📖 : halaman delapan

1.4K 180 46
                                    

haloo
aku balik lagi hihihi





Obsidere










sinar mentari pagi itu memaksa masuk kedalam kamarnya, tampaknya tirai besar nan tebal itu tak cukup untuk menangakis serangan sang planet kesatu tata surya.
junkyu terbangun dari tidurnya, entah mengapa tubuhnya terasa pegal-pegal, ia juga merasa sedikit pusing.

apakah karena perjalanan kemarin?

kaki jenjang itu menapaki lantai ubin kamarnya yang dingin, benar saja ia hampir saja oleng. ia berpikir itu sedikit berlebihan jika ia kecapean karna bermotor menemui rekan-rekan nya.

"Kenapa kaki gue sakit banget rasanya?"
gumamnya.

"junkyu, lo sudah bangun? gue mau bilang kalo gue mau berangkat kerja." suara jeongwoo dibalik pintu membuat junkyu berjalan mendekati pintu,

"jeongwoo, kepala gue sakit." ujar simanis begitu pintu dibuka.

"lo sakit?" jeongwoo sedikit panik, menaruh punggung tangan itu di kening orang terkasih nya.

"kaki gue juga sakit banget." keluh junkyu lagi.

"lo gak melakukan hal yang aneh-aneh kan kemarin?"

junkyu menggeleng tentu saja, ia tidak merasa melakukan hal ekstrem, hanya berciuman dengan haruto sebentar saja seingat nya, ya dia rasa begitu sih.

ia tidak ingat.

"gimana gue bisa pergi kerja ninggalin lo dalam keadaan kaya ini?"

"AHHH!"

junkyu memekik karna jeongwoo menggendongnya ala bridal, membawa sang tuan putri ke kasur empuknya.

junkyu bersandar pada dashboard ranjang.

"bukannya lo mau berangkat kerja?"

"terus gue harus ninggalin lo disini gitu?"

"y-ya gak apa-apa lagi,"

"gue bakalan izin. sini kakinya, gue liat."

junkyu merasa tidak enak, ia sendiri bingung darimana asal rasa sakit itu.

sementara jeongwoo sedang memeriksa kaki junkyu. menaruh kedua kaki nya dipaha laki-aki berkulit tan itu.

"rasanya aneh kalo lo yang jadi pasien gue." kata jeongwoo.

"kenapa?"

"deg-degan aja sih, hehehehe."

junkyu mendengus.

"gak mempan ya?" ujar jeongwoo sembari terkekeh pelan.

"lo sendiri ga pernah cinlok sama suster atau dokter di rumah sakit gitu?"

jeongwoo sontak tertawa, menurutnya pertanyaan junkyu itu konyol. bukankah junkyu mengetahui fakta bahwa ia menyukai pemuda manis bermarga kim itu?

"kenapa lo ketawa?"

jeongwoo gada niat buat jawab pertanyaan.

meletakkan pelan kaki junkyu di kasur dengan sangat hati-hati.
"lo cuma kecapean aja, istirahat sebentar kayanya cukup. gue udah tahu obat yang harus lo minum, nanti kita keluar setelah lo mandi dan sarapan."

junkyu mengangguk, "lo gapapa bolos kerja?"

"lo lebih penting buat gue."

"apasih." bantal pun melayang ke wajah jeongwoo setelahnya.

"lo mau mandi sekarang atau nanti?"

"lo mau ikutan?" tanya junkyu sedikit kesal.

"mau gue gendong ke kamar mandinya? kaki lo kan masih sakit,"

Obsidere ft. hrkywooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang