BAGIAN 15

11.5K 2.8K 1.5K
                                    

"Pukul saya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pukul saya!"

"Enggak!"

"Tusuk!"

"GAK MAU!"

"Anda lemah kalau tidak mau."

"Lah ngatur?"

Julian dan salah seorang pria tua sedang berhadapan diruangan kosong. Beberapa orang anggota menyaksikan melalui kaca transparan diluar ruangan.

Pria tua itu memaksa Julian untuk memukulnya, bahkan menusuknya menggunakan pisau. Tapi Julian sama sekali tidak mau bergerak. Remaja itu merasa tidak bisa memukul orang yang lebih tua. Apalagi pria dihadapannya ini terlihat lemah.

Bima masih memperhatikan dengan tatapan tenangnya. Menurutnya Julian akan sedikit sulit untuk dilatih. Karena Julian belum memiliki pemicu amarah seperti anggota lain.

"Yang tadi masih mending udah mati, nah ini masa disuruh nusuk orang hidup. BANG LO KALO MAU BECANDAAN JANGAN KAYA GINI!" Julian meneriaki Bima penuh kekesalan.

"Saya baru tahu kalau putra Jonathan sepengecut ini." Ucap pria tua dihadapan Julian.

Julian yang hampir menangis itu langsung menoleh bingung. "Ha?"

"Tuan Jonah pernah bertarung dengan saya. Seharusnya tidak heran kenapa anaknya lemah dan pengecut. Semua sifat memang menurun dari orang tua." Pria itu berbicara dengan nada meremehkan.

Julian memandang tidak percaya, "Dont you dare talkin' bout my father."

Julian menarik niatnya untuk bersimpati kepada pria tua ini. Nyata nya pisau ditangannya sudah siap untuk bergerak. Walaupun ini masih terasa tidak benar.

Plakk!

Julian melotot karena terkejut. Wajahnya baru saja ditampar dengan sangat keras oleh pria dihadapannya. Julian bahkan tersungkur dan mundur beberapa langkah dari tempat awal. Pipinya memerah akibat tamparan keras.

Rupanya tidak cukup sampai disitu, pria tua tadi kembali berjalan menghampiri Julian dan menarik kerah baju remaja itu sampai terangkat. Kakinya bahkan tidak menapak lagi ditanah.

"Jangan memakai simpati dalam pertarungan! Kalau tidak berani menyerang, maka dirimu yang akan diserang." Ucapnya kemudian melempar tubuh Julian menggunakan satu tangan. Tubuh ringan itu terlempar cukup jauh bahkan menabrak dinding. Pisau ditangannya tidak sengaja mengenai lengannya sendiri.

Julian memandangi lengannya yang mulai mengeluarkan darah segar. Nyatanya Julian terluka karena senjatanya sendiri.

"Bang?! Seriously?" Bima hanya membalas tatapan itu dengan tatapan datar seperti biasa.

Satu kali lagi pukulan keras dilayangkan diwajah Julian. Kini bahkan sudut bibirnya terluka dan mengeluarkan darah. Julian beberapa kali tersungkur lalu akan diangkat kembali untuk dipukul. Pukulan berulang-ulang tanpa jeda.

THE ATHAYA - NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang