CHAPTER 5

28 1 0
                                    

Malam saat ini berbeda
Walaupun udara dinginnya tetap sama
Geografis dan perasaan berbeda
Dikala memori itu kembali diingat
Kini kerasnya dunia mulai dirasakan
Bagiku yang mulai beranjak dewasa
Mengajak diri kembali mengingat
Pada masa yang ingin selalu diulang
Masa-masa bersama orang tua
Ketika masih usia anak-anak
Dan bermain dengan riang gembira di pelataran
Perasaan bercampur ketika masalah mulai dirasakan
Yang dahulu bahkan belum pernah terlintas di akal
Kini dinginnya malam benar-benar menusuk
Hingga relung hati bagai terkoyak-koyak oleh dunia.

Malam sudah larut jam dinding berdentum membuat hatiku berdetak kencang karena gugup, Pikiran dan hatiku resah itu yang aku rasakan malam itu. Jam dinding menunjukkan pukul 00.00 WIB yang dimana malam itu sudah berganti hari dimana usiaku bertambah, yaahh betul hari itu aku berulang tahun yang ke 17 hari dimana semua teka-teki yang selama ini mengusik pikiranku akan segera terjawab. Pandanganku terus menerus melihat Handphone yang tak kunjung berdering, Aku berharap ada seseorang yang menelvonku dan mengucapkan kata romantis di hari spesialku.

" Tiiiiiinngggggg " bunyi pesan masuk

Aku langsung bergegas membuka pesan tersebut namun ada perasaan yang mengganjal di hatiku. Penasaran juga deg-degan itu yang aku rasakan namun aku sangat bahagia aku berharap pesan masuk itu dari Tian.

" Happy Birthday Ra doa terbaik untukmu, semoga kamu selalu bahagia meski nantinya kita sudah engga bersama lagi terimakasih untuk 3 tahunnya jaga diri baik-baik yaa mungkin ini adalah ucapan terakhir aku buat kamu. Maafin aku ya kalau selama 3 tahun selalu membuat kamu kecewa, kamu fokus sama kehidupam kamu dulu aja. Kita masing-masing dulu aja yaa karena aku pengen fokus kuliah. Mungkin ini bakal nyakitin kamu, tapi sekali lagi aku minta maaf aku sudah gabisa bareng-bareng lagi sama kamu. Maafin aku juga selama ini membuat kamu menunggu kabarku. Aku baik-baik saja, semoga kamupun begitu yaa. Aku harap kamu tidak membenciku sekali lagi aku minta maaf Ra :') aku gamau membuat kamu terus menerus menunggu kabarku, maaf jika aku mengambil keputusan sepihak. Happy birthday Deira putri atmaja " ( praaanngggg ..... !!! Terdengar suara hp terjatuh dan suara isak tangis )

" Ra, Lo kenapa are u oke ? " Ujar Oliv dengan raut wajah yang panik

" Tian liv .... Tian, ya Tuhan kenapa sih hidup gue penuh dengan tangisan bahkan di hari ulang tahun gue aja Tuhan seakan akan tidak mengizinkan gue bahagia padahal gue pengen banget rasain bahagia sekali aja tapi nyatanya hidup gue penuh dengan kekecewaan dan sakit hati" ucapku dengan suara isak tangis yang menyayat hati.

" Lo ngomong apa sih Ra ? Emang Tian kenapa Ra sampe bikin lo tiba-tiba nangis kaya gini. " Ujar Oliv

" Tian tadi chat gue. Terus gada angin gada hujan tiba-tiba minta putus, salah gue apa Liv sama dia padahal selama ini gue setia sama Tian, bahkan banyak cowo yang deketin gue pun gada yg gue respon Liv rasanya ga adil ga sih Tian tiba-tiba minta putus gajelas gituh cuma karena dia mau fokus kuliah " ujarku sembari menangis

" Ya mungkin aja Tian lagi becandain lo kali, biasanya juga kan Tian suka becanda gituh orangnya. Udahlah lo gausah sedih nangis kaya gini Ra, gue ga suka liat lo nangis begini kaya bukan Deira yg gue kenal. Mending kita tidur aja yuk besok juga kan lo harus sekolah dan gausah mikirin yg aneh-aneh gue yakin pasti Tian itu cuma becanda doang " ujar Oliv sembari memelukku dan berusaha menenangkan dan meyakinkanku perihal Tian.

Hatiku hancur pikiranku kalut berharap di hari spesialku engkau datang membawa kabar bahagia dan secerca harapan tapi malam itu hanya isak tangis yang menyesakkan dada.
Di antara gemerlap bintang yang meredup Kugenggam asa yang perlahan memudar
Dulu kau janjikan sejuta kebahagiaan
Kini hanya menyisakan luka yang menganga.

Malam itu adalah malam dimana untuk pertama kalinya aku membenci bulan lahirku sendiri, aku merasa Tuhan tidak adil untuk kehidupanku. Aku terlalu banyak merasakan kekecewaan dengan orang-orang yang aku anggap penting dalam hidupku.
Sakit, kecewa, marah itu yang aku rasakan. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan di kepalaku untuk Tian, kenapa Tian sangat begitu Tega memutuskan hubungan secara sepihak padahal malam itu aku berharap Tian mengucapkan kata-kata yang indah untukku , berharap Teka-teki yang selama ini mengganggu pikiranku akan terpecah, berharap hubunganku dengan Tian baik-baik saja seperti sedia kala yang dimana kita setiap hari rutin berkomunikasi seperti dulu tapi apalah daya malam itu aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis. Rasanya sesak sekali sampai terlintas di pikiranku mengenai perempuan berambut panjang itu selingkuhannya Tian. Oh Tuhan ..... !! Aku sangat membenci situasi seperti ini.

DEIRA & ANGGIT (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang