CHAPTER 4

33 1 0
                                    


    Hai Desember Selama berlangsung, aku harap kamu hadir membawa kebahagiaan untuk semua orang. Semoga segala harapan di akhir tahun ini bisa terwujud dengan mulus. Aku harap Desember kali ini menjadikanku manusia paling bahagia ketika ulang tahunku nanti dan semoga teka-teki yang belum terpecahkan segera terpecahkan.
setiap kali menyambut bulan kelahiran aku begitu bahagia dan semangat untuk menjalani hari, namun Desember kali ini sangat berbeda banyak sekali pikiran-pikiran negatif yang terbesit di kepalaku tentang Tian. Terlebih lagi banyak sekali pertanyaan dan teka-teki mengenai perubahan Tian yang belum terpecahkan. Entah, sampe detik ini aku masih memikirkan omongan Fian mengenai Tian dan wanita berambut panjang memakai helm INK pink.
Sebenarnya wanita itu siapa? Ada hubungan apa dengan Tian? Dan ada keperluan apa mereka berdua datang ke kosan di malam hari, apakah wanita itu saudara Tian, teman kelas Tian atau siapa? Ya Tuhan .... ! Aku sangat membenci situasi ini, aku sangat membenci pikiran-pikiran yang terus menerus menghantuiku setiap hari terlebih lagi Aku dan Tian sudah tidak pernah berkomunikasi lagi hampir satu bulan semenjak kejadian Tian berkelahi dengan Edo.

Hari itu bertepatan tanggal 6 desember pukul 21:13 WIB yang dimana beberapa jam lagi usiaku bertambah. Aku sangat bersemangat menunggu detik-detik pergantian tanggal, dan tentunya banyak sekali harapan dan keinginan yang ingin aku panjatkan di hari ulang tahunku. Entah, saat itu aku berharap di hari ulang tahunku Tian menelvonku dan memberiku surprise atau kejutan, dan Akupun berusaha berfikir positif mengenai tentang perubahan Tian yang sudah tidak pernah mengabariku. Pikirku saat itu, Tian sengaja tidak mengabariku selama hampir satu bulan mungkin Tian sedang menyiapkan sesuatu untuk hari ulang tahunku, dan mengenai perempuan berambut panjang helm ink yang di lihat Fian mungkin Tian sedang mengantar saudara atau teman sekelasnya. Entah kenapa saat itu aku sangat berharap pikiran positifku mengenai Tian benar setidaknya hatiku merasa lega jika memang itu benar. Malam itu aku begitu tidak sabar menunggu pukul 12 malam karena biar bagaimanapun pertanyaan dan teka-teki yang terbesit di kepalaku akan segera terungkap.

Malam itu aku sedang menginap dirumah sahabat kecilku Oliv, kita berdua sudah seperti anak kembar kemana-mana selalu bareng. Jarak usia kita pun beda setahun, Oliv lebih tua dariku. Kita berdua mempunyai kisah hidup yang sama, kita terlahir di keluarga yang broken home tidak heran kalau kita mempunyai perasaan yang sama dan kita berdua selalu menguatkan satu sama lain dalam kondisi apapun. Oliv anak tunggal orang tuanya cerai sejak Oliv masih kecil, ayahnya menikah lagi dan mempunyai anak perempuan, sedangkan ibunya sibuk bekerja dan menetap di luar negeri untuk urusan bisnisnya sedangkan Oliv tinggal bersama nenek ibu dari ayahnya. Namun naasnya nenek Oliv meninggal karena sakit dan sejak saat itu Aku dan Oliv selalu bersama seperti layaknya adik kakak, aku sangat begitu menyayangi Oliv dan sebaliknya Oliv begitu menyayangiku. Oliv sudah aku anggap seperti kakakku sendiri, kita berdua saling mencurahkan hati satu sama lain. Kita berduapun saling terbuka mengenai hal apapun termasuk tentang kisah percintaan kita masing-masing.

Semenjak nenek Oliv meninggal aku tinggal dirumah Oliv untuk menemaninya, karena aku tidak tega melihat dia sendirian dirumah tidak ada siapapun. Setiap hari sebelum berangkat sekolah kita menyempatkan beberes rumah dan memasak dulu, biasanya memasak bagianku sedangkan beberes rumah bagian Oliv.

Mungkin kehidupanku dan Oliv hampir sama namun bedanya aku BROKEN HOME setelah kepergian bunda untuk selamanya, padahal saat itu usiaku baru menginjak 4 tahun yang dimana usia aku saat itu masih sangat membutuhkan sosok ibu dalam hidupku namun takdir berkata lain TUHAN lebih sayang Bunda, makanya bunda pergi lebih cepat supaya Bunda tidak merasakan sakit lagi. Aku tidak ingat betul tentang ingatan memori kepergian Bunda saat itu, terlebih lagi usiaku yang saat itu masih kecil jadi sulit untuk mengingatnya secara detail. Namun, semua kakaku bercerita bahwa wasiat terakhir yang Bunda sampaikan kepada semua kakaku yaitu untuk merawat dan menjagaku dengan penuh cinta dan kasih sayang. Mendengar itu tidak terasa membuat air mataku jatuh betapa sedih dan terpukulnya aku setelah mendengar cerita itu ada rasa terharu juga rindu kepada Bunda. Betapa sayangnya BUNDA kepada anak yang belum sepenuhnya menerima kasih sayang dari seorang ibu ini, bahkan di detik-detik terakhirnya saja Bunda masih sempat memikirkanku.

Aku DEIRA PUTRI ATMAJA Lahir di Jakarta, 7 Desember 1996. Anak ke 5 dari 5 bersaudara, 2 kakak laki-laki dan 2 kakak perempuan. Aku memiliki rambut tebal model wolfcut dengan panjang sepundak, berwarna kulit kuning langsat, bibir tipis berwarna pink kepucatan, hidung mancung, alis tebal, dan aku mempunyai lesung pipi di bagian kanan. Banyak orang mengira bahwa keluargaku ada keturunan Arab karena katanya wajahku sedikit kearab araban tidak heran di sekolah sering sekali orang memanggilku Arab padahal nyatanya keluargaku keturunan betawi sunda dan keluargaku menganut agama kristen katolik.

Dulu keluargaku terbilang keluarga yang bahagia juga harmonis. BUNDA dan Ayah adalah sosok pasangan yang sukses dan mapan kala itu, kehidupan semua ke 5 anaknya tercukupi bahkan bunda dan ayahpun selalu berlaku adil kepada semua kelima anaknya. Ada beberapa memori yang aku ingat ketika saat keluargaku masih bersama , aku ingat ketika Bunda selalu menguncir rambutku dan beliau berkata " nanti kalau sudah gede semoga Deira selalu menjadi anak yang selalu bahagia, kuat, mandiri, pintar, hebat dan semoga menemukan jodoh yang baik supaya nanti bisa memperlakukan Deira juga dengan baik dan semoga nanti jodoh Deira sukses dan mapan seperti Ayah " kala itu aku hanya terdiam,lagi dan lagi karena saat itu usiaku masih kecil jadi belum bisa berekspresi seperti orang dewasa. Tidak terlalu banyak yang aku ingat memori kenanganku bersama Bunda.

Pada saat kepergian Bunda pun aku sama sekali tidak paham dengan situasi saat itu, semua orang menangis histeris sedangkan aku hanya terdiam dalam kebingungan aku hanya melihat BUNDA berbaring tidur dengan wajah yang cerah dan bibir tersenyum. Tidak ada terbesit di pikiranku tentang kematian, karena di usia itu aku sama sekali tidak paham tentang kematian. Aku tidak bisa membayangkan perasaan keempat kakaku saat itu melihat kehilangan orang yang di cintainya terbaring kaku dan dingin. Aku baru paham tentang kematian setelah aku menginjak usia 7 tahun , disitu aku baru sadar merasakan ada sosok yg hilang di separuh hidup dan jiwaku. Yah, betul aku selalu mempertanyakan keberadaan Bunda kepada semua kakakku karena aku begitu sedih dan heran ketika melihat anak-anak lain di antar sekolah oleh ibunya sedangkan aku sekolah selalu di antar oleh kakak. Dari situlah semua kakaku menjelaskan semuanya Bahwa dulu Bunda terkena penyakit LEUKIMIA atau di sebut juga kanker darah, Leukemia adalah kanker jaringan pembentuk darah, termasuk sumsum tulang, yang membuat tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah putih (leukosit). Yang membuat hidup Bunda bergantung dengan obat dan selalu merasakan kesakitan setiap harinya dan pada akhirnya Bunda meninggalkan suami dan anak untuk selamanya. Tapi ada yang membuat aku kecewa setelah kepergian Bunda yaitu Ayah. Ayah menikah lagi dengan perempuan lain bahkan Ayah tega meninggalkan dan menelantarkan semua anaknya di jakarta, Ayah lebih memilih tinggal bersama Anak dari istri barunya di BANDUNG tanpa pernah kembali ke rumah yang di jakarta. Semuanya hancur berantakan terpecah belah, bahkan semua usaha dan aset bunda dan ayah habis untuk biaya pengobatan Bunda ketika masih hidup. Sakit, kecewa, marah, trauma itu yang aku rasakan dulu , usia 7 tahun adalah usia dimana aku benar-benar butuh sosok kedua orang tua namun semuanya hancur berantakan. Setelah kejadian yang membuat keluargaku hancur berantakan, semua kakakku jadi sering ribut tentang harta warisan bunda dan ayah yang masih tersisa , capek !! Itu yang aku rasakan setiap hari yang selalu melihat pertengkaran keempat kakakku. Andai waktu bisa di putar aku ingin BUNDA masih ada di tengah" kita pasti semuanya akan baik baik saja, dan Ayah pun pasti tidak akan menikah dan meninggalkan Aku.

Itulah sedikit cerita tentang biografi dan alasanku tinggal bersama Oliv sahabat kecilku. Karena kita berdua adalah dua gadis yang bernasib sama yang hidupnya di penuhi dengan rasa hampa dan sepi. dan kita juga adalah 2 gadis yang merasakan kesedihan juga kekecewaan dengan orang terdekat kita yang kita sudah anggap SUPER HIRO dalam hidup kita. Terlebih lagi saat usiaku menginjak remaja semua keempat kakaku sibuk dengan kerjaan dan urusannya masing-masing. Setelah apa yang sudah terjadi dalam hidupku hari-hariku, aku habiskan bareng sahabat kecilku Olivia Guillermina. Aku sangat begitu menyayanginya, Oliv sudah aku anggap seperti kakaku sendiri.

DEIRA & ANGGIT (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang