⏭ eleventh page

412 66 6
                                    

Yedam berjalan lesu memasuki kantin fakultasnya. Wajahnya terlihat amat tidak bersahabat. Ia hanya membalas sapaan teman-teman fakultasnya dengan senyum paksa.

Langkah namja itu amat tidak bertenaga, berjalan ke meja di mana kedua sobat karibnya, Doyoung dan Taehyun, juga dua adik tingkatnya, Junghwan dan Jeongwoo, dan satu lagi crushnya, Haruto, tengah duduk menyantap makan siang mereka.

Dari kelima orang di sana, Junghwan lah yang pertama kali menyadari Yedam telah datang. Kelimanya memang menunggu Yedam sih. Karena Yedam pagi tadi sidang skripsi.

"Yedamie hyung!" seru Junghwan dengan mulut yang masih penuh makanan dan membuatnya mendapat teguran dari Doyoung yang duduk di sampingnya.

Yang lainnya langsung mengalihkan fokus mereka dari makanan. Menatap Yedam yang kemudian duduk di samping Haruto.

"Apa- itu buruk?" tanya Jeongwoo penasaran.

Yedam hanya menghembuskan napasnya berat. Memasang wajah sedih sambil menatap teman-temannya. Sementara yang lain bingung, Doyoung dan Taehyun hanya mengangguk paham. Mereka kemudian kembali pada makanan mereka.

"Don't worry. Isn't as bad as you guys think."

"Dia hanya suka mendramatisir. Hasilnya pasti bagus."

Ck.

Yedam berdecak dan kemudian mengambil latte ice yang ia tau milik Haruto. "Kalian menyebalkan sekali." ujarnya singkat sebelum meminum minuman Haruto.

"Wae wae? Kan faktanya begitu." kata Doyoung. "Kau tidak pandai berakting, Bang Ye. Berhenti mendramatisir keadaan." tambahnya.

"Itu membuat kami tegang. So, hasilnya gimana? Baik atau sangat baik?" tanya Junghwan.

Yedam memasang senyum penuh artinya. Ia menatap satu persatu orang-orang yang duduk semeja dengannya.

Brak

"Luar biasa!!!"

Deja vu. Taehyun kembali harus menyaksikan ponsel yang disandarkannya di gelas terjatuh karena gebrakan meja. Kalau beberapa waktu lalu Doyoung si pelaku, kini giliran Yedam.

Seruan Yedam bukan hanya mengejutkan mereka yang satu meja dengannya. Tapi juga seisi kantin. Mau seterbiasa apapun dengan kebiasaan Yedam, tetap saja kan kalau tiba-tiba jadi kaget sendiri.

"Aku melakukannya dengan sangat baik." girang Yedam sambil mengacungkan jempolnya. "Sidangnya tidak seburuk yang kupikirkan. Itu cukup menyenangkan meski di depanku dosen yang terlibat memasang tatapan galak mereka." Yedam berkacak pinggang. "Itu bukan apa-apa."

"Just Bang Yedam thing." gagas Doyoung yang diangguki Taehyun. Ketiga adik tingkatnya hanya menatap Yedam tak percaya. Memang sidang skripsi semenyenangkan apa?

Yedam kembali berdecak. Ia lalu kembali duduk di tempatnya. Menoleh pada Haruto dengan senyumannya.

"Menurutmu bagaimana?" tanyanya.

"Itu- cukup mengesankan." jawab Haruto sekenanya. Karena sesungguhnya ia tidak tau harus beraksi apa.

Tawa Yedam keluar mendengarnya. "Hasil sidangnya akan keluar bersama mahasiswa lain. Ada yang belum sidang juga. Jadi harus menunggu. Tapi, dosen Kim berkata padaku bahwa aku yakin dinyatakan lulus dan bisa ikut wisuda tahun ini." terang Yedam.

Prok prok

"Aigoo.. Bang Yedam sunbaenim!" Jeongwoo mengangkat jempolnya. "Jjang!" dan kembali bertepuk tangan diikuti Junghwan.

Beda lagi dengan Taehyun dan Doyoung yang saling menatap. Berkomunikasi melalui tatapan mereka dan kemudian bersorak senang. Akhirnya, sobat berisik mereka akan pergi.

•The New Page• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang