05. Hati-hati Padanya

386 26 1
                                    

Kimmy pulang sendiri, karena Rustam dan Dini berlari ketakutan meninggalkannya saat mengira Kimmy diterkam buaya.  Dia tak menyalahkan mereka, namanya saja anak-anak.  Cuma, kini dia harus pulang sendirian padahal belum seberapa mengerti jalan menuju rumah Pak Lurah.

Kimmy menoleh ke belakang.  Berjalan teratur menjaga jarak darinya, tampak pria raksasa itu juga berhenti.  Kimmy melambaikan tangan pada pria itu.  Merasa tak mendapat respon, akhirnya Kimmy berbalik untuk menghampiri pria itu.

“Kamu menguntitku, kan?”
Pria itu diam, matanya menatap tanpa ekspresi.

            Kimmy tersenyum ramah padanya.  “Tak usah malu mengakuinya.  Ayo, berbuat jangan tanggung-tanggung.  Antarkan aku pulang ke rumah Pak Lurah,” pinta Kimmy sembari melingkarkankan tangannya ke lengan pria itu.

            Satryo tak menjawabnya, dia hanya menatap tautan lengan diantara mereka berdua.  Kimmy tersadar seketika, dia melepas tangannya.  Namun mendadak Satryo menahan tangannya dan menggandengnya, setengah menyeretnya karena langkah kaki Satryo yang begitu besar.  Kimmy kesulitan mengikutinya.

            “Hei, hei, hei ... tunggu!  Tak usah terburu-buru seperti dikejar setan!” seru Kimmy dengan napas memburu.

            Satryo berhenti dan berdiri mematung.  Matanya awas mengawasi sekelilingnya.  Kimmy merasa resah karenanya.

            “Astaga, apa betulan ada setan disini?  Di siang bolong begini?” bisik Kimmy di telinga Satryo.  Karena perbedaan tinggi mencolok diantara mereka, dia terpaksa berjinjit untuk melakukannya. 

            Spontan Satryo menoleh cepat, alisnya menukik menyadari betapa dekat wajahnya dengan si mata kelereng.  Kimmy pun terkejut.  Begitu cepat Satryo menoleh, dia belum sempat menarik bibirnya menjauh.  Gadis itu nyaris terjungkal karena mendadak kehilangan keseimbangan.  Dengan cepat Satryo menahan pinggangnya dan menariknya keatas.

            Cup!

            Pertemuan bibir diantara mereka berdua tak sengaja terjadi.  Kedua pasang mata sama-sama melebar karena syok.  Sebenarnya berciuman bukan hal baru bagi Kimmy, dia wanita kota yang telah memiliki tunangan.  Percintaan mereka begitu panas dan mesra.  Semua telah dia lakoni, kecuali penetrasi.  Kimmy ingin dirinya masih gadis saat menikah nanti.  Bukan sok suci, tapi dia suka membayangkan pernikahan yang sakral dengan mempersembahkan miliknya yang paling berharga pada suaminya kelak.  Jadi, lebih dari kecupan tak sengaja ini sudah biasa dilakukannya.  Tapi aneh, mengapa ada debaran aneh di dadanya?  Dan getaran yang dialaminya seakan ada setrum yang merambati dirinya.

            “Ma-maaf ....”

            Mengapa dia harus minta maaf?  Seakan dia yang berniat mencium pria gelap ini!  Kimmy membodohkan dirinya sendiri.  Satryo menatapnya lekat, tapi tak lama kemudian pemuda berkulit gelap itu memandang keatas.   Seekor burung gagak hitam tengah menatap mereka , seakan tengah mengawasi.

            Mendadak Satryo menggandeng Kimmy dan membawanya berlari cepat.  Kimmy mengikuti dengan heran.  Ada apa?  Apa benar di hutan ada penunggunya?  Mereka berlari tanpa henti hingga tiba di tepi hutan.  Kimmy berhenti dengan napas tersenggal-senggal, wajahnya memerah .. menatap keheranan pada pemuda di depannya.  Mengapa pria ini tak tampak kepayahan sama sekali? 
Seperti dia tak habis berolahraga berat.  Napasnya mengalun teratur, wajahnya tak tampak kelelahan.  Berbeda dengan Kimmy yang peluhnya membanjiri wajah dan tubuhnya. 

            Dengan pakaian basah kuyup, rambut lembap, wajah dan tubuh berkeringat yang membuat kulitnya mengkilap ... Kimmy tak sadar bahwa penampilannya sangat eksotis dan menggair*hkan.  Tak terkecuali di mata Satryo.  Padahal selama ini begitu banyak wanita yang menggodanya, Satryo tak pernah tertarik.  Tapi mengapa terhadap si mata kelereng dia tak bisa mengabaikan rasa tertariknya walau gadis itu tak berniat menggodanya?  Bahkan kini tangannya terulur, ingin menghapus peluh di wajah gadis itu.  Namun batal saat telinga tajamnya mendengar beberapa langkah mendekat.

41. MISTERI NYAI RONGGENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang