Quatre ; Wrinkle

7.6K 941 109
                                    

꧉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Udara semakin terasa panas dan kering ditengah terik mentari yang siang ini begitu membara, sinarnya seolah mengejek ratusan pasukan berbaju zirah lengkap dengan tombak juga pedangnya yang tengah berjongkok dan menunduk memohon ampun dihadapan sang raja.

Hampir sekitar lima ratus pasukan telah dikerahkan untuk memasuki hutan terlarang, namun hanyalah menyebabkan sebuah kesia-siaan. Lebih dari seratus lima puluh pasukan telah kembali dalam keadaan mengenaskan, dan yang lainnya hilang, tertelan oleh kegelapan, binatang buas, ataupun termakan oleh kabut hitam yang menyesatkan.

Kemarahan jelas tersaji dalam paras tajam Raja Aland, pikirnya berkecamuk. Berperang antara marah dan juga kehilangan. Ia begitu murka karena Lily dengan begitu beraninya melarikan diri dari istana, namun sudut hatinya begitu tersakiti. Ia kehilangan adik bungsunya, pemuda yang telah lama mencuri kepingan hatinya, dan telah ia mantapkan untuk menjadi permaisuri di negerinya.

Tongkat tanda kekuasaan itu terhempas, menjadikan guci guci megah terseret dan tersapu menyisakan pecahan yang begitu berserakan. Jubah serta mahkota megah yang tersandang dalam raga tegapnya seolah mengobarkan kemarahannya akan kegagalan sang prajurit dalam misi pencarian sang pangeran bungsu.

"Yang mulia, mohon tenanglah. Kita tidak bisa membiarkan hilangnya pangeran bungsu menjadi penghambat kemajuan Griss Blanc"

"Tetua, hutan itu berbahaya dan Liliand masuk kesana seorang diri! Kau fikir nyawa seorang pangeran adalah mainan?!"

Kemurkaan itu semakin kentara, amukan sang raja menggema dalam sudut ruang pertemuan petinggi kerajaan, walau jelas banyak dari beberapa petinggi disana yang tengah tersenyum lega akan berita hilangnya sang pangeran bungsu dalam hutan.

"Mohon ampun yang mulia raja, seorang prajurit terlatih bahkan tidak selamat didalam hutan terlarang itu. Bukankah sudah jelas jika pangeran Liliand pasti telah-"

"Tetua... !!!"

"Yang mulia raja, anda tidak bisa bersikap seperti ini. Mengorbankan lebih banyak prajurit ke dalam hutan terlarang akan sangat merugikan kita"

Ꮮเᥣᥡ [ Vkook ] • Complete ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang