📖 : halaman dua

3K 322 92
                                    

"di jodohin?"

Haruto sontak membatu, pikirannya berkecamuk saat itu juga.
Tapi berbeda dengan wajahnya yang terlihat datar, karna ia dan junkyu melakukan itu untuk bersenang-senang semata. Benar, tidak lebih dari itu.

Junkyu mengangguk sebagai jawaban. Bibirnya terkulum kedalam, wajahnya nampak bimbang.
"bokap gue tiba-tiba aja jodohin gue, sama jeongwoo."

Laki-laki di hadapan junkyu itu kembali membulatkan matanya. Jeongwoo adalah teman masa kecil junkyu, saat ini ia bekerja di sebuah rumah sakit cukup besar di daerah mereka tinggal. Jeongwoo adalah seorang dokter, dokter bedah.

Haruto memundurkan dirinya, sedikit menjauh dari junkyu. Rasanya mendadak tidak berselera.

"Jeongwoo bilang apa?" Tanya haruto masih dengan wajah nya yang dingin.

"Nah, itu dia masalahnya.
Jadi, bokap nya jeongwoo itu kan lagi sakit keras, jeongwoo minta tolong ke gue buat setuju."

"Sakit apa?"

Junkyu menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal itu, "Gak tau pastinya juga gue. Setau gue penyakitnya udah susah buat di sembuhin, makanya dia jodohin jeongwoo, takut ajal nya dateng duluan."

"Terus kenapa musti lo?"

"Gue gatau, aish." Junkyu frustasi, surai kecoklatan itu di acaknya kasar.

"Kalo masalahnya cuma pengen liat anak nya nikah, dia bisa cari orang lain. cewe kan banyak. Heran aja sih gua."

Haruto sama sekali tak menatap Junkyu saat mengatakan itu, takut kalau-kalau junkyu menangkap matanya.

Junkyu tersenyum, entah karena apa saat ini atensi nya fokus pada cowok di hadapannya itu.


"Jangan bilang lo cemburu?" Tebak junkyu dengan wajah jahilnya.


"Gua?"

Junkyu ngangguk.

"Cemburu?"

Junkyu ngangguk (2)

"Sama dia?"

Junkyu ngangguk (3)



"Haisssh."

Haruto menyerah, menghela nafas membuatnya sedikit merasa lega. Berbeda dengan junkyu yang terkekeh karna geli.

"Seriusan cemburu? Hahaha."

"Iya gua cemburu. Puas?!"

Tiba-tiba saja junkyu memegang kedua bahu cowok berdarah Jepang itu, keduanya bertatapan, cukup lama.


"To, jangan bilang lo baper sama apa yang kita lakuin ini?" Mimik wajah cowok yang lebih pendek itu berubah seketika.


Haruto hanya diam menatapnya.



"Dari awal kita cuma main-main, to."



"Yah, bukan berarti kita nothing, kan?"


Junkyu tersenyum dan menarik haruto dalam ciumannya. Kedua insan itu saling memagut bibir satu sama lain, melanjutkan aktivitas mereka yang tertunda.






































Laki-laki tua itu memasang wajah takut begitu melihat anaknya, jeongwoo yang berjalan memasuki kamarnya sembari tersenyum.

Sang anak duduk di tepian ranjang, dengan senyuman yang terus mengembang di bibirnya. Berbanding terbalik dengan ayahnya, yang tampak gelisah dan ketakutan.

Obsidere ft. hrkywooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang