CHAPTER 8

24 1 0
                                    

Tidak terasa sudah 5 bulan menjomblo dan menjalani hari tanpa ada Tian di hidupku. Sebenarnya ini bukan kali pertama aku menyandang status jomblo apalagi Aku dan Tian sering sekali putus nyambung. Awalnya sangat berat untuk menjalani hari setelah putusnya Aku dengan Tian, pikiranku terus di hantui oleh rasa cemas dan takut. Bahkan banyak orang yang berusaha mendekatiku namun tidak ada satupun yang aku respon karena aku masih takut memulai hubungan baru, aku takut membuka hati untuk orang lain dan aku juga takut tidak ada laki-laki yang menerima perempuan kotor sepertiku aku takut membuat laki-laki kecewa kalau mengetahui kalau diriku sudah tidak perawan. hanya rasa sesal dan takut yang aku rasakan saat itu dan Aku pun semakin membenci Tian dan tidak berniat ingin balik lagi ke kehidupan Tian meski memang berat tetapi aku ingin lepas dari jeratan Tian Aku lelah menjalani hubungan yang seperti berada di lingkaran setan aku ingin keluar, aku ingin bebas meski berat aku tetap berusaha ikhlas dan menerima semua hal yang terjadi dalam hidupku. Putusnya Aku dengan Tian tidak banyak orang yang tahu, karena Aku sendiripun tidak ingin membahas soal Tian lagi hanya Arka dan Oliv yang mengetahui hubunganku dengan Tian sudah berakhir. Akupun tetap berhubungan baik dengan Oliv meski nyatanya sulit untuk menerima perbuatan Oliv yang menghianatiku bahkan sampai detik ini pun Oliv tidak pernah tahu kalau sebenarnya aku sudah mengetahui semua kebusukannya. Selama 5 bulan itu aku berusaha terlihat baik-baik saja dan menutupi semua perasaan Marah dan kecewaku kepada Oliv bahkan aku masih tetap tidur di rumah Oliv memang rasanya sulit sekali ketika kita menjalani hari dengan seorang penghianat berkedok sahabat namun itu sudah jalan takdir yang harus aku jalani hidup di sekelilingi oleh banyak manusia yang singgah namun banyak meninggalkan luka dan kecewa untukku. Bunda yang meninggalakanku dari kecil, Ayah yang meninggalkanku dan memilih perempuan lain ( istri baru), Sahabat yang paling aku sayang berkhianat, dan Tian yang sudah menghancurkan hidupku bahkan melukai perasaan dan mentalku dengan hebat.
Lengkaplah sudah penderitaan ini
Terkulai di kunyah nelangsa yang berapi-api menyusuri jalanan lengang bersimbah angan tanpa tujuan.

      Pagi di bulan Mei yang begitu cerah aku melihat banyak sekali orang-orang bersuka cita riang dan gembira di sekolah namun tidak untuk kelas 3 karena sebentar lagi kebersamaan kita akan di pisahkan oleh jarak dan keadaan yang tidak bisa kita ubah. Rasanya baru seperti kemarin kita menghabiskan waktu bersama namun sekarang kita hanya pasrah menunggu waktu perpisahan itu tiba hari dimana kelulusan kelas 3 SMA PELITA BANGSA yang akan di selenggarakan di bulan juni nanti rasanya aku ingin sekali Mei tidak berlalu begitu cepat masih banyak sekali hal-hal yg ingin aku lakukan bersama teman-teman SMA ku.

aku berjalan menyelusuri tepi lapangan untuk hendak pergi ke saung tempat dimana Aku, Sarah dan Nia sering menghabiskan waktu istirahat di sekolah. Hari itu rasanya Aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu bareng kedua sahabatku yang aku sayang terlebih lagi moment- moment ini akan nantinya menjadi sebuah kenangan indah semasa SMA. Ketika aku sedang fokus dan santai menikmati perjalanan menuju saung tiba-tiba aku di kejutkan dengan bola basket yang secara mendadak menghantam kepalaku dengan sangat keras.

       " Woy sialan lo  !!!! Hati-hati dong main bolanya gimana sih !!? "  Terdengar suara Sarah dengan perasaan yang penuh dengan emosi

      " Ra, lo ga kenapa-kenapa kan ? " Ujar Nia dengan suara terlihat panik dan cemas.

kepalaku terasa sangat sakit dan pusing sekali namun saat itu aku masih mendengar suara kedua sahabatku yang saat itu terdengar sangat begitu emosi dan cemas. Untuk yang kesekian kalinya aku merasakan hal yang sama seperti 5 bulan yang lalu dimana pandangan mataku ngeblur dan aku sudah tidak bisa fokus melihat orang-orang di sekelilingku, namun dengan samar-samar aku melihat ada sosok laki laki berbadan tinggi dan gagah menghampiriku " Ra, are u oke ? " Ujarnya dengan nada suara yang panik. Belum sempat aku menjawab pertanyaannya namun tiba-tiba tubuhku jatuh dan tidak sadarkan diri setelah itu aku tidak ingat apapun.  Yaahhh betul, hari itu aku pinsan untuk yang kedua kalinya dan sama seperti kejadian 5 bulan yang lalu setelah aku sadar dari pinsan posisiku sudah berada di kasur yang ada di UKS.

DEIRA & ANGGIT (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang