"Here. For you."
Haruto menatap sebuah tiket makan malam di restoran yang ia tau itu adalah restoran cepat saji mewah yang ada di dekat Han River. Ia bertanya melalui tatapan pada Jeongwoo yang memberikannya.
Jeongwoo hanya mengendikkan bahunya. Ia mendudukkan diri di mejanya yang ada di samping Haruto.
"Aku mendapatkannya dari sepupuku, si ketua BEM yang udah lengser. He supposed to go there with his boyfriend. Tapi, kekasihnya sakit. Jadi, mereka tidak pergi dan mereka mengikhlaskan tiket itu untukku. Tapi, mengingat aku jomblo, jadi ya- untuk mu saja. Yedam hyung suka pemandangan Han River saat malam hari." jelasnya.
Haruto kembali menatap tiket itu. Membolak baliknya seraya berpikir apakah ia akan menggunakannya atau tidak.
"Tapi, Yedam hyung sedang sibuk merevisi skripsinya. Aku ragu dia ingin pergi."
Ekor mata Jeongwoo melirik pada Haruto. Ia menaruh kepalanya di atas tangannya yang sedakep di atas mejanya.
"Coba saja. Aku justru ragu dia akan menolak ajakanmu." ujarnya santai.
"Sayang daripada dibatalkan." tambah Jeongwoo saat melihat Haruto yang masih nampak bimbang.
Haruto mengangguk paham. "Akan ku pikirkan." ujarnya dan kemudian ia menyimpan tiket itu. Mengembalikan atensinya pada laptop miliknya yang menyala.
Ide bagus juga sih kalau mengajak Yedam keluar berdua. Menikmati makan malam dengan suasana romantis. Akhir-akhir ini, Yedam menyibukkan diri karena ingin urusan revisinya selesai agar skripsinya bisa di proses lebih lanjut. Jadi, waktu temu berdua mereka berkurang.
Yedam yang tenggelam dalam kesibukannya dan Haruto yang ragu untuk mendatangi Yedam karena takut mengganggu.
Jangankan Haruto, Doyoung dan Taehyun saja anti dekat-dekat Yedam kalau Yedam sedang sibuk. Mereka lebih sering membiarkan Yedam menghabiskan waktu di perpustakaan, alih-alih mengajak Yedam pergi ke kantin atau main ke suatu tempat atau juga menemaninya.
Tipe Yedam memang seperti itu jika sedang serius mengerjakan sesuatu. Tak ingin ada yang mengganggu.
Tapi, meski Yedam bilang Haruto bisa datang kapan saja padanya, tetap saja. Haruto takut mengganggu konsentrasi dan keseriusan Yedam.
Yah, semoga Jeongwoo benar soal Yedam yang tidak mungkin menolak ajakannya.
= > • < =
Oke. Jeongwoo benar.
Setelah perjuangan pengumpulan keberanian untuk menemui Yedam yang setia berkencan dengan skripsinya, Haruto pun menemui Yedam dan mengajaknya pergi dinner berdua. Voila. Yedam setuju pergi.
Tapi, tentu saja Haruto datang ke tempat Yedam, lihat situasi kondisi dulu, apakah Yedam bisa ia ajak bicara atau tidak.
"Uwaa tempat ini beneran keren!" girang Yedam saat keduanya sampai di tempat mereka makan malam ini.
Haruto hanya tersenyum melihat kegirangan Yedam. Di hadapan mereka ada sebuah tempat makan dengan tiga lantai. Malam ini, keduanya akan makan di lantai ke tiga. Lantai yang sunyi dan penuh fasilitas kelas VIP.
Tidak main-main memang acara kencan si mantan ketua BEM dengan kekasihnya. Sayang, harus batal. Tapi, sisi positifnya, Haruto bisa pergi berdua dengan Yedam.
Eum, harus bilang apa ya? Kencan? Tapi mereka bukan sepasang kekasih. Makan bersama biasa? Tapi suasana dinner mereka romantis. Hangout dengan teman? Tapi mereka lebih dari teman.
Hubungan yang rumit. Akan lebih baik, kalau tidak dipikirkan memang.
"Aku pernah nyaris kemari dengan Doyoung dan Taehyun. Tapi gagal karena saat itu Taehyun harus persiapan terbang ke Amerika dan Doyoung yang ngambis di BEM." curcol Yedam sedih seraya berjalan beriringan memasuki restoran tempat mereka berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
•The New Page• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔
FanfictionOrang bilang, semakin erat kita menggenggam sesuatu, semakin mudah sesuatu itu lepas. Jadi, Haruto tidak ingin menggenggam Yedam terlalu erat. Ia ingin membiarkan Yedam terbang bebas setinggi mungkin. Ia tidak ingin kehilangan lagi. Ia tidak akan me...