📖 : halaman lima

1.4K 211 20
                                    

i would do anything to have you, just wait and see.’




























































.















Pip pip pip







Haruto terkesiap mendengar suara pintu apartemen, laki-laki tinggi itu mendekat begitu Junkyu masuk kedalam.



Greb




"Lo lama banget tauga." Bisiknya dengan nada rendah di telinga Junkyu.

Junkyu tidak melakukan pemberontakan apapun, malah merasa hangat ketika Haruto memeluknya dari belakang.

"Gue nungguin bus," Balasnya sembari mengusak surai gelap haruto tanpa mengubah posisi.


"Jeongwoo gak anter?"


"Dia bilang ada urusan di rumah sakit."


"Bisa-bisanya dia biarin lo pulang sendirian. Kenapa gak telepon gue?"

"Baterainya abis."


Haruto tak mengatakan apapun lagi, ia tengah sibuk menciumi leher jenjang junkyu dari belakang membuat si manis itu kegelian.


"Gue belom mandi, to." Junkyu menjauhkan diri.

"Terus?"


"Gerah, mau mandi." Tadinya ia ingin melangkah namun segera ditahan Haruto.


"Gue kan lagi kangen."



"Duh, hari ini gue capek. Gerah mau mandi."
Junkyu sedikit merengek. Haruto menatapnya seperti keheranan.
Sisi Junkyu yang tak pernah di lihatnya selama ini.



Haruto menyeringai.
"Boleh, tapi gue harus ikut."




"Gak- gada." Junkyu melesat secepatnya meninggalkan haruto yang terkekeh.








..




Pria separuh baya itu menatap album foto yang di pegang nya. Itu adalah foto keluarga, di dalam foto itu semuanya tersenyum.

"Ah, rasanya baru kemarin aku mendengar mu menangis ketika melihat dunia." Ujarnya ketika perhatiannya terfokuskan pada seorang laki-laki, anaknya- Junkyu.

"Waktu itu, aku merasa senang dan sedih. Aku memiliki mu tapi aku harus bersiap karna kamu akan berhadapan dengan dunia yang kejam.
Disaat itu juga aku berkata pada diri sendiri, aku akan melindungi mu, membuatmu bahagia dengan jalanmu sendiri."

Sang Ayah berkaca-kaca, masih teringat jelas olehnya, Junkyu harus masuk rumah sakit selama dua bulan karna kecelakaan akibat ulahnya sendiri, balap motor liar.

Ia menyesal dan menyalahkan diri sendiri karna memperbolehkan Junkyu melakukan apapun meskipun itu hal buruk.

Ia berjanji akan melarangnya melakukan hal-hal yang bisa melukai anak semata wayang nya itu saat ia sadar.
Tapi, rupanya tekadnya itu tidak cukup kuat ketika melihat Junkyu tersenyum dan berjanji padanya
”tenang, aku kan anak ayah. jangan khawatir, okay?”








Obsidere ft. hrkywooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang