06 | nikah muda

1.8K 189 27
                                    

Tidak pernah terpikirkan oleh Jisoo bahwa dia akan melaksanakan pernikahan setelah beberapa hari acara kelulusan SMA nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak pernah terpikirkan oleh Jisoo bahwa dia akan melaksanakan pernikahan setelah beberapa hari acara kelulusan SMA nya. Mimpinya untuk melakukan hal-hal menyenangkan seperti teman-teman lainnya setelah kelulusan harus tergantikan dengan dia yang menyiapkan sarapan di pagi hari untuk sang suami.

Perjodohan yang dilakukan orang tuanya—bahkan tanpa meminta persetujuan Jisoo, orang tuanya seakan tak peduli dengan perasaannya yang bahkan masih ingin mencari pujaan hatinya sendiri. Dia masih ingin merasakan jantungnya yang berdetak kencang ditambah dengan ribuan kupu-kupu didalam perutnya saat melakukan adu pandang dengan orang yang dicintai, lelaki pilihannya sendiri.

Hal yang paling Jisoo benci, dirinya sangat tidak suka dikekang, dipaksa untuk menuruti keinginan seseorang—sekalipun itu orang tuanya sendiri. Dan dia lebih benci pada dirinya sendiri karena tidak mampu untuk melawan.

Apa yang lebih gila dari suatu hal tentang Jisoo yang tak mengetahui siapa pria yang akan dijodohkan dengannya? Siapa pria yang akan menjadi pendamping hidupnya menjalankan hari-harinya? Siapa pria yang akan Jisoo lihat pertama kali setelah membuka mata di pagi hari? Jisoo bahkan tak mengetahui rupa atau sekedar nama panggilan calon suaminya.

Setelah berita kelulusan SMA nya diberitahukan—beberapa hari yang lalu, Jisoo harus menerima kabar mengejutkan tentang dirinya yang akan melangsungkan sebuah pernikahan—acara sakral yang dilakukan sekali seumur hidup seharusnya menjadi kabar menggembirakan sekaligus mengharukan bagi setiap orang.

Tapi berbeda dengan Jisoo.

Jisoo masih ingin melakukan banyak hal sebelum terikat dalam sebuah hubungan yang tidak bisa dianggap lelucon. Walaupun orang tuanya mengatakan bahwa dia tetap bisa melanjutkan kuliahnya setelah menikah, tapi semua jelas terasa berbeda.

"Jisoo, ayo bangun. Kamu harus siap-siap." Sandara—sang Mama membangunkan putri cantiknya. Wanita itu meletakkan pakaian pengantin wanita yang nanti akan dikenakan Jisoo.

Jisoo membuka matanya, langsung disuguhkan dengan beberapa orang di kamarnya yang akan bertugas merias wajahnya. Dia bangkit, duduk disisi ranjang sambil mengumpulkan sisa-sisa nyawanya yang belum terkumpul.

"Aku mandi dulu."

Sandara mengangguk, tersenyum menatap putrinya. Matanya terus berkaca-kaca saat melihat putrinya beberapa hari terakhir ini. Dia masih tidak menyangka bahwa dia akan melepaskan putri satu-satunya untuk seorang lelaki yang datang melamar Jisoo beberapa minggu lalu.

***

"Gak usah tegang, Jis." Irene tersenyum menatap sepupunya yang sedang dirias. "Cantik banget loh kamu pake kebaya gini," tambahnya. Dia tidak bohong soal kecantikan yang dimiliki sepupunya. Apalagi melihat tubuh Jisoo terbaluti kebaya putih menambah kesan cantik elegan yang terlihat.

Jisoo balas tersenyum tipis, dia melihat Irene dari cermin dihadapannya. "Aku tegang karena gak tau calon pengantin cowoknya. Berharap Mama gak asal nerima lamaran cowok. Ya minimal yang mukanya mirip Lee Minho gitu, Mba."

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang