7.

181 26 2
                                    

💚💚💚💚💚💚💚

Warning!
Typo bertebaran, mengandung kata kasar dan konten dewasa. Bijaklah saat membaca, cerita ini hanya fiksi belaka dan tidak mungkin terjadi dikehidupan nyata. Hanya untuk konsumsi pribadi.
Selamat membaca.
.
.
.
.













💚💚💚💚💚💚💚

Jaemin mengerjapkan matanya berkali-kali, kepalanya terasa pening. Dengan sedikit susah payah, Jaemin mencoba untuk duduk. Ia menggosok dengan lembut matanya. Jaemin terkejut, saat menyadari bahwa dirinya ternyata tidak berada di kamar lusuhnya. Matanya berkeliaran memperhatikan sekitar, ruangan itu didominasi warna putih dan hitam.

Lemari besar dengan pintu kaca terpampang di hadapannya, sebuah meja belajar yang terletak di samping ranjang, di atas meja terdapat banyak buku yang tersusun rapi. Sebuah sofa berwarna hitam terletak dengan rapi di ujung ruangan di samping jendela yang bergordenkan warna putih polos, dan sebuah ranjang besar dengan seprei berwarna hitam dipadukan dengan selimut tebal berwarna putih, serta bantal dan guling yang menjadikan ranjang ini semakin nyaman.

Jaemin segera menyudahi acara terkagum-kagumnya, setelah ia sadar bahwa ia berada di kandang serigala yang kapan saja bisa melahap kelinci kecil sepertinya. Jaemin kembali mengingat kejadian hari ini, dimulai dari ia yang babak belur oleh penindasnya dan berakhir dengan lumatan Jeno di bib...-

"Ah sial."

Jaemin reflek segera menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Ingatan terakhir itu sungguh membuat Jaemin merasa aneh, ia benci karena kehilangan ciuman pertamanya tanpa adanya rasa cinta yang terjalin saat ciuman itu terjadi, dan rasa senang disaat yang bersamaan karena pria yang mendapatkan ciuman pertanya itu adalah Jeno. Bukankah Jaemin menyukai Jeno?

Jaemin menegang saat mendengar dengan samar suara langkah kaki seseorang yang mendekat ke arah pintu, tentu saja itu Jeno, kan?

Ceklek...

Orang itu membuka pintu, mata Jaemin menangkap sesosok pemuda tampan yang tak asing baginya, masuk dan berjalan mendekat ke arah Jaemin. Jari-jemari Jaemin dengan kuat meremas selimut yang masih setia membalut tubuhnya dari pinggang ke bawah.

 Jari-jemari Jaemin dengan kuat meremas selimut yang masih setia membalut tubuhnya dari pinggang ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sudah bangun."

Hanya basa-basi yang diucapkan Jeno pada Jaemin. Pemuda Lee itu mendudukkan diri di tepi ranjang dan memberi jarak antara dirinya dan Jaemin, karena Jeno tahu bahwa pemuda manis itu sedang ketakutan.

"A...aaku di...mana?"

Sepertinya Jaemin memang ketakutan, suaranya bergetar. Jeno sedikit memberikan senyumnya.

Hello FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang