Bab 8 - Jangan Panggil Aku Kerbau

74 16 4
                                    

Tak ingin sang istri terlalu larut dalam kesedihan, Pampam mengajak Icha untuk berselanjar mencari informasi dokter spesialis kandungan yang bisa membantu dalam program hamil yang akan dijalani. Meski Pampam sadar betul bahwa ada kuasa Tuhan yang tak bisa diganggu gugat, tetapi dia ingin mendukung sang istri untuk berupaya secara maksimal mewujudkan mimpi itu.

Selain mencari informasi dari internet, tak segan-segan Icha pun mencari informasi dari beberapa temannya yang sudah berhasil menjalani program kehamilan untuk mendapatkan rekomendasi dokter yang bisa dikunjungi. Pampam menjadi sangat selektif dalam memilah dan memilih dokter yang akan didatangi. Setidaknya dirinya tak mau sang istri berpotensi menjadi mal praktek.

Bukan tanpa alasan, pengalaman sebelumnya saat Icha diam-diam menjalani praktek pengobatan alternatif Aki Salim menjadi satu pembelajaran berharga yang tak bisa dilupakan begitu saja. Bahkan trauma itu sedikit banyak masih ada, baik dalam diri Pampam maupun Icha sendiri. Belum lagi ketidak setujuan yang terang-terang ditunjukkan Bu Ajeng, menjadi satu dilema tersendiri jika akan membahas rencana program hamil keduanya secara terang-terangan.

Atas dasar beberapa pertimbangan, baik secara kesesuaian waktu, biaya maupun kemudahan akses mendatangi tempat praktek, baik Icha maupun Pampam bersepakat untuk mendatangi seorang dokter spesialis kandungan yang cukup sepuh dan membuka praktek di klinik sebuah rumah sakit ternama Ibu Kota.

Diakui ataupun tidak ada sedikit rasa tak nyaman jika sang istri dipegang oleh laki-laki lain, meski itu seorang dokter. Hingga pilihan periksa itu jatuh kepada Dokter Imelda, seorang dokter spesialis kandungan yang terbilang sudah cukup sepuh dan memiliki pasien banyak.

Ditemani Pampam, sepulang kerja Icha mendatangi klinik dimana Dokter Imelda praktek. Meski telah mendaftar di hari sebelumnya, antrean pasangan yang akan kontrol sangat banyak. Sebagian pasangan menunggu dengan wajah semringah, tetapi ada juga sebagian lainnya yang menunggu dengan ekspresi penuh kecemasan.

Jika selama ini Icha sering merasa sebagai istri yang paling tidak beruntung dengan tak kunjung memiliki anak, di sini dia tak merasa sendiri lagi. Banyak pasangan suami istri lainnya yang sedang berjuang untuk mendapatkan momongan, bahkan usia pernikahan mereka jauh lebih lama dengan Icha. Satu dengan yang lain saling berbagi cerita, saling berempati dan saling menguatkan.

Kala melihat wanita-wanita yang sudah hamil dan mereka datang untuk kontrol kandungan, ada secercah harapan bahwa pada saatnya Icha pun akan bisa merasakan hal yang sama. Bagaimana bahagianya kala sang jabang bayi bisa bergerak lincah dalam rahimnya. Baru membayangkan hal itu saja, sebuah senyum berhasil mengembang di wajah ayu nya.

Pampam yang duduk tepat di sampingnya terus menggenggam telapak tangan sang istri yang mulai basah oleh keringat dingin. Setidaknya dengan berada di ruang tunggu ini, Icha dan Pampam sadar bahwa mereka tak benar-benar sendirian yang sedang berjuang untuk mendapatkan momongan. Anggapan mereka selama ini sebagai hamba yang paling tak beruntung karena tak jua memiliki momongan, seketika menguap.

"Salam malam bapak dan ibu, maaf ya jika menggu antrean cukup lama sejak sore tadi. Perkenalkan saya Imelda, dokter spesialis kandungan yang akan memeriksa dan coba membantu program kehamilan yang akan bapak dan ibu jalani," Dokter Imelda mencoba memperkenalkan diri dengan bahasa yang sangat lembut dan sopan.

Dokter Imelda menjelaskan dengan sabar kondisi-kondisi yang memungkinkan pasangan suami istri mengalami infertilitas atau gangguan kesuburan sehingga kehamilan yang normalnya dapat terjadi tak lama setelah menikah, pada beberapa pasangan bisa berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Untuk menentukan jenis program hamil terbaik yang bisa dipilih, baik kesehatan ibu maupun ayah harus dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan mendalam.

Pemeriksaan darah calon ibu pun menjadi penting untuk mengetahui kadar hormon yang diproduksi dalam tubuh. Ketidak seimbangan hormon termasuk salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses penyiapan dan pembuahan sel telur itu sendiri.

Merindu Amanah-Mu (TELAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang