Halo kawan-kawan jangan lupa mampir dan vote ceritaku. Masih labil dalam menulis amatir pula. Jika ada typo segera kasih tahu aku.
_______________________________________________________________________________
Zakiya membuka pintu kamarnya, ia sudah harum dan akan tidur. Badannya lelah fisiknya pun sama. Akibat menahan malu atas ulahnya sendiri. Sudah dipastikan pula abahnya akan menemuinya besok. Karena abah Zakiya adalah sahabat dekat kyai di pondok ini. Ia terlalu bandel di rumah maka ia ditempa di sini. Ada maksud lain kenapa abahnya memilih pesantren ini dan ia tak mengetahui hal tersebut.
Ia sudah lelah pertanyaan yang diajukan sahabatnya, Zakiya tak mau menggubris dan memilih tidur cepat.
"Eh ... pertanyaan kita nggak dijawab," keluh Putri.
"Sudah, Put! Zakiya butuh tidur juga. Kita pun sama," tegur Shela
Mereka sadar Zakiya lelah pikiran dan badannya juga. Maka sebagai teman yang baik mereka membiarkan Zakiya tidur. Bukankah ini waktunya untuk tidur?
Semua sudah terlelap namun, Zakiya malah terbangun kembali. Ia lupa bahwa ada jadwal tersendiri, menulis catatan harian. Sebagai pengingat tentang apa saja yang ia lakukan setiap harinya.
14, September, 2019
Kehidupan memang misteri
Berkali-kali kau menguaknya tak adapun yang kau mengerti
Karena itu rahasia ilahi
Aku pun tak mengerti kenapa porosku menjadi berganti
Kenapa perasaan ini tak pernah kumengerti
Akan kebencian yang tak tau kapan akan mati
"Ya Allah...
Aku tak mengerti kenapa pertemuan ini menghasilkan benci. Kenapa iri hati selalu menampakkan diri. Sikap takabur juga mengubah diri. Aku malu atas apa yang kuperbuat namun ego diri membuat dilema untuk mengakui kesalahanku itu.
Ya Allah
Aku tahu hambamu ini takkan abadi, kematian pun sudah membayang-bayangi diri. Tetapi kenapa hati ini tak mau dimengerti? Selalu merasa tinggi hati. Aku harus bagaimana?"
Seusai Zakiya menulis curhatannya hari ini, ia terlempar pada masa awal ia memasuki pesantren. Zakiya remaja yang masih berkutat pada ide-ide kejahilannya hanya untuk memperoleh kesenangan pribadinya. Enam bulan yang lalu ketika ia mendapat skorsing dari sekolah lamanya karena membuli guru fisikanya yang dianggapnya kurang berkompenten. Ia mengajukan pertanyaan sulit agar gurunya bingung untuk menjawabnya. Ia memang terkenal anak cerdas tetapi ia juga terkenal suka berbuat ulah. Dua sisi yang sangat berlawanan ada pada dirinya. Salma, bunda dari Zakiya sudah lelah akan kelakuannya. Masih kelas dua SMA, namun kasus yang ia buat sudah seambrek. Puluhan kali Salma dipanggil akibat ulah anaknya ini. Hingga akhirnya bundanya sudah jengah dan memutuskan untuk memondokkan ia ke pondok sahabat dari Kyai Ahmad, Abah Zakiya. Ironi sekali seorang kyai mempunyai anak yang bandel. Entah kenapa, tetapi kebanyakan seperti ini.
****
"Zak, ayo bangun!" Putri berteriak.
"Zak, udah pagi! Mau terlambat lagi?" tanya Shela.
"Hmm." Zakiya yang dibangunkan oleh temannya nampak tenang saja. Padahal tadi malam keinginan Zakiya untuk tak berurusan dengan Gus Idrishan itu. Nyatanya pagi ini saja Zakiya masih anteng di tempat tidurnya.
Berulang kali Zakiya dibangunkan oleh Putri dan Shela, namun nihil adanya. Mau tidak mudzabir santri putri yang akan membangunkan Zakiya. Poor Zakiya, salah sendiri molor terus. Kamar-kamar lain sudah digedor pintunya oleh mudzabir santri putri. Ada yang mendapat guyuran air kolam, ada yang terkena gepukan sajadah, ada yang kena toa di telinganya. Ini menujukkan pukul 3. Jadi, seluruh santri diharapkan bisa jamaah sholat sunah tahajud. Peraturan pondokharus ditegakkan, maka dari itu dewan pendidikan yang mengurusi santri yang telat bangun.
'Byur'
Tidak salah Zakiya mendapatkan gururan air kolam dari Mbak Delia, mudzabir yang piket hari ini.
"Apaan ini!" Zakiya berteriak.
"Sudah bangun?" tanya Delia dengan nada sinis.
Zakiya mendongak ke atas melihat siapa yang mengguyur hari ini. Sial! Kakak sepupunya sendiri.
"Sudah, mbak,"Zakiya berucap, segera saja ia lari kencang menuju kamar mandi namun ditahan oleh kaka sepupunya itu.
"Lain kali jangan terlambat! Awas kuberitahu abah," ancam Delia.
"Iya, nanti juga abah bakal ke sini karena kejadian kemarin," jawab Zakiay tertunduk.
"Makanya jangan bandel, nurut sama peraturan!" nasehat Delia.
"Tapi ..."
" Sudah, cepat siap-siap mau terlambat lebih lama lagi?" tanya Delia. Benar saja Zakiya suda terlambat.
Mampus! Umpat Zakiya dalam hati

KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET
Spiritual"Zakiya nanti diadili lagi!" seru Nella. "Iya, tuh! Tukang buat onar, sih!" Mega mengimbuhi. " Rasain! Semoga dihukum berat sama Gus Idris! Ih ... aku nggak sabar lihat muka beliau yang super adem itu!" Nella hampir saja memekik emngungkapkan kekagu...