💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚
Warning!
Typo bertebaran, mengandung kata kasar dan konten dewasa. Bijaklah saat membaca, cerita ini hanya fiksi belaka dan tidak mungkin terjadi dikehidupan nyata. Hanya untuk konsumsi pribadi.
Selamat membaca.
.
.
.
.💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚
"Sekarang katakan kepadaku..."
Mark menggantungkan kalimatnya, ia menghentikan pekerjaannya sejenak, dan berbalik badan. Menghadap pemuda manis yang duduk di sofa dengan kedua kaki yang terlipat, sebungkus keripik kentang di pangkuannya yang menjadi santapannya, dan mata yang tertuju pada tv yang menyala di depannya.
"Berapa kali hari ini kau makan cemilan tidak sehat seperti ini?"
Haechan mengalihkan tatapannya dari tv ke arah Mark, tangannya memasukkan keripik kentang ke dalam mulut dengan pergerakan lambat. Haechan tampak berpikir untuk menjawab pertanyaan Mark.
"Hmm... aku rasa..."
Tangan kanan Haechan terangkat, membentuk angka 2 dengan jari telunjuk dan jari tengahnya."Aku tidak yakin Jeno hanya akan memberimu segitu, jangan berbohong padaku."
Mark beringsut mendekat ke arah Haechan, pemuda itu menumpu kepalanya di paha Haechan, dan mata yang masih setia menatap sang kekasih. Melihat tatapan Mark, jari Haechan kembali terangkat. Kini menambah jari manis dan jari kelingkingnya.
"Sungguh?"
Mata Mark memicing, meminta Haechan untuk berkata jujur."사실이야, 난 거짓말을 하지 않아 (sasil-iya, nan geojismal-eul haji anh-a) (itu benar, aku tidak berbohong)."
Haechan menurunkan tangannya, ia menatap Mark dengan wajah memelas. Tangannya kembali memasukkan keripik itu ke dalam mulutnya.
"Pertama, Jeno memberiku roti melon dan sekotak susu pisang, lalu siangnya aku makan 비빔밥 (bibimbap), 과일 (kwail), dan ini..."
Haechan mengangkat bungkusan keripik kentang berukuran cukup besar yang isinya sudah tinggal setengah, memperlihatkannya kepada Mark. Terdengar Mark menghela napasnya.
"Perhatikanlah pola makanmu, apa kau lupa minggu lalu kau harus masuk rumah sakit karena terlalu sering makan makanan yang tidak sehat. Mengertilah Haechan, tunanganmu ini adalah calon dokter."- Mark.
"Ya, ya aku tahu. Sekarang berhentilah mengomel, hyung. Aku ingin tidur."
Haechan bergerak, membuat kepala Mark terpaksa terangkat dari pahanya. Pemuda manis itu berdiri dan langsung saja menuju kamar Mark, tanpa menunggu respon Mark terlebih dahulu. Mark hanya bisa menggelengkan kepalanya saja saat melihat sang kekasih sudah menghilang di balik pintu, lalu memutuskan untuk melanjutkan kembali aktivitasnya.
****
Jaemin tercengang saat mobil Jeno melaju melewati pintu gerbang yang menjulang tinggi, menuju sebuah bangunan megah di dalamnya. Jaemin melongo saat mobil Jeno berhenti tepat di dekat bangunan mewah itu, mata Jaemin mengedar, memandangi bangunan itu dengan penuh kekaguman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Future
Fanfiction[HIATUS/Dalam tahap Revisi] Di saat aku menutup mataku, aku harap tidak akan terbuka lagi.- Na Jaemin. Kau tahu, aku tidak suka jika ada orang yang mengganggu dan menyentuh milikku. Jadi pergilah, sebelum aku membuatmu tidak bisa lagi melihat mataha...