Bu."

Bu Siti mengangguk, "Bagus," puji Bu Siti, "nama kamu siapa?"

"Tara Jeanne, Bu."

"Apa wakil kalian sudah ada?" Bu Siti memastikan, "wakil ketua kelas, sekretaris dan bendahara?"

"Untuk wakil ketua kelas dan bendahara belum ada, Bu," sahut Mark dari sebrang sana, "namun, untuk wakil sekretaris kelas adalah Miley, Bu."

Bu Siti mengangguk, wanita muda itu mengedarkan pandangan dari Mark, "Siapa yang bernama Miley?"

"Saya, Bu." Sahut Miley sembari mengacungkan jari telunjuk.

"Jadi, siapa yang tertarik menjadi wakil ketua kelas dan wakil bendahara?"

Senyap.

"Tidak ada yang tertarik?" Tanya Bu Siti.

Kulihat Bu Siti adalah tipe guru yang berbeda dari guru-guru yang lain. Bu Siti kalem, dan yang terpenting dia tidak killer.

"Baiklah, kalau tidak ada yang ingin mencalonkan diri," ujar Bu Siti sembari tersenyum miring, "saya akan memilihnya sendiri."

Seketika kelas menjadi ricuh. Banyak yang tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Bu Siti.

"Ah, jangan gitu dong, Bu!" Seru Caleb.

Cowok itu bisa-bisanya berseru, padahal beberapa jam yang lalu ia baru melakukan sebuah masalah besar, batinku.

Noel HaraldWhere stories live. Discover now