Halo kawan-kawan jangan lupa mampir dan vote ceritaku. Masih labil dalam menulis amatir pula. Jika ada typo segera kasih tahu aku.
_______________________________________________________________________________
Usai salat Zuhur berjamaah, semua santri diperintahkan untuk menuju aula. Tentunya aula yang memiliki satir sebagai pembatas santri putra dan santriwati seperti biasanya. Letakpun jelas bagian kanan wilayah santri putra dan kiri wilayah santri putri. Aula Pondok Al Ma'mun memang cukup luas, sekitar 450 meter kibik.
Zakiya sudah menebak apa yang akan terjadi di aula nanti, pertemuannya dengan Ning Afidah membuat terkaan kenapa semua santri dikumpulkan semakin jelas. Apa yang akan dikatakan Ning Afidah bakal menjadi kenyataan. Dunia penuh kebebasan sudah semakin tenggelam saja, berganti dengan dunia penuh aturan yang cukup membuat Zakiya pusing sendiri.
Peraturan, apa pentingnya sebuah aturan yang kalau dipikir-pikir hanya membuat kita menjadi terikat dan tidak bebas. Padahal terpenting dalam peraturan hanyalah kesadaran diri akan kewajiban dan hak untuk diri sendiri dan orang sekitar. Kenapa masih saja, memperketat peraturan menjadi cara paling populer untuk merubah tabiat seseorang. Inilah yang dipikirkan Zakiya. Ia merasa jika tak perlu pusing membuat peraturan dan hukuman semua akan sadar pada waktunya. Pemikian Zakiya memang tergolong liar dan bebas, bahkan Ning Afidah yang sempat berpikir seperti ini pun sudah sadar jika perauran tetap berguna di kehidupan.
Termenung dalam pemikirannya sendiri, Zakiya dikagetkan oleh duo sahabatnya itu. Putri menepuk pundak Zakiya disusul Shela berdiri di paling ujung.
"Ngelamun aja, sih Zak? Kesambet ntar!" Putri mengagetkan Zakiya yang sejak mendengar pengumuman berjalan dengan tatapan kosong menuju Aula Pondok Al Ma'mun.
Ia bahkan tak menyadari jika kedua sahabatnya sudah berjalan duluan di depannya sampai berhenti menunggui Zakiya yang seakan hilang kesadarannya. Shela melambaikan tangan di depan muka Zakiya, mencoba melihat respon Zakiya.
"Apaan, sih Shel! Tanganmu di depanku itu ngganggu!" Zakiya berkomentar.
"Kayak mayat hidup habis turun dari jalan, diam mulu sih!" Ejek Shella.
"Mikirin apa emangnya, sampai nggak sadar sahabatmu ini udah ninggalin kamu kayak gitu," Putri penasaran.
"Nggak apa-apa. Yuk, keburu terlambat. Udah terakhir kita," ajak Zakiya berlari terlebih dahulu.
"Astagfirullahal'adzim!" Teriak Shella dan Putri beberangan.
Melihat Sahabatnya yang begitu sopan meninggalkan keduanya, mereka berlari mengejar Zakiya. Terlebih mereka sudah jenuh mendapatkan hukuman yang sangat dan super duper melelahkan. Membersihkan kamar mandi, wc, halaman, serambi masjid sudah mereka coba satu persatu. Jika dikatakan pengalaman adalah guru, tidak untuk ketiganya. Pengalaman adalah cara untuk mengulangi kembali agar lebih serius hukuman yang akan dijalani.
Segera saja, setelah sampai di aula, mereka duduk dan mendapatkan barisan paling akhir karena hampir saja terlambat. Dua orang asing sudah berada di depan, membuat kemrusuk di antara santri putra dan santriwati yang ada di aula. Mereka sibuk membicarakan tentang siapa keduanya dan akan ada hal apa di pondok pesantren mereka. Samar-samar ada yang menebak jika mereka adalah anak PPL (Program Praktik Pengalaman Lapangan) yang biasa dilakukan oleh mahasiswa semester lima, ada juga yang menebak jika mereka adalah ustaz dan ustazah baru. Tebakan yang kedua inilah yang benar. Zakiya sudah mengetahuinya di awal.
Semua masih terdengar berbisik-bisik bahkan bisikan mereka bukan lagi disubut bisik-bisik jika sudah terdengar kencang seperti itu. Apalagi Nella dan Mega yang memiliki ketertarikan dengan Gus Idrish tampak paling heboh di antara santri lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET
Spiritual"Zakiya nanti diadili lagi!" seru Nella. "Iya, tuh! Tukang buat onar, sih!" Mega mengimbuhi. " Rasain! Semoga dihukum berat sama Gus Idris! Ih ... aku nggak sabar lihat muka beliau yang super adem itu!" Nella hampir saja memekik emngungkapkan kekagu...