💚💚💚💚💚

176 23 0
                                    


Warning!
Typo bertebaran, mengandung kata kasar dan konten dewasa. Bijaklah saat membaca, cerita ini hanya fiksi belaka dan tidak mungkin terjadi dikehidupan nyata. Hanya untuk konsumsi pribadi.
Selamat membaca.
.
.
.
.












💚💚💚💚💚

Anda|
Doyoung hyung, hari ini dan besok
aku libur. Aku sudah memberitahu
pak Maneger.
Maaf merepotkanmu hyung.

07.40
Read.

|Doyoung hyung
Apa kau baik-baik saja Jaem?

07.42

Anda|
Aku tak apa hyung.
Hanya sedikit tidak enak badan.

07.44
Read

|Doyoung hyung
Kalau begitu kau istirahat saja.
Hubungi aku jika kau butuh sesuatu.
Aku akan selalu bisa kau hubungi.

07.45

Anda|
Baik hyung.
Terima kasih.

07.50
Read

_________________________________________

Jaemin sudah meminta izin untuk tidak bekerja selama dua hari, ia juga sudah menghubungi Jungwoo tadi. Jaemin yakin hari ini ia tidak akan bisa bekerja jika berhadapan dengan Jeno, wajah dan tubuhnya akan penuh dengan lebam, luka dan darah, jadi ia butuh istirahat setidaknya hingga besok.

Sejak perkataan Jeno malam tadi padanya, Jaemin tidak bisa tidur sedetik pun. Ia gelisah, khawatir dan ketakutan. Bagaimana jika Jeno memang memutuskan untuk ikut membully Jaemin? Benar-benar membuat Jaemin stres dan frustasi.
Sejak semalam, Jaemin sudah memikirkan bagaimana caranya untuk menghindar dari Jeno. Hingga kini Jaemin belum mendapatkan jawabannya. Ia sudah bergerak gusar di perpustakaan sekolah sejak ia tiba satu jam yang lalu, buku di hadapannya tak lagi mendapatkan perhatian.

"Hahhh, apa aku harus benar-benar berhenti sekolah lagi? Aghhh..."

Jaemin mengacak-acak rambut hitam pekatnya, ia stres.

Sekarang sudah menunjukkan pukul 07.55, lima menit lagi sebelum bel berbunyi. Jaemin seakan enggan beranjak dari posisinya, ia meletakkan kepalanya di kedua lengan yang ia tenggerkan di atas meja. Matanya membengkak karena semalaman menangis, lingkaran hitam di bawah matanya tampak jelas karena ia tidak tidur, dan wajahnya yang pucat membuat penampilannya bertambah kacau.

Lima menit berlalu, bel tanda masuk pun berbunyi nyaring. Barulah Jaemin memutuskan untuk beranjak pergi, ia berjalan lambat dan lemas sepanjang lorong menuju kelasnya.

"Ah, Na Jaemin..."

Baru saja Jaemin akan melangkah menuruni tangga, seseorang memanggilnya dan membuatnya berhenti berjalan. Jaemin menoleh, mendapati seorang pria yang berjalan ke arahnya.

"Selamat pagi guru."

Jaemin membungkuk, memberi hormat. Itu guru wali kelasnya.

Hello FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang